Sunday, July 10, 2016

Sholat Dhuha

Oleh : Ust Riyadh Ahmad

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Hadirin rokhimakumulloh,
Untuk memulai kultum kali ini,
Kami kisahkan tentang seorang ibu-ibu yang juga sebagaimana kebanyakan ibu-ibu pada umumnya, hari-hari dihabiskan untuk mengurus anak. Waktu terus berjalan. Hingga ada satu kejadian. Sebenarnya sudah agak lama ia sering merasakan nyeri didada. Hingga ketika dibawa kedokter ternyata dia terkena kanker payudara.

Siapa yang tidak shok kalau begini. Hilanglah gairah. Sering menangis. Terbayang tidak seditikit angka kematian akibat penyakit ini.

Biaya pengobatan mahal. Peralatan diindonesia belum cukup memadai untuk menangani penyakit seperti ini. Anak-anak masih kecil.
Sudahlah campur-campur rasanya dihati. Sedih, penasaran, bingung dan sebagainya. Ikhtiar terus digencarkan. Tapi belum menuai hasil.

Hadirin rokhimakumulloh,
Sampailah kemudian ibu itu, ketemu dengan seorang ustadz. Dimana mungkin ustdz trsebut tidak tega mau memberi nasehat langsung. Maka agar lebih halus ustadz tadi -dalam rangka memberi nasehat- menceritakan kisah ilustrasi sebagai berikut:

Ada seorang kuli yang sedang beraktivitas dilantai bawah. Bosnya dari lanti 7 ingin memanggilnya. Kemudian Agar kuli yang dibawah itu menengok dan memperhatikan panggilan. Sang bos melemparkan selembar uang sepuluh ribuan.

Betul, si kuli kegirangan mengambil uang tadi. Tapi dia tidak menengok keatas. Dikiranya uang jatuh itu kebetulan.

Karena belum perhatian. Sang bos kembali menjatuhkan uang agar kuli dibawah mau perhatian nengok keatas. Walau jumlah nominal sudah ditambahi oleh sang bos, kulinya tetap tidak nengok keatas.

Hal ini berulang kali dilakukan oleh sang bos. Sampai jumlah nominal uang lumayan besar. Belum juga kuli tadi nengok ke atas.

Akhirnya dengan terpaksa Sang bos diatas. Mengambil batu kerikil kemudian dilemparkan tepat dikepala si kuli. Apa yang terjadi? Baru si kuli nengok keatas.

Hadiri rokhimakumulloh,
Demikian pula yang terjadi pada kita. Kita, adalah ibarat kuli itu. Alloh adalah big bos kita. Banyak sekali Alloh menganugrahkan nikmat kepada kita. Tak sadar sering kita mengira semua ini kebetulan. Padahal semestinya kita sadari bahwa banyak nikmat yang kita terima mestinya membuat kita nengok keatas.
Alias memperbaiki dan memperbanyak ibadah kepadaNya.

Namun ini sering kita abikan. Sehingga sampai ada kerikil masalah datang dalam kehidupan kita. Sebagai  peringatan dariNya.

"Maksud ustadz, penyakit ini ibarat krikil peringatan itu?" Tanya Ibu diatas

"Eeeeeeeeem biar lebih gamblang renungkan hadist berikut" Ustadz tadi menghaluskan nasehatnya dengan menyampaikan sebuah pesan Nabi:

“Dalam tubuh manusia itu ada 360 ruas tulang. Ia harus dikeluarkan sedekahnya untuk setiap ruas tulang tersebut.” Para sahabat bertanya: ”Siapakah yang mampu melaksanakan seperti itu, ya Rasulullah?” Beliau bersabda: ”,......cukuplah engkau mengerjakan sholat Dhuha.” (HR Ahmad )

Bayangkan 360 ruas tulang. Itu semua tidak gratis. Harus kita sedekahi. Bahasa tegasnya harus kita bayar kepada Alloh melalui shalat dhuha.

"Lha kok ustadz tahu kalau saya jarang sholat dhuha?" Ungkap ibu itu

"Lha ini kan ibu yang cerita sendiri, saya cuma menyampaikan pesan Rasull. Malah ibu ngaku, He he he. sholat dhuha-lah dengan sungguh-sungguh, karena ibu banyak hutang padaNya, maka jangan puas di dua atau empat rokaat saja. Dhuha ini semoga menemani ikhtiar ibu, berobat dari kanker tersebut"

Hadirin rokhimakumulloh
Subhanalloh diluar dugaan, kurang lebih ceritanya; ibu tadi memang terus intens terapi, tapi tiap  kali akan atau usai terapi kanker -yang mahal itu- ada saja rezekinya, ada saja yang mbayari. Dan tidak dalam waktu lama kesehatannya pulih kembali.

Hadirin rokhimakumulloh,
Boleh jadi penyakit itu hanya wujud fisik dari hutangNya pada Alloh yakni 360 sendi yang jarang dibayar. Maka begitu dibayar dengan getol sholat dhuha, ikhtiar pengobatan dibuat sangat mudah oleh Alloh. Ya kita masih dialam dunia, maka ilmu dunia (kedokter) harus tetap ditempuh. Sedangkan yang lebih wajib ditempuh adalah ilmu langitnya yakni SHOLAT DHUHA.

Hadirin rokhimakumulloh
demikian kultum pagi ini. Semoga romadhon tahun ini, menjadi bulan pelunasan kita untuk hutang-hutang dhuha kita yang bolong-bolong. Dari pada kelak dibayar menggunakan kesehatan kita. Mending ayo kita bayar dengan semangat dhuha kita. Maksuimalkan di 8 atau syukur-syukur 12 rokaat.

Wabillahi taufiq walhidayah

والسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

No comments: