Wednesday, December 30, 2015

Kenapa Lulusan SMP Bisa Lebih Sukses dan Lebih Makmur dibanding Lulusan S1 dan S2?

Ada anak ndeso lulusan SMP bernama Darmanto, yang kini jadi national internet expert dan berkantor dari rumahnya di desa Kranggil, Pemalang. Yang kedua, Afidz, lulusan SMP yang jadi juragan soto Lamongan dan bertekad segera mengumrohkan orang tuanya ke tanah suci.

Di sisi lain, kita acap melihat anak muda lulusan S1 bahkan S2 yang masih menganggur. Atau juga sudah bekerja namun dengan penghasilan pas-pasan. Bulan masih tanggal 9, gaji sudah habis. Pening deh kepala.

Pertanyaannya : kenapa bisa begitu? Kenapa anak lulusan SMP bisa lebih makmur dibanding lulusan S2? Sajian pagi ini akan menelisiknya dengan gurih dan merenyahkan.

Memang tak jarang kita melihat pemandangan yang paradoksal seperti itu : saat orang-orang yang hanya lulusan SMP bisa begitu sukses, sementara ribuan sarjana S1 dan bahkan S2 mengeluhkan tentang penghasilannya yang katanya tidak mencukupi. Ketika saudaranya yang masih dalam lingkup satu institusi dinaikkan sementara saudara lainnya tidak naik. Gelombang protes muncul dimana-mana. Muncul istilah-istilah yang terkadang membuat kening ini berkerenyut. Anak Tiri, Bawang Merah – Bawang Putih atau istilah lainnya yang membuat kita tersenyum sendiri.

Setidaknya ada tiga elemen kunci yang barangkali bisa menjelaskan ironi getir semacam itu. Yaitu : The Power of Kepepet , The Darkness of Gengsi dan The Magic of Street Smart.

Faktor # 1 : The Power of Kepepet.

Mungkin orang-orang lulusan SMP itu bisa sangat sukses karena faktor kepepet. Justru karena kepepet, mereka sukses. Justru karena kepepet, mereka dipaksa melakukan something yang membuat mereka bisa melenting.

Sederhana saja, ijasah mereka hanyalah lulusan SMP.  Dengan ijasah SMP, perkerjaan bagus apa yang bisa diharapkan? Tak ada pilihan lain : jika mereka ingin mengubah nasib lebih makmur, pilihannya adalah melakukannya dengan jalan merintis usaha sendiri.

Mereka dipepet oleh keadaan : mau hidup miskin selamanya (karena sulit dapat kerja dengan hanya
mengandalkan ijasah SMP) atau nekad membangun usaha sendiri yang berpotensi sukses besar.

Orang dengan ijasah S1 dan S2 mungkin tidak punya faktor kepepet seperti itu : ah, santai saja toh nanti saya pasti dapat pekerjaan. Dan begitu sudah dapat pekerjaan (meski dengan gaji seadanya), tetap tidak ada “faktor yang me-mepet-kan” dirinya : ah meski gaji segini kan saya bisa tetap hidup oke.

Pelan-pelan, perasaan semacam itu membuatnya masuk ZONA NYAMAN (COMFORT ZONE). Dan persis disitu, faktor kepepet menjadi mati. Itulah sebabnya tidak banyak PNS yang berani Resign untuk mengambil keputusan besar meraih kesuksesan YANG LEBIH BESAR. Karena COMFORT ZONE telah merasuk kedalam jiwa dan sanubarinya yang paling dalam. Jadi PNS saja sudah alhamdulillah. Gak usah neko-neko. Nggolek dunyo gak ono entek e. Nek metu juga durung karuan. Nek gak nduwe duit yo nyilih koperasi sih entuk. Bank-bank juga gelem karo SK PNS kok. He he he he... Hidup itu pilihan. Itulah bahasa penolakan yang sering kita dengar.

Padahal seperti yang kita lihat, faktor kepepet justru yang bisa memaksa orang – bahkan lulusan SMP sekalipun –untuk melakukan something extraordinary. Kepepet karena tidak banyak pilihan mungkin bukan kutukan. Ia justru berkah terselubung yang bisa membuat orang menapak jalan kesuksesan.

Faktor # 2 : The Darkness of Gengsi.

Orang-orang lulusan SMP mungkin tidak lagi punya gengsi. Lah cuman lulusan SMP, apa lagi yang mau dipamerkan. Namun justru karena itu mereka tidak merasa rikuh untuk memulai usaha dari bawah sebawah-bawahnya : mulai dari pemulung misalnya, sebelum pelan-pelan merangkak menjadi juragan barang bekas.

Dan kisah orang sukses lulusan SMP banyak bermula dari jalur marginal seperti itu : mulai dari jualan gerobak bakso keliling di jalanan yang berdebu hingga punya 70 cabang. Mulai dari kuli keceh sablon hingga punya pabrik kaos sendiri.

Lulusan S1 dan S2 mungkin tidak punya keberanian seperti itu. Lah saya kan lulusan S2, masak suruh dorong gerobak soto lamongan. Lah, masak saya harus keliling kepasar-pasar
jualan kaos, kan saya sudah sekolah S1 susah-susah, bayarnya mahal lagi. Apa kata dunia?? (Dunia ndasmu le).

Dan persis mentalitas gengsi seperti itu yang barangkali membuat banyak lulusan S1 dan S2 menjadi yah, gitu-gitu deh nasib hidupnya.

Orang lulusan SMP tidak punya mentalitas gengsi seperti itu. Mereka mau berkeringat di jalanan yang panas dan berdebu, demi merintis impiannya menjadi juragan yang makmur dan kaya.

Faktor # 3 : The Magic of Street Smart.

Orang-orang lulusan SMP yang tak punya kemewahan berupa ijasah perguruan tinggi itu, mungkin dipaksa belajar dari kerasnya kehidupan di jalanan. Dari kerja keras mereka di jalanan yang panas dan berdebu dan penuh lika-liku. Dan dari kerja keras di jalanan yang berdebu itu mungkin anak lulusan SMP tadi justru bisa mengenal “ilmu street smart” – KECERDASAN JALANAN yang tak akan pernah bisa diperoleh oleh para lulusan S1 dan bahkan S2 dari ruang kuliah yang acap “berjarak dengan realitas”.

Street smart yang mereka dapatkan dari jalanan itu pelan-pelan kemudian bisa membuat mereka benar-benar lebih cerdas dibanding lulusan S1 dan bahkan S1; meski Cuma lulusan SMP.

Anak lulusan SMP yang langsung berjualan gerobak soto Lamongan mungkin bisa lebih cerdas tentang “ilmu pemasaran dan manajemen pelayanan pelanggan” dibanding anak-anak lulusan S1 yang sok belajar teori tentang customer service atau branding strategy (sic!).

Street smart barangkali yang ikut menjelmakan orang-orang lulusan SMP untuk merajut jalan hidup sukses yang penuh kemakmuran.

Demikianlah, tiga elemen kunci yang boleh jadi merupakan pemicu kenapa lulusan SMP bisa lebih sukses dibanding lulusan S1 dan S2 :

The Power of kepepet,
The Darkness of gengsi, dan
The Magic of street smart.

Redefine your future life. Renovate your future destiny.
Selamat Pagi.
Selamat Beraktivitas.
Semoga Segala Aktivitas kita hari ini bernilai ibadah di sisi-Nya. Aamiin.

#penulis: dwiprahoroirianto

Monday, December 28, 2015

"SALMON DAN HIU"



Pada menu ikan masakan Jepang, ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tsb masih dalam keadaan hidup, saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dgn ikan salmon yg sudah diawetkan dgn es.



Itu sebabnya para nelayan Jepang selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dlm perjalanan menuju daratan salmon² tsb tetap hidup.



Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yg mati di dalam kolam buatan tsb. Bagaimana cara mereka (nelayan Jepang) menyiasatinya?

Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil di dalam kolam tsb.



Sungguh Ajaib..! Hiu kecil tsb "memaksa" salmon² itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa si hiu kecil tsb.



Akibatnya banyak ikan salmon yg tetap hidup & jumlah salmon yg mati justru menjadi sangat sedikit..!



Diam membuat kita Mati...!

Bergerak membuat kita Hidup...!

Lalu, Apa yg membuat kita Diam?



Saat tidak ada masalah dlm hidup dan saat kita berada dlm zona nyaman.



Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena.

Begitu terlenanya sehingga kita tdk sadar bahwa kita telah mati..!



Dan..., Apa yg membuat kita bergerak..?

Masalah..., sekali lagi..., Masalah....!

Tekanan Hidup.., dan Tekanan Kerja...



Saat masalah datang, secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu...



Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa...



Jangan lupa...,

bahwa kita akan bisa belajar banyak dlm hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup...



Itu sebabnya syukurilah kehadiran "hiu kecil" yg terus memaksa kita utk bergerak dan tetap survive *dan menyerahkannya pada Tuhan.

NEVER GIVE UP!!! Tetap semangat...

Semoga bermanfaat...



Mudah mudahan ini bisa menjadi pengingat untuk kita semua ...

Sunday, December 27, 2015

Taujih Dr. Salim Segaf Al Jufri



Memaknai Arti Berkah.



Barokah atau berkah adalah kondisi yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.



Barokah bukanlah serba cukup dan mencukupi saja, akan tetapi barokah ialah bertambahnya ketaatanmu kepada الله dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.



Barokah itu: "...albarokatu tuziidukum fii thoah." Barokah itu menambah taatmu kepada الله.



Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub عليه السلام, sakitnya menambah taatnya kepada الله.



Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Musab ibn Umair.



Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Makkah punya keutamaan di hadapan الله ...tiada banding....tiada tara.



Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.



Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, akan tetapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat dan darahnya dalam beramal & berjuang untuk agama الله.



Penghasilan barokah juga bukan gaji yg besar dan berlimpah, tetapi sejauh mana ia bisa jadi jalan rejeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.



Anak² yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar & mempunyai pekerjaan & jabatan hebat, tetapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih & tak henti²nya mendo'akan kedua Orangtuanya.



Semoga segala aktifitas kita hari ini barokah.

.

بَارَكَ اللهُ فِيْك



"Barang siapa yg mengajarkan satu ilmu dan orang tersebut mengamalkannya maka pahala bagi orang yang memberikan ilmu tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.

Tuesday, December 01, 2015

FAKTA TENTANG GAZA PALESTINA

1). Ternyata warga negara asing
yg disegani olh warga disana
adalah warga negara Indonesia !
Selain karena INA adalah
negara dg jumlah penduduk
muslim terbesar di dunia (semoga
warga Palestina tdk mengetahui
kondisi keIslaman Indonesia
supaya tdk kecewa :-P ), juga
karena Indonesia selalu
memberikan dukungan moriil
dibandingkan dg negara lain,
baik negara di Timur Tengah lain
sekalipun. Tapi skg sudah mulai sedikit demi sedikit ada perubahan Alhamdulillah...

2). Walaupun tinggal di area
konflik, anak-anak di Gaza tidak
ada yang trauma sedikitpun.
Wajah mereka selalu riang &
ceria!.

3). Ternyata rata-rata pendidikan
minimal warga sana adalah S2 !.

4). Saat mengunjungi panti org
cacat, disana juga para
penghuninya juga tdk ada yang
murung. Semuanya menampakkan
wajah ceria! Yg mereka yakini
adalah bagian tubuh mereka yg
tidak ada telah mendahului mereka
ke Surga.

5). Rata2 masyarakatnya
hafidz 30 juz. Kalau di Indonesia ??? Yukk Semangat Belajar Qur'an...

6). Rata-rata ibu-ibu disana tdk
tidur sebelum membaca 3 juz al
Qur’an!.

7). Saat komisi X DPR kesana tahun 2014,
mereka sempat mengunjungi
penjara hasil tawanan Israel. Dan
ternyata disana berisi ibu-ibu dan
anak Palestina yg dikurung
dengan dakwaan yg tdk jelas
alasannya. Dan hukuman untuk
mereka rata-rata tdk logis. 1000
tahun penjara! Sebegitu takutkah
Israel terhadap Palestina?

8). Setiap anak kecil yg ditanya,
mereka bercita2 mnjadi
pasukan Izzuddin Al Qasam &
syahid di jalan Allah

9). Angka kelahiran selalu sama
dg atau lebih besar dari
angka kematian. Setiap lahir hampit selalu Kembar kembar 5 , 7. Masya Allah...
Tanah yg takkan kekurangan Pejuang!

10). Sebagian dari warga dunia
mengira rakyat Palestina
memperjuangkan ‘tanah kelahiran
mereka’. Nyatanya jawaban
mereka adlh, ’ kami disini
memperjuangkan tanah yg
memang ditakdirkan untuk umat
Islam. Hnya saja karena kami
lah yg ditakdirkan untuk lahir
disini, makan kami lah
berkewajiban untk melindungi
tanah umat Islam ini’ .

11). Di sana tdk ada pupuk.
Namun ternyata semua hasil
pertaniannya adalah grade A.
Grade terbaik! Memang, tanah
akan kian subur dengan darah para Suhada

Friday, November 27, 2015

SEKOLAH 'KNOWING' vs SEKOLAH 'BEING'.

Suatu hari sy kedatangan seorang tamu dr Eropa. Sy menawarkan kepadanya melihat2 objek wisata kota Jakarta.

Pada saat kami ingin menyeberang jalan, teman sy ini selalu berusaha utk mencari zebra cross. Berbeda dgn sy dan org Jakarta yg lain, dgn mudah menyeberang dimana saja sesukanya.

Teman sy tetap tdk terpengaruh oleh situasi. Dia terus mencari zebra cross setiap kali akan menyeberang. Padahal di Indonesia tidak setiap jalan dilengkapi dgn zebra cross.

Yg lbh memalukan, meskipun sdh ada zebra cross tetap saja para pengemudi tancap gas, tidak mau mengurangi kecepatan guna memberi kesempatan pada para penyeberang. Teman sy geleng2 kepala mengetahui perilaku masyarakat kita.

Akhirnya sy coba menanyakan pandangan teman sy ini mengenai fenomena menyeberang jalan tadi.

Sy bertanya mengapa orang2 di negara kami menyeberang tidak pada tempatnya, meskipun mereka tahu bahwa zebra cross itu adalah utk menyeberang jalan. Sementara dia selalu konsisten mencari zebra cross meskipun tidak semua jalan di negara kami dilengkapi dgn zebra cross.

Pelan2 dia menjawab pertanyaan saya, "It's all happened because of The Education System."

Wah, bukan main kagetnya sy mendengar jawaban teman sy. Apa hubungan menyeberang jalan sembarangan dgn sistem pendidikan?

Dia melanjutkan penjelasannya,
"Di dunia ini ada 2 jenis sistem pendidikan, yang pertama adalah sistem pendidikan yg hanya menjadikan anak2 kita menjadi makhluk 'Knowing' atau sekedar tahu saja, sedangkan yg kedua sistem pendidikan yg mencetak anak2 menjadi makhluk 'Being'.

Apa maksudnya?

Maksudnya, sekolah hanya bisa mengajarkan banyak hal utk diketahui para siswa. Sekolah tidak mampu membuat siswa mau melakukan apa yg diketahui sebagai bagian dr kehidupannya.

Anak2 tumbuh hanya menjadi 'Makhluk Knowing', hanya sekedar 'mengetahui' bahwa:
- zebra cross adalah tempat menyeberang,
- tempat sampah adalah utk menaruh sampah.

Tapi mereka tetap menyeberang dan membuang sampah sembarangan.

Sekolah semacam ini biasanya mengajarkan banyak sekali mata pelajaran. Tak jarang membuat para siswanya stress, pressure & akhirnya mogok sekolah. Segala macam diajarkan dan banyak hal yg diujikan,
tetapi tak satupun dr siswa yang menerapkannya setelah ujian. Ujiannya pun hanya sekedar tahu, 'Knowing'.

Di negara kami, sistem pendidikan benar2 diarahkan utk mencetak manusia2 yg 'tidak hanya TAHU apa yg benar tetapi MAU melakukan apa yg benar sebagai bagian dr kehidupannya'.

Di negara kami, anak2 hanya diajarkan 3 mata pelajaran pokok:
1. Basic Sains.
2. Basic Art.
3. Social.

Dikembangkan melalui praktek langsung dan studi kasus dan dibandingkan dgn kejadian nyata di seputar kehidupan mereka.

Mereka tidak hanya TAHU, mereka juga MAU menerapkan ilmu yg diketahui dlm keseharian hidupnya. Anak2 ini jg tahu persis alasan mengapa mereka mau atau tidak mau melakukan sesuatu.

Cara ini mulai diajarkan pada anak sejak usia mereka masih sangat dini agar terbentuk sebuah kebiasaan yg kelak akan membentuk mereka menjadi mahluk 'Being', yakni manusia2 yg melakukan apa yg mereka tahu benar."

Wow!

Betapa sekolah begitu memegang peran yg sangat penting bagi pembentukan perilaku & mental anak2 bangsa.

Betapa sebenarnya sekolah tidak hanya berfungsi sebagai lembaga sertifikasi yg hanya mampu memberi ijazah para anak bangsa.

Kita mestinya lebih mengarahkan pendidikan utk mencetak generasi yg tidak hanya sekedar TAHU tentang hal2 yg benar, tp jauh lebih penting utk mencetak anak2 yg MAU melakukan apa2 yg mereka ketahui itu benar, mencetak manusia2 yg 'Being'.

Apakah tempat anak2 kita bersekolah telah menerapkan sistem pendidikan & kurikulum yg akan menjadikan anak2 kita utk menjadi makhluk 'Being' atau hanya sekedar 'Knowing'?

'Mengetahui Yang Benar' tetapi 'Tidak Pernah Melakukan Dengan Benar' sama dengan 'Tidak Mengetahui'.

Semangat ya all 💐

Wednesday, November 25, 2015

Hati Yang Jauh...

Seorang Syeikh berjalan dengan para muridnya, mereka  melihat ada sebuah keluarga yang sedang bertengkar, dan saling berteriak.

Syeikh tersebut berpaling kepada muridnya dan bertanya : 'Mengapa orang saling berteriak jika mereka sedang marah?'

Salah satu murid menjawab : 'Karena kehilangan sabar, makanya mereka  berteriak'

'Tetapi , mengapa harus berteriak kepada orang yang tepat berada di depannya?'
'Bukankah pesan yang ia sampaikan , bisa ia ucapkan dengan cara halus ?' Tanya sang Syeikh menguji muridnya.

Muridnya pun saling beradu jawaban, namun tidak satupun jawaban yang mereka sepakati.

Akhirnya sang Syeikh  berkata : 'Bila dua orang sedang marah, maka hati mereka saling menjauh. Untuk dapat menempuh jarak yang jauh itu, mereka harus berteriak agar perkataannya dapat terdengar. Semakin marah, maka akan semakin keras teriakannya.  Karena jarak kedua hati semakin jauh'

'Begitu juga sebaliknya , di saat kedua insan saling jatuh cinta?' lanjut sang Syeikh.

'Mereka tidak saling berteriak antara yang satu dengan yang  lain. Mereka berbicara lembut karena hati mereka berdekatan. Jarak antara ke 2 hati sangat dekat'

'Bila mereka semakin lagi saling mencintai, apa yang terjadi?' Mereka tidak lagi bicara. Mereka Hanya berbisik dan saling mendekat dalam kasih-sayang. Pada Akhirnya , mereka bahkan tidak perlu lagi berbisik. Mereka cukup hanya dengan saling memandang. Itu saja. Sedekat itulah dua insan yang saling mengasihi'

Sang Syeikh memandangi muridnya dan mengingatkan dengan lembut : 'Jika terjadi pertengkaran diantara kalian, jangan biarkan hati kalian menjauh'

'Jangan ucapkan perkataan yang membuat hati kian menjauh. Karena jika kita biarkan, suatu hari jaraknya tidak akan lagi bisa ditempuh'

Rasa syukur dan ucapan terima kasih seorang murid kepada gurunya


Pak Hamid duduk termangu. Dipandanginya benda-benda yang berjajar di depannya dengan masygul.
 Bertahun-tahun dimilikinya dengan penuh kebanggaan. Dirawat dengan baik hingga selalu bersih dan mengkilap.
Jika ada orang yang bertanya, Pak Hamid akan bercerita dengan penuh kebanggaan.

Siapa yang tidak bangga memiliki benda-benda itu?
 Berbagai plakat penghar gaan yang diterimanya selama 35 tahun pengabdiannya sebagai guru di daerah terpencil.
Daerah terisolasi yang tidak diminati oleh guru-guru yang lain.
Namun Pak Hamid ikhlas menjalaninya, walau dengan gaji yang tersendat dan minimnya fasilitas sekolah.
Cinta Pak Hamid pada anak-anak kecil yang bertelanjang kaki dan rela berjalan jauh untuk mencari ilmu, mampu menutup keinginannya untuk pindah ke daerah lain yang lebih nyaman.

Kini masa itu sudah lewat.
Masa pengabdiannya usai sudah pada usianya yang keenam puluh.
Meskipun berat hati, Pak Hamid harus meninggalkan desa itu beserta keluarganya. Mereka tinggal di rumah peninggalan mertuanya di pinggir kota.
 Jauh dari anak didik yang dicintainya, jauh dari jalan tanah, sejuknya udara dan beningnya air yang selama ini menjadi nafas hidupnya.

“Hei, jualan jangan sambil melamun!” teriak pedagang kaos kaki di sebelahnya. Pak Hamid tergagap.
“Tawarkan jualanmu itu pada orang yang lewat.
Kalau kamu diam saja, sampek elek ra bakalan payu!” (sampai butut gak akan laku) kata pedagang akik di sebelahnya.

“Jualanmu itu menurutku agak aneh,” ujar pedagang kaos kaki lagi. “Apa ada yang mau beli barang-barang seperti itu ?
 Mungkin kamu mesti berjualan di tempat barang antik.
Bukan di kaki lima seperti ini”.

Pak Hamid tak menjawab.
 Itu pula yang sedang dipikirkannya.
Siapa yang tertarik untuk membeli plakat-plakat itu?
 Bukanlah benda-benda itu tidak ada gunanya bagi orang lain, sekalipun sangat berarti baginya ?

“Sebenarnya kenapa sampai kau jual tanda penghargaan itu ?” tanya pedagang akik.“Saya butuh uang.”
“Apa isteri atau anakmu sedang sakit ?”

“Tidak. Anak bungsuku hendak masuk SMU. Saya butuh uang untuk membayar uang pangkalnya.”
“Kenapa tidak ngutang dulu. Siapa tahu ada yang bisa membantumu.”“Sudah. Sudah kucoba kesana-kemari, namun tak kuperoleh juga.”
“Hei, bukankah kau punya gaji...eh... pensiun maksudku.”

“Habis buat nyicil motor untuk ngojek si sulung dan buat makan sehari-hari.”

Penjual akik terdiam. Mungkin merasa maklum, sesama orang kecil yang mencoba bertahan hidup di kota dengan berjualan di kaki lima .

“Kau yakin jualanmu itu akan laku?”penjual kaos kaki bertanya lagi setelah beberapa saat. Matanya menyiratkan iba.

“Insya Allah. Jika Allah menghendaki aku memperoleh rejeki, maka tak ada yang dapat menghalanginya.”

Siang yang panas. Terik matahari tidak mengurangi hilir mudik orang-orang yang berjalan di kaki lima itu. Beberapa orang berhenti, melihat-lihat akik dan satu dua orang membelinya. Penjual akik begitu bersemangat merayu pembeli. Rejeki tampaknya lebih berpihak pada penjual kaos kaki. Lebih dari dua puluh pasang kaos kaki terjual. Sedangkan jualan Pak Hamid, tak satupun yang meliriknya.

Keringat membasahi tubuh Pak Hamid yang mulai renta dimakan usia. Sekali lagi dipandanginya plakat-plakat itu. Kegetiran membuncah dalam dadanya. Berbagai penghargaan itu ternyata tak menghidupinya. Penghargaan itu hanya sebatas penghargaan sesaat yang kini hanya tinggal sebuah benda tak berharga.

Sebuah ironi yang sangat pedih. Tak terbayangkan sebelumnya. Predikatnya sebagai guru teladan bertahun yang lalu, tak sanggup menghantarkan anaknya memasuki sekolah SMU. Sekolah untuk menghantarkan anaknya menggapai cita-cita, yang dulu selalu dipompakan ke anak-anak didiknya.

Saat kegetiran dan keputusasaan masih meliputinya, Pak Hamid dikejutkan oleh sebuah suara.
“Bapak hendak menjual plakat-plakat ini?” seorang lelaki muda perlente berjongkok sambil mengamati jualan Pak Hamid. Melihat baju yang dikenakannnya dan mobil mewah yang ditumpanginya dengan supirnya, ia sepertinya lelaki berduit yang kaya raya.

Pak Hamid tiba-tiba berharap.
“Ya...ya..saya memang menjual plakat-plakat ini,” jawab Pak Hamid gugup.

“Berapa bapak jual setiap satuannya?”
Pak Hamid berfikir,”Berapa ya? Bodoh benar aku ini. Dari tadi belum terpikirkan olehku harganya.”
“Berapa, Pak?”

“Eee...tiga ratus ribu.”

“Jadi semuanya satu juta lima ratus. Boleh saya beli semuanya ?”

Hah?? Dibeli semua, tanpa ditawar lagi! Kenapa tidak kutawarkan dengan harga yang lebih tinggi? Pikir Pak Hamid sedikit menyesal. Tapi ia segera menepis sesalnya. Sudahlah, sudah untung bisa laku.

“Apa bapak punya yang lain. Tanda penghargaan yang lain misalnya ...”

Tanda penghargaan yang lain? Pak Hamid buru-buru mengeluarkan beberapa piagam dari tasnya yang lusuh. Piagam sebagai peserta penataran P4 terbaik, piagam guru matematika terbaik se kabupaten, bahkan piagam sebagai peserta Jambore dan lain-lain piagam yang sebenarnya tidak begitu berarti. Semuanya ada sepuluh buah.

“Bapak kasih harga berapa satu buahnya ?”

“Dua ratus ribu.” Hanya itu yang terlintas di kepalanya.

“Baik. Jadi semuanya seharga tiga juta lima ratus ribu. Bapak tunggu sebentar, saya akan ambil uang di bank sana itu.” kata lelaki perlente itu sambil menunjuk sebuah bank yang berdiri megah tak jauh dari situ.

“Ya...ya..saya tunggu.” kata Pak Hamid masih tak percaya.

Menit-menit yang berlalu sungguh menggelisahkan. Benarkah lelaki muda itu hendak membeli plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaannya? Atau dia hanya penipu yang menggoda saja? Pak Hamid pasrah.

Tapi nyatanya, lelaki itu kembali juga akhirnya dengan sebuah amplop coklat di tangannya. Pak Hamid menghitung uang dalam amplop, lalu buru-buru membungkus plakat-plakat dan berbagai tanda penghargaan miliknya dengan kantong plastik, seakan-akan takut lelaki muda itu berubah pikiran.

Dipandangnya lelaki muda itu pergi dengan gembira bercampur sedih. Ada yang hilang dari dirinya. Kebanggaan atau mungkin juga harga dirinya. Pak Hamid kini melipat alas dagangannya dan segera beranjak meninggalkan tempat itu, meninggalkan pedagang akik dan kaos kaki yang terbengong-bengong. Entah apa yang mereka pikirkan. Namun, ia tak sempat berfikir soal mereka, pikirannya sendiri pun masih kurang dapat mempercayai apa yang baru saja terjadi.

“Lebih baik pulang jalan kaki saja. Mungkin sepanjang jalan aku bisa menata perasaanku. Sebaik mungkin. Aku tidak ingin istriku melihatku merasa kehilangan plakat-plakat itu. Aku tidak ingin ia melihatku menyesal telah menjualnya. Karena aku ingin anakku sekolah, aku ingin dia sekolah!” Pak Hamid bertutur panjang dalam hati.

Ia melangkah gontai menuju rumah. Separuh hatinya begitu gembira, akhirnya si bungsu dapat sekolah. Tiga setengah juta cukup untuk membiayai uang pangkal dan beberapa bulan SPP. Namun, separuh bagian hatinya yang lain menangis, kehilangan plakat-plakat itu, yang sekian tahun lamanya selalu menjadi kebanggaannya.
Jarak tiga kilometer dan waktu yang terbuang tak dipedulikannya. Sesampainya di rumah, istrinya menyambutnya dengan wajah khawatir.

“Ada apa, Pak? Apa yang terjadi denganmu? Tadi ada lelaki muda yang mencarimu. Dia memberikan bungkusan ini dan sebuah surat. Aku khawatir sampeyan ada masalah.”

Pak Hamid tertegun. Dilihatnya kantong plastik hitam di tangan istrinya. Sepertinya ia mengenali kantong itu. Dibukanya kantong itu dengan terburu-buru. Dan...plakat- plakat itu, tanda penghargaan itu ada di dalamnya! Semuanya! Tak ada yang berkurang satu bijipun! Apa artinya ini? Apakah lelaki itu berubah pikiran? Mungkin ia bermaksud mengembalikan semuanya. Atau mungkin harga yang diberikannya terlalu mahal.
Batin Pak Hamid bergejolak riuh. Segera dibukanya surat yang diangsurkan istrinya ke tangannya. Sehelai kartu nama terselip di dalam surat pendek itu.

"Pak Hamid yang saya cintai,Saya kembalikan plakat-plakat ini. Plakat-plakat ini bukan hanya berarti untuk Bapak, tapi juga buat kami semua, murid-murid Bapak. Kami bangga menjadi murid Bapak. Terima kasih atas semua jasa Bapak."
Suryo, lulusan tahun 76.

Tak ada kata-kata. Hanya derasnya air mata yang membasahi pipi Pak Hamid.

*******
Terima kasih tak terhingga untukmu guru-guruku ustadz2 dan ustadzah2 ku (dosen-dosenku) tercinta..., jasamu sungguh tak ternilai bagi kami..... Semoga pahala terus mengalir kpdamu para guruku, para ustadz wa ustadzah (baik yg msh hidup maupun yg sdh tiada) sampai hari persidangan nanti di padang mahsyar krna engkau telah mengajarkan ilmu yang bermanfaat kpda kami.

Tuesday, November 24, 2015

Mungkin Kita Sudah Lelah....?

Sudah lelahkah wahai kawan atas perjuangan ini..?
mungkin jadwal dakwah yang padat itu membuatmu lemah?

Atau tak pernah punya waktu istirahat di akhir pekan yang kau gusarkan, karena harus terus
BERGERAK berdakwah?

Atau pusingnya fikiranmu mempersiapkan acara2 dakwah yang membuatmu ingin terpejam?

Atau panasnya aspal jalanan saat kau melakukan aksi yang ingin membuatmu “rehat sejenak”?

Atau sulitnya mencari orang yang ingin kau ajak HIJRAH ini yang kau risaukan?

Atau karena seringnya kehidupan sekitar kita meminta infak2mu yang membuatmu ingin menjauh?

Dakwah kita hari ini hanya sebatas ‘itu’ saja kawan.
bukan ingin melemahkan tapi izinkan saya mengajakmu merenung sejenak….

Tahukah engkau wahai kawan, siapa Umar bin Abdul Azis??
Tubuhnya hancur dalam rangka 2
tahun masa memimpinnya...
2 tahun kawan, cuma 2 tahun memimpin tubuhnya yang perkasa bisa rontok, kemudian sakit lalu syahid... Sulit membayangkan sekeras apa sang khalifah bekerja…tapi salah satu pencapainya adalah;
saat itu umat kebingungan siapa yang harus diberi zakat…
tak ada lagi orang miskin yang layak diberi infaq…

Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu.
Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu.
Berjalan, duduk, dan tidurmu.

Tapi Syekh Musthafa Masyhur mengatakan
“Jalan dakwah ini adalah jalan yang panjang tapi adalah jalan yang paling aman untuk mencapai ridho-Nya.”

Ya kawan, jalan ini yang akan menuntun kita kepada ridho-Nya…
saat Allah ridho..
maka apalagi yang kita risaukan?
Saat Allah ridho…semuanya akan jauh lebih indah…karena surga akan mudah kita rasa...,  in syaa Allah.

Rasulullah begitu berat dakwahnya..
harus bertentangan dengan banyak kabilah dari keluarga besarnya..

Mush'ab bin Umair harus rela meninggalkan ibunya...

Suhaib harus rela meninggalkan seluruh yang dia kumpulkan di Mekkah untuk hijrah…

Asma' binti Abu Bakar rela menaiki tebing yang terjal dalam kondisi hamil untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya dan Rasulullah

Hanzholah segera menyambut seruan jihad saat bermalam pertama dengan istrinya,

Ka'ab bin Malik menolak dengan tegas suaka Raja Ghassan saat ia dikucilkan…

Bilal, Ammar, keluarga Yasir... mereka kenyang dengan siksaan dari para kafir,

Abu Dzar habis dipukuli karena meneriakkan kalimat tauhid di pasar,

Ali mampu berlari 400 KM guna berhijrah di gurun hanya sendirian,

Utsman rela menginfakkan 3000 unta penuh makanan untuk perang Tabuk,

Abu Bakar meninggalkan keluarganya untuk Allah dan Rasul-Nya

Umar nekat berhijrah secara terang terangan,

Huzaifah berani mengambil tantangan untuk menjadi intel di kandang musuh,

Thalhah siap menjadi pagar hidup Rasul di Uhud, hingga 70 tombak mengenai tubuhnya,

Al Khansa' merelakan anak2nya yang masih muda untuk berjihad,

Nusaibah yang walaupun dia wanita tapi tak takut turun ke medan perang,

Khadijah sang cintanya rasul siap memberikan seluruh harta dan jiwanya untuk islam, siap menenangkan sang suami di kala susah.. benar2 model istri shalihah

Atau mari kita bicara tentang :
📌Musa…mulutnya gagap tapi dakwahnya tak pernah pudar…
ummatnya seburuk-buruknya ummat, tapi proses menyeru tak pernah berhenti…

📌Nuh, 950 tahun menyeru hanya mendapat pengikut beberapa orang saja..bahkan
anaknya tak mengimaninya…

📌Ibrahim yang dibakar Namrud,

📌 Ayub yang menderita sakit berkepanjangan tapi tetap
menyeru…

📌 Yunus, berdakwah selama 33th, hanya 2 org yg menyambut seruannya

📌 Yahya alayhis salam, yg dibunuh dg cara disembelih oleh kaumnya

📌 Zakaria juga digergaji tubuhnya....

📌Ismail yang rela disembelih ayahnya karena ini perintah Allah…

Deretan sejarah di atas adalah SEBAIK-BAIKnya guru dalam kehidupan kita...

Sekarang beranikah kita masih menyombongkan diri bersama jalan dakwah yang kita lakukan saat
ini,
mengatakan lelah padahal belum banyak melakukan apa apa…bahkan terkadang… kita datang menyeru dengan keterpaksaan, berat hati kita, terkadang menolak amanah (untuk menjadi TELADAN).

Kisah Pohon Kurma PEMENANG KEHIDUPAN

"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma,.."

Mengapa dikatakan orang benar akan bertunas seperti pohon korma ?

Pohon korma lazim dijumpai di Timur Tengah. Dengan kondisi tanah yang kering, gersang, tandus dan kerap dihantam badai gurun yang dashyat, hanya pohon korma yang bisa bertahan hidup. Pohon korma dianggap sebagai pohon yang tahan banting.

Mengapa bisa demikian kuat di tengah situasi yang sangat tidak bersahabat ?

Kekuatan pohon korma ada di akarnya. Petani menanam biji korma ke dalam pasir, lalu ditutup dengan batu.

Mengapa biji itu harus ditutup batu ? Ternyata, batu tersebut memaksa pohon korma berjuang untuk tumbuh ke atas. Justru karena pertumbuhan batang mengalami hambatan, maka hal tersebut membuat pertumbuhan akar ke dalam tanah menjadi maksimal. Setelah akarnya menjadi kuat, bahkan sampai menembus lapisan tanah yang berair di gurun tandus,  barulah biji pohon korma itu bertumbuh ke atas, bahkan bisa menggulingkan batu yang menekan diatasnya.

Ditekan dari atas, supaya bisa mengakar kuat ke bawah. Bukankah itu prinsip kehidupan yang luar biasa ?

Demikian juga Tuhan kerap mengijinkan tekanan hidup datang dalam hidup kita. Bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita, sebaliknya Tuhan mengijinkan tekanan hidup itu untuk membuat kita berakar makin kuat.
Tak sekedar bertahan, tapi ada waktunya benih yang mengakar kuat itu akan menjebol "Batu Masalah" yang selama ini menekan kita.

Kita keluar menjadi pemenang kehidupan.
Hidup seperti pohon korma, kuat menghadapi tekanan, menang dalam kehidupan dan terus berbuah lebat, bahkan pada masa tua sekalipun.

Tekanan hidup apapun yang anda alami saat ini, ingatlah bahwa anda didesain Tuhan menjadi seperti pohon korma.
Sebab itu, jadilah orang yang tangguh, kuat dan tegar menghadapi beratnya kehidupan.

Milikilah cara pandang positif bahwa tekanan hidup tidak akan pernah bisa
melemahkan, tapi justru akan membuat kita menjadi Pemenang Kehidupan.

Monday, November 23, 2015

KEMBALI DENGAN CINTA
( Oleh : Ust. Hatta Syamsuddin)

Hari ini mendapat berita yang unik sekaligus mengharukan. Seorang politikus, anggota dewan sebuah partai nasionalis meninggal dan dimakamkan dengan diantar mobil layanan PKS. Unik, karena partai tempat sang politikus beraktifitas selama ini juga dikenal mempunyai beberapa mobil layanan sejenis, mengapa tidak digunakan untuk mengantarkan salah satu kader terbaiknya ?. Mengharukan, karena ternyata almarhum berwasiat khusus sebelum meninggal, agar dimakamkan dengan diantar mobil layanan PKS, bukan yang lainnya.

Tentu hal ini menjadikan sebagian pelayat yang hadir mengernyitkan dahi dan bertanya-tanya. Mengingat sejarahnya partai nasionalis tersebut hampir selalu menjadi “lawan politik” PKS dibeberapa kesempatan, dari pemilu, pilpres hingga pilkada. Perbedaan ideologis yang diusung kedua partai tersebut pun kerap menjadikan massa akar rumputnya seolah selalu berhadap-hadapan, baik di dunia nyata, apalagi di dunia maya.

Ternyata kejadian mengharukan diatas bukanlah hal sederhana, kita bisa menjadikannya sebagai inspirasi sekaligus mengambil pelajaran. Kejadian yang bermula dari ‘wasiat’ di atas mengantarkan saya pada kenangan sosok Buya Hamka. Politisi, ulama sekaligus sastrawan muslim ini ternyata beberapa kali juga mendapatkan wasiat yang serupa dari musuh-musuh politiknya.

Yang pertama adalah Bung Karno, yang saat itu memaksakan ideologi nasakomnya, Buya Hamka turut menjadi korban. Beliau dipenjarakan oleh pemerintahan orde lama sepanjang 2 tahun 4 bulan dengan tuduhan subversif. Bukan itu saja, bahkan karya-karyanya juga ditarik dari peredaran. Buya Hamka menggunakan waktunya di tahanan untuk menyelesaikan kitab Tafsir Al Azhar yang monumental.

Roda zaman berputar. Hamka bebas dari penjara sementara Bung Karno kehilangan kekuasaannya, mulai diasingkan dan jatuh sakit-sakitan. Lama tak ada komunikasi antara keduanya. Hingga pada Juni 1970 Bung Karno menyampaikan pesan ke Buya Hamka melalui Mayjen Soeryo sang ajudan, yang berbunyi “Bila aku mati kelak, minta kesediaan Hamka untuk menjadi imam shalat jenazahku..”. Pesan itu diterima Buya Hamka bersamaan dengan wafatnya Bung Karno. Maka ia segera berangkat untuk melihat jenazah Bung Karno dan kemudian menjadi imam sholat jenazahnya. Beberapa pelayat yang hadir tak kuasa menahan air mata menyaksikan momentum mengharukan tersebut. Permusuhan dan kebencian ada batasnya.

Sosok lain yang tak kalah keras pertentangannya dengan Buya Hamka adalah Muhammad Yamin. Meskipun sama-sama berasal dari Sumatera Barat, namun diantara keduanya terjadi pertentangan dalam masalah ideologi perjuangan. Pertentangan ini kerap muncul dan meledak dalam sidang-sidang Majlis Konstutiante. Buya Hamka yang berasal dari Masyumi kokoh dan teguh memperjuangkan Islam sebagai dasar bernegara, sementara Muhammad Yamin dari PNI adalah seorang nasionalis yang cenderung sekuler. Kebenciannya kepada Buya Hamka begitu terasa dan diketahui banyak orang karena diulang-ulang oleh Muhammad Yamin dalam berbagai kesempatan berbicara dan berpidato.

Tapi kebencian dan permusuhan itu ada batasnya. Tahun 1962 Muhammad Yamin jatuh sakit dan dirawat di RSPAD selama beberapa hari terus bertambah parah, hingga kemudian menyuruh Chairul Shaleh untuk menyampaikan pesannya kepada Buya Hamka. Pesan itu berisi “"Bila saya wafat, tolong Hamka bersedia menemani di saat-saat akhir hidupku dan ikut mengantar jenazahku ke kampung halamanku di Talawi" . Chaerul Saleh juga menambahkan bahwa, Yamin khawatir, masyarakat Talawi, Sumatera Barat, tempatnya berasal, tidak berkenan menerima jenazahnya

Mendengar hal tersebut, Hamka segera menemui Yamin yang tergolek lemah. Takdir Allah indah menggoreskan Hamka menemani Yamin disaat-saat akhirnya, dengan kedua tangan berjabat erat, bahkan Hamka masih sempat melantunkan Al Fatihah dan kalimat tauhid dengan lembut di telinga Yamin. Hamka pun menunaikan janji dengan mengantarkan Yamin ke tempat peristirahatannya terakhir di Talawi.

Dua kejadian di atas menggoreskan pertanyaan dalam hati ? Hal apakah yang kiranya menggerakkan hati yang lama berjauhan bahkan bermusuhan untuk bersatu mendekat penuh harap ? Saya tidak melihat kecuali keistiqomah, kejujuran dan ketulusan Buya Hamka dalam memperjuangkan dan mengamalkan syariat Islam – lah yang menjadikan hati-hati yang dulu begitu membenci, memusuhi dan menentang, dalam akhir hidupnya harus mengakui dengan jujur bahwa Hamka dengan ideologi Islamnya lah yang layak menjadi teman menuju peristirahan terakhir.

Hari-hari ini begitu banyak para pembenci dan penentang dakwah Islam, memusuhi tanpa henti siang dan malam, baik dengan tusukan jari jemari di dunia maya maupun lirikan sinis yang terpendam saat berpapasan. Jika para aktifis dakwah bisa mencontoh Buya Hamka yang terus istiqomah dengan ketulusan, kejujuran, dalam memperjuangkan apa yang diyakininya, maka insya Allah benih-benih permusuhan itu tidak akan abadi. Tanpa perlu harus menunggu di ujung usia, bisa jadi cinta akan menggantikan kebencian.

Sebagaimana Pramodya Ananta Toer yang sudah kenyang memusuhi Hamka pada masa "Prahara Budaya" di orde lama. Ternyata saat akan menikahkan putrinya dengan seorang pria tionghoa non muslim, ia meminta calon menantu untuk masuk Islam dan belajar Islam terlebih dahulu pada Buya Hamka. Ketika ditanya mengapa ia melakukan hal tersebut, dengan tegas Pramudya menyampaikan "Saya lebih mantap mengirim calon menantuku untuk diislamkan dan belajar agama pada Hamka, meski kami berbeda paham politik".

Sama dengan kisah Pramudya, saya sering mendengar testimoni tentang beberapa tokoh partai nasionalis di suatu daerah, dimana mereka dengan rela dan bangga berbondong-bondong menyekolahkan putra-putrinya di sekolah Islam yang dikelola oleh para aktifis dakwah. Dalam hal pendidikan terbaik, mereka mempercayakan tarbiyah Islam sebagai solusi.

Maka kebencian dan permusuhan itu pastilah akan tergerus dengan keistiqomahan dan ketulusan para aktifis dakwah, dan berganti dengan cinta. Sebuah cinta terhadap ajaran yang fitrah, yang jika tidak saat ini maka diujung masa akan banyak jiwa-jiwa yang kembali mendekat.

Sayup-sayup terdengar senandung di masa lalu :
“ Cinta kan membawamu … kembali di sini . menuai rindu, membasuh perih”

Tuesday, November 17, 2015

😊 Ingin istrimu awet muda?

By: Ust Cahyadi Takariawan

Suatu pagi, tiga orang
perempuan, Dewi, Nia  dan  Dina, tengah berbincang di ruang imajiner saya.

Dewi : “Wah, kamu tampak
awet muda dan ceria, Nia. Apa rahasianya?”

Nia : “Biasa sih. Aku rajin ke
salon kecantikan dan melakukan perawatan tubuh di sana. Itu sebabnya aku selalu tampak awet muda”.

Dewi : “Kalau kamu. Dina? Apa rahasia kamu selalu tampak awet muda?”

Dina : “Gampang kok. Tiap hari aku dipeluk suamiku 12 kali. Ini yang membuatku awet muda”.

Ya.  Ada Banyak Cara Awet Muda.

Sejak dari yang membayar mahal sampai yang murah.

Pelukan suami kepada isteri, dan sebaliknya, tidak bisa digantikan oleh apapun dan oleh
siapapun. Benar-benar spesial, dan tak tergantikan oleh kecanggihan teknologi.
Dan hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sah.

Saling memeluk menimbulkan perasaan
nyaman, karena yang memeluk adalah pasangan yang sah.

Jika berpelukan dengan selingkuhan akan menimbulkan perasaan
tidak nyaman karena takut
ketahuan. Juga menimbulkan perasaan bersalah serta berdosa
karena mengkhianati pasangan.


💖Bagaimana Pelukan Mampu Membuat Awet Muda?


Saat berpelukan, tubuh
melepaskan hormon oxytocin yang berkaitan dengan rasa damai dan cinta. Hormon ini
membuat jantung dan pikiran menjadi tenang dan sehat.
Itulah sebabnya, pelukan diyakini dapat menambah angka harapan hidup pasangan anda.
Satu pelukan, bisa meningkatkan angka harapan hidup satu hari
bagi pasangan anda.

Setiap kali anda memeluk
pasangan dengan penuh
ketulusan dan kasih sayang, bertambahlah angka harapan hidupnya, karena bertambah rasa bahagia dan kesehatan
jiwanya. Penambahan angka harapan hidup ini akan tampak pada penampilannya yang awet
muda. Semakin sering dipeluk, semakin tambah awet muda.

Jadi kalau ada istri yang tampak lelah dan tampak cepat tua, lebih tua dari usia sebenarnya, mungkin karena jarang dipeluk
suaminya.
Jika suami jarang memeluk istri, suasana jiwa istri
menjadi ‘lapar perasaan’. Ada tuntutan jiwa yang ingin dipeluk, dibelai dan dielus, namun tidak terpenuhi. Tidak ada hormon oxytocin yang diproduksi dalam tubuh istri sehingga merasa kurang perhatian dan kurang bahagia.

Para Suami Sering Seringlah Memeluk Istrimu.

Pelukan itu bukan saja gratis, namun juga berpahala dan sangat menyenangkan hati istri.
Itulah yang membuat istri awet muda secara gratis.

💛💙💜💚❤💗💖

Tuesday, November 10, 2015

Ayah.... Aku Lelah - Islampos -

“AYAH, ayah” kata Sang Anak.

“Ada apa?” tanya Sang Ayah.

“Aku lelah, sangat lelah. Aku lelah karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedangkan temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek, aku mau menyontek saja! Aku lelah, sangat lelah.

Aku lelah karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! Aku lelah, sangat lelah.

Aku lelah karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung, aku ingin jajan terus!

Aku lelah karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati.

Aku lelah karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedangkan teman-temanku seenaknya saja bersikap kepada ku.

Aku lelah Ayah, aku lelah menahan diri. Aku ingin seperti mereka. Mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah !!” sang anak mulai menangis.

Sang Ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ”Anakku ayo ikut Ayah, Ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak.

Mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang. Sang anak mulai mengeluh ”Ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. Badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah  karena banyak ilalang, aku benci jalan ini ayah” sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu-kupu, bunga-bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang.

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku  suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.

” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? Padahal tempat ini begitu indah,” ayah mulai brtanya.
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?,” tanya sang anak.
” Itu karena orang-orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tahu ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu,” sang ayah menjelaskan.
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya?,”
”Nah, akhirnya kau mengerti”
”Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi. Bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga, dan akhirnya semuanya terbayar kan? Ada telaga yang sangat indah. Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? Kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”

” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ” rengek sang anak.
” Ayah tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat. Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu. Tapi, ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri, jadilah seorang yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena tahu ada Allah di sampingnya. Maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang. Kau tau akhirnya kan?” jelas sang ayah lagi.

” Ya ayah, aku tau, aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti. Terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar. ”

Sang ayah tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya. [ns/islampos/fb]

Tuesday, October 13, 2015

Hidup Satu Setengah Jam

Ternyata cuma 1,5 jam saja kita hidup di dunia ini
⏰⌚⏰⌚⏰⌚⏰
Mari kita lihat berdasarkan Al-Qur'an sebagai sumber
kebenaran absolut.

1 hari akhirat = 1000 tahun .. (QS. Al-Hajj:47)
24 jam akhirat = 1000 tahun ..
3 jam akhirat = 125 tahun .....
1,5 jam akhirat = 62,5 tahun ..
⏰⌚⏰⌚⏰⌚⏰
Apabila umur manusia itu rata-rata 60-70 tahun, maka hidup manusia ini jika dilihat dari langit hanyalah 1,5 jam saja. Pantaslah kita selalu diingatkan masalah waktu.

Ternyata hanya satu setengah jam saja yang akan menentukan kehidupan abadi kita kelak, hendak di Surga atau Neraka.
(QS. Fathir:15, An-Nisa:170)

Cuma satu setengah jam saja cobaan hidup, maka bersabarlah. (QS. Al-Muddaththir:7, At-Thur:48, Az-Zumar:10)

Demikian juga hanya satu setengah jam saja kita harus menahan nafsu dan mengganti dengan sunnah-Nya. (QS. Yusuf:53, Al-Ahzab:38)

"Satu Setengah Jam" sebuah perjuangan yang teramat singkat dan Allah akan mengganti dengan surga Ridha Allah. (QS.At-Tawbah:72, Al-Bayyinah:8, An-Nisa:114)

Maka berjuanglah untuk mencari bekal perjalanan panjang nanti. (QS. Al-Hashr:18, Ash-Shura:20, Ali-Imron:148, Al-Qashas:77)

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (dibumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui." (QS. Al-Mu'minuun:114)

Monday, October 12, 2015

10 ALASAN MENGHAFAL TAK HAFAL-HAFAL TETAP MENYENANGKAN

1. Satu huruf Al-Qur'an satu kebaikan, dan satu kebaikan 10 pahala. Bagi yang kesulitan melafalkan, satu hurufnya dua kebaikan. Berarti setiap hurufnya 20 pahala. Semakin sulit semakin banyak. Kalikan dengan jumlah pengulangan Anda.

2. Al-Qur'an, seluruhnya, adalah kebaikan. Menghafal tak hafal-hafal berarti Anda berlama-lama dalam kebaikan. Semakin lama semakin baik. Bukankah Anda menghafal untuk mencari kebaikan.

3. Ketika Anda menghafal Al-Qur'an, berarti Anda sudah punya niat yang kuat. Rasulullah saw menyebut 70 syuhada dalam tragedi sumur Ma'unah sebagai qari (hafizh), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal. Jadi, meski Anda menghafal tak hafal-hafal, Anda adalah hafizh selama tak berhenti menghafal. Bukankah hafizh yang sebenarnya di akhirat?

4. Menghafal Al-Qur'an ibarat masuk ke sebuah taman yang indah. Mestinya Anda betah, bukan ingin buru-buru keluar. Menghafal tak hafal-hafal adalah cara Allah memuaskan Anda menikmati taman itu. Terseyumlah.

5. Ketika Anda menghafal Al-Quran, meski tak hafal-hafal, maka dapat dipastikan, paling tidak, selama menghafal, mata Anda, telinga Anda, dan lisan Anda tidak sedang melakukan maksiat. Semakin lama durasinya, semakin bersih.

6. Memegang mushaf adalah kemuliaan, dan melihatnya adalah kesejukan. Anda sudah mendapatkan hal itu saat menghafal kendati tak hafal-hafal.

7. Adakalanya kita banyak dosa. Baik yang terasa maupun tak terasa. Dan menghafal tak hafal-hafal adalah kifaratnya, di mana, barangkali, tidak ada kifarat lain kecuali itu.

8. Tak hafal-hafal adakalanya karena Allah sangat cinta kepada kita. Allah tak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai. Ini yang disebut: Dikengenin ayat.

9. Menghafal tak hafal-hafal tentu melelahkan. Inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah semakin sholeh.

10. Menghafal tak hafal-hafal, tandanya Anda di pintu hidayah. Berat tandanya jauh dari nafsu. Jauh dari nafsu tandanya dekat dengan ikhlas. Dan ikhlas lahirkan mujahadah yang hebat.

Deden Muhammad Makhyaruddin
@DedenMM

Sunday, October 11, 2015

Cara Menghafal Nama-nama Surat Al-Quran

/// Ini bukan karangan saya, tapi tmn saya dapat dari grup Tahsin di HP.



Bagi yang membuatnya, jazaakumuLLAH ahsan, menginspirasi



# Salah Satu Cara Mempermudah Menghafal Nama-nama Surat dalam AlQuran:



Cobalah baca Cerita-cerita di bawah ini, dan perhatikan kata2 yg BERHURUF BESAR.

Kata2 tsb adalah nama2 surat dalam AlQuran. Hafalkan ceritanya, lalu tuliskan kata2 tsb secara berurut, maka akan kita dapatkan NAMA SURAT dan NOMOR URUTNYA.



Silahkan mencoba :



Cerita I; (Surah 1 – 10)

Paman membaca AL FATIHAH sebelum memasak SAPI BETINA milik KELUARGA IMRAN yg punya anak WANITA.

Sebagian HIDANGAN itu diberikan untuk BINATANG TERNAK.

Kemudian paman menuju TEMPAT2 YG TINGGI, untuk mencuri HARTA RAMPASAN PERANG. Namun akhirnya paman ber-TAUBAT seperti taubatnya Nabi YUNUS.

#NO.KRONOLOGI CERITA

1.AL-FATIHAH

2.SAPI BETINA – AL-BAQOROH

3.KELUARGA IMRAN – ALI IMRON

4.WANITA~AN NISA

5.HIDANGAN – AL MAIDAH

6.BINATANG TERNAK – AL AN ‘AM

7.TEMPAT2 YG TINGGI – AL A’ ROF

8.HARTA RAMPASAN PERANG – AL ANFAL

9.TAUBAT – AT TAUBAH

10.YUNUS



Cerita II; (Surah 11 – 20)

HUD & YUSUF melihat ke langit yg penuh suara GURUH. Sementara itu IBRAHIM sedang berada di PEGUNUNGAN HIJR.

Ia mencari LEBAH, untuk kemudian memulai PERJALANAN MALAM menuju ke GUA untuk menemui MARYAM dan TOHA.

# NO.KRONOLOGI CERITA

11.HUD

12.YUSUF

13.PETIR – AR RA’D

14.IBRAHIM

15.PEGUNUNGAN HIJR – AL HIJR

16.LEBAH – AN NAHL

17.PERJALANAN MALAM – AL ISRO

18.GUA – AL KAHFI

19.MARYAM

20.TOHA





Cerita III ; (Surah 21 – 30)

PARA NABI pergi HAJI diikuti oleh ORANG2 BERIMAN. Mereka seperti CAHAYA.

Inilah yg menjadi PEMBEDA ANTARA YG BENAR & BATHIL. Sementara itu, PARA PENYAIR bercerita ttg SEMUT. Cerita itu terangkum dalam buku KISAH2. Dalam buku itu juga diceritakan ttg LABA2 yg menyerang BANGSA ROMAWI.

#NO.KRONOLOGI CERITA

21.PARA NABI – AL ANBIYA

22.HAJI – AL HAJJ

23.ORANG2 BERIMAN-AL

MU’MINUN

24.CAHAYA – AN NUR

25.PEMBEDA ANTARA YG BENAR & BATHIL – AL FURQON

26.PARA PENYAIR – ASY SYU ‘ARO

27.SEMUT-AN NAML

28.KISAH2 – AL QOSHOSH

29.LABA2 – AL ‘ANKABUT

30.BANGSA ROMAWI – AR RUM





Cerita IV ; (Surah 31 – 40)

LUKMAN tidak berSUJUD bersama GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERSEKUTU melawan Nabi dan tidak juga bersama kaum SABA’.

Sementara itu FATHIR & YASIN berdiri bersama orang YG BERSHAF-SHAF dan membentuk huruf SHOD. Mereka termasuk ROMBONGAN2 yg memohon ampunan kpd YG MAHA PENGAMPUN.

#NO.KRONOLOGI CERITA

31.LUKMAN – LUQMAN

32.SUJUD – AS SAJDAH

33.AL AHZAB --> GOLONGAN-GOLONG

AN YANG BERSEKUTU

34.SABA’

35.FATHIR

36.YASIN

37.YG BERSHAF2– ASH SHOOFFAT

38 SHOD

39.ROMBONGAN2 – AZ ZUMAR

40.YG MAHA PENGAMPUN – GHOFIR





Cerita V; (Surah 41 – 50)

YG DIJELASKAN dalam MUSYAWARAH itu adalah ttg PERHIASAN.

Bukan ttg KABUT.

Sementara itu banyak orang YG BERLUTUT di BUKIT2 PASIR. Sa'at itulah MUHAMMAD mendapat KEMENANGAN.

Hal ini ditandai dg KAMAR2 bertuliskan huruf QOF.

#NO.KRONOLOGI CERITA

41.YG DIJELASKAN – FUSHSHILAT

42.MUSYAWARAH – ASY SYURA

43.PERHIASAN – AZ ZUKHRUF

44.KABUT – AD DUKHAN

45.YG BERLUTUT – AL JATSIYAH

46.BUKIT2 PASIR – AL AHQOF

47.MUHAMMAD – MUHAMMAD

48.KEMENANGAN – AL FATH

49.KAMAR2– AL HUJURAT

50.QOF





Cerita VI ; (Surah 51 – 60)

ANGIN YG MENERBANGKAN membawa awan ke bukit THURSINA.

Ini terjadi sa'at BINTANG & BULAN bersinar.

Sementara itu pak RAHMAN sedang berceramah tentang HARI KIAMAT. Dimana BESI hancur, WANITA YG MENGAJUKAN GUGATAN mengalami PENGUSIRAN, dan banyak PEREMPUAN YG DIUJI.

#NO.KRONOLOGI CERITA

51.ANGIN YG MENERBANGKAN –

ADZ DZARIYAT

52.THURSINA – ATH THUR

53.BINTANG – AN NAJM

54.BULAN – AL QOMAR

55.AR RAHMAN

56.HARI KIAMAT – AL WAQI ‘AH

57.BESI – AL HADID

58.WANITA YG MENGAJUKAN

GUGATAN – AL MUJADILAH

59 PENGUSIRAN – AL HASYR

60.PEREMPUAN YG DIUJI – AL

MUMTAHANAH





Cerita VII ; (Surah 61 – 70)

BARISAN orang beriman pd HARI JUM’AT berbeda dg ORANG2 MUNAFIK.

Demikian juga pd HARI DITAMPAKKAN KESALAHAN2.

Ketika aku di-TALAK, aku MHARAMKAN dia untuk masuk rumah ini. KERAJAAN yg indah, PENA yg mahal, pada HARI KIAMAT tidak lagi berharga.

Disinilah TEMPAT2 NAIK bagi amal sholih.

#NO.KRONOLOGI CERITA

61.BARISAN – ASH SHOF

62.HARI JUM’AT – AL JUMU’AH

63.ORANG2 MUNAFIK – AL MUNAFIQUN

64.HARI DITAMPAKKAN KESALAHAN2 – AL TAGHOBUN

65.TALAK – ATH THOLAQ

66.MENGHARAMKAN – AT TAHRIM

67.KERAJAAN – AL MULK

68.PENA – AL QOLAM

69.HARI KIAMAT – AL HAAQQAH

70.TEMPAT2 NAIK – AL MA ‘ARIJ





Cerita VIII ; (Surah 71 – 80)

NUH diganggu JIN disa'at ORANG YG BERSELIMUT dan ORANG YG BRKEMUL tertidur pulas.

Ia tidak menyadari datangnya KIAMAT.

Sementara itu, ketika MANUSIA bertemu dg MALAIKAT YG

DIUTUS untuk menyampaikan BERITA BESAR ttg kematian, MALAIKAT2 YG MENCABUT nyawa sedang melihat IA BERMUKA MASAM.

#NO.KRONOLOGI CERITA

71.NUH – NUH

72.JIN – AL JINN

73.ORANG YG BERSELIMUT – AL MUZAMMIL

74.ORANG YG BERKEMUL – AL MUDATSTSIR

75.KIAMAT – AL QIYAMAH

76.MANUSIA – AL INSAN

77.MALAIKAT YG DIUTUS – AL MURSALAT

78.BERITA BESAR – AN NABA’

79.MALAIKAT2 YG MENCABUT – AN NAZI ‘AT

80.IA BERMUKA MASAM – ‘ABASA





Cerita IX ; (Surah 81 – 90)

Ombak MGGULUNG, bumi TRBELAH, ORANG2 YG

CURANG pun ikut TERBELAH.

Mereka seperti GUGUSAN BINTANG YANG DATANG DI MALAM HARI. Mereka berada di tempat YG PALING TINGGI.

Pada HARI PBALASAN tidak akan muncul FAJAR di NEGERI manapun.

#NO.KRONOLOGI CERITA

81.MENGGULUNG – AT TAKWIR

82.TERBELAH – AL INFITHOR

83.ORANG2 YG CURANG – AL MUTHOFFIFIN

84.TERBELAH – AL INSYIQOQ

85.GUGUSAN BINTANG – AL BURUJ

86.YG DATANG DI MALAM HARI – ATH THORIQ

87.YG PALING TINGGI – AL A ‘LA

88.HARI PEMBALASAN – AL GHOSYIYAH

89.FAJAR – AL FAJR

90.NEGERI – AL BALAD





Cerita X; (Surah 91 – 100)

MATAHARI tenggelam sa'at MALAM tiba.

Dan ketika WAKTU DHUHA, Allah MELAPANGKAN rizki & menumbuhkan BUAH TIN.

Sementara itu manusia yg berasal dari SEGUMPAL DARAH tidak mempunyai KEMULIAAN sedikit pun. Ini adalah BUKTI akan terjadi KEGONCANGAN di dunia. Hingga KUDA PERANG YG BERLARI KENCANG pun mati.

NO.KRONOLOGI CERITA

91.MATAHARI – ASY SYAMS

92.MALAM – AL LAIL

93.WAKTU DHUHA – ADH DHUHA

94.MELAPANGKAN – AL INSYIROH

95.BUAH TIN – AT TIN

96.SEGUMPAL DARAH – AL ‘ALAQ

97.KEMULIAAN – AL QODR

98.BUKTI – AL BAYYINAH

99.KEGONCANGAN – AZ ZALZALAH

100.KUDA PERANG YG BERLARI KENCANG – AL`ADIYAT





Cerita XI ; (Surah 101 – 110)

HARI KIAMAT, hari dimana manusia tidak bisa lagi BERMEGAH-MEGAHAN.

Pada MASA itulah si PENGUMPAT mati diinjak-injak GAJAH.

Sementara itu SUKU QURAISY bertengkar dg pak MA’UN di tepi telaga KAUTSAR.

Saat itu ORANG2 KAFIR tidak m'dapatkan PERTOLONGAN.

NO.KRONOLOGI CERITA

101.HARI KIAMAT– AL QORI ‘AH

102.BERMEGAH-MEGAHAN – AT TAKATSUR

103.MASA – AL ‘ASHR

104.PENGUMPAT – AL HUMAZAH

105.GAJAH – AL FI-L

106.SUKU QURAISY – QURAISY

107.MA’UN – AL MA ‘UN

108.KAUTSAR – AL KAUTSAR

109.ORANG2 KAFIR – AL KAFIRUN

110.PERTOLONGAN – AN NASHR





Cerita XII (Surah 111-114)

Insya Allah 4 surat terakhir ini semua dari kita sudah m'hafalnya.

NO.SURAT

111.AL LAHAB

112.AL IKHLASH

113.AL FALAQi

114.AN NAAS



Semoga bermanfaat



😊
🔑 Kunci Sukses Bisnis Rasulullah SAW🔑



Nih Ane Kasih wawasan baru, Setelah Membaca- baca Buku dapat ide untuk menulis Artikel Ini. Bertujuan untuk mengembalikan Akhlak Berbisnis di Indonesia yang sedang Sakit di Zaman ini. Dari ulah Kaum Kapitalisme Barat sehingga kita lupa akan Tuhan :sip:



Ini adalah Kisah RasulAllah Muhammad SAW yang selama masa Hidupnya pernah mengalami masa kejayaan dan beliau adalah Seorang pebisnis Sukses. Beliau menjalani hidup sebagai pebisnis sukses selama 28 Tahun, mulai dari usia 12 tahun hingga 40 tahun. Dan selebihnya adalah masa keRasulan sebagai suri tauladan kita semua sebagai umat Muslim.



Apa saja Nilai warisan yang bisa kita Tiru dari Rasul yang bisa kita ikuti sebagai pengikutnya, Khususnya untuk seorang Hambanya yang menjadi Pengusaha sebagai Orang yang mencari Nafkah. :sip:



Semasa Mudanya RasulAllah ini Sudah

berkenalan dengan Bisnis dari Usia Dini, Dimulai dari menggembala Kambing. Lalu Bisnisnya ke-Level yang lebih tinggi, Pada waktu itu Beliau masih berusia 12 Tahun dan Beliau di Ajak oleh pamannya Abu Thalib untuk berdagang di Negeri Syam. Disitulah Awalannya Nabi Muhammad SAW mengenal Bisnis secara serius, dan Menjadi Enterprenur Sejati. Hingga beliau mendapat reputasi yang sangat baik bagi penduduk Negri tersebut. Reputasi-reputasinya adalah sebagai Orang yang Terpercaya (Al-Amin) di dalam Perdagangannya maupun di Kehidupan sehariannya. Pada usia 17 Tahun Nabi Muhammad SAW sudah di beri mandat penuh oleh pamannya untuk Berdagang dari dagangannya. Hingga usia 20 tahun beliau sudah hampir menguasai Pusat Bisnis Global di Jamannya. Kalo sekarang (Irak, Yordania, Bahrain, Suriah, dan Yaman).



Mau, tau Kunci-kunci Sukses Bisnis Nabi Muhammad SAW yang Hebat Itu. Hingga sekarang Masih di Gunakan dengan Prinsip-prinsip Bisnis Modern di Dunia saat ini. Dan juga mengajarkan kita sebagai Umat Muslim untuk menjadi seorang Enterprenur Sejati dan Berakhlak Sebagai Makhluk Allah SWT. Dan menjauhkan Bisnis Kita hanya dari Keuntungan Semata (KAPITALISME).…



Ini Adalah Rahasia-rahasia berbisnis Ala Nabi Muhammad SAW :



💡Cara Berpikir dan BerEtika di dalam Bisnisnya :



1. Jujur di dalam Bisnisnya, Kejujuran adalah syarat fundamental dalam berbisnis yang dilakukkan oleh RasullAllah Muhammad SAW. Beliau pernah melarang para pedagang untuk meletakkan barang Busuk/jelek di dalam dagangannya. dan beliau selalu memberikan barang sesuai dengan seadannya dan terbaik bagi Konsumennya.



2. Berprinsip pada nilai Illahi, Bisnis yang dilakukan tidak terlepas dari pengawasan ALLAH. Dan menyadarkan manusia sebagai makhluk Illahiyah (berTuhan).



3. Prinsip kebebasan Individu yang bertanggungjawab, Bukan bisnis hasil dari Paksaan atau Riba. Yang menjerat kebebasan Individu.



4. Bertanggungjawab, Bertanggungjawab moral kepada ALLAH atas perilaku Bisnisnya maupun Orang lain/Partner Bisnisnya maupun Konsumennya.



5. Keadilan dan Keseimbangan, Keadilan dan keseimbangan sosial, bukan hanya keuntungan semata tetapi Kemitraan/bantu membantu didalam bisnisnya (Win-Win-Solution)



6. Tidak hanya mengejar keuntungan, dan berorientasi untuk menolong orang lain, Atau WIN Win Solution.



7. Berniat baik di Bisnisnya, berniat baik adalah Aset Paling berharga oleh pelaku Bisnis selain untuk menjadi terbaik tapi bermanfaat bagi orang lain.



8. Berani mewujudkan Mimpi, RasullAllah dari seorang penggembala Kambing, berniat untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi, menjadi pedagang, lalu Manager hingga beliau mewujudkan cita-citanya menjadi Owner (Pemilik perusahaan) dengan menikahi Siti Khadijah. Beliau adalah Enterprenur Cerdas.



9. Branding/Menjaga nama baik, RasullAllah selalu menggunakan cara ini sebagai Modal Utama, Track Record sebagai orang Terpercaya (Al Amin), Justru paling di cari dan siapapun ingin bekerja sama dengannya. Sifat inilah yang Sekarang Langka di Jaman ini, Tirulah… :sip:





💡Cara Merintis Bisnis:



1. Fokus dan Konsentrasi, RasulAllah selalu Fokus terhadap bisnis yang beliau tekuni, Tidak mengerjakan bisnis yang satu kesatunya lagi sebelum beliau menyelesaikannya…



2. Mempunyai Goal dan rencana yang jelas



3. Merintis Bisnis Dari NOL, kesuksesan beliau tidak datang dalam satu malam walaupun seorang RasullAllah, tetapi harus dimulai dari langkah-langkah kecil. Dari seorang Karyawan/Salles hingga jadi Owner. Dan semua tanpa ada praktek KKN.



4. Tidak Mudah Putus Asa, beliau Berkata : Janganlah kamu berdua putus asa dari rizky selama kepalamu masih bergerak. Karena manusia dilahirkan ibunya dalam keadaan merah tidak mempunyai baju, Kemudian Allah SWT memberikan rizky kepadanya (HR.Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya)



5. Berusaha Menjadi Trend Center



6. Inovatif, Semua barang yang di Jual Rasul selalu berbeda dari kompetitornya, dengan harga murah tetapi High Quality.



7. Memahami kondisi dan analisa Pasar



8. Kemampuan merespon strategi Pesaingnya



9. Belajar menguasai pasar, Dikisahkan Ketika beliau di Mekkah para pedagang dari kaum Quraisy yang ingin menjatuhkan Bisnisnya, dengan menjatuhkan Harga dengan tidak Wajar. Tetapi beliau menerapkan Hukum Suply&Demand, beliau menyiasati dan bersabar. Hingga semua dagangan para Kompetitornya habis semua. Rasul baru Menjual Dagangannya karena Rasul Percaya kalau jumlah Permintaan (Demand) jauh lebih tinggi dari jumlah Penawaran (Supply) di Kota itu. Tak lama kemudian Rakyat Kota tersebut membeli Barang Dagangan Rasul dengan Harga Normal, ketika rombongan Pedagang itu pulang Mekkah gempar. Semua pedagang Rugi akibat banting harga kecuali Nabi Muhammad SAW yang untung besar. Itulah kejelian melihat, menganalisis, dan memahami Pasar. Hingga menguasai Pasar yang ada. 😊



10. Mampu Memanagement Organisasi secara Efektif



11. Bisa menghilangkan Mental Blocking, Atau juga yang di sebut dengan Ketakutan yang Berlebihan dalam menghadapi kegagalan usaha. Rasul selalu bisa mengalahkan diri sendiri dari hal-hal Negatif (mujahadah).



12. Mampu menarik dan meyakinkan pemilik Modal untuk ikut serta dalam bisnis yang dilaksanakannya





💡Cara Menjalankan Bisnisnya:



1. Bekerja Sama (bersinergi), Beliau bersabda “Keberkahan sesungguhnya berada dalam Jamaah. Dan tangan Allah sesungguhnya bersama Jamaah”



2. Kerja Pintar, Kreatif dan Visioner



3. Menerapkan kesepakatan Win-Win-Solution (Saling menguntungkan, dan tidak ada yang dirugikan)



4. Bekerja dengan Prioritas



5. Tidak melakukan Monopoli



6. Selalu berusaha dan Tawakal



7. Tepat Waktu



8. Berani ambil Resiko



9. Tidak menimbun barang dagangan (ihtikar), Rasul melarang Keras pelaku Bisnis dan menyimpan barang pada massa tertentu, hanya untuk keuntungan semata. Rasul bersabda bahwa pedagang yang mau menjual barang dagangannya dengan spontan akan di beri kemudahan. Tapi penjual yang sering menimbun dagangannya akan mendapat kesusahan (Dalam HR Ibnu Majah dan Thusiy).



10. Profesional di bisnis yang dikelolanya



11. Selalu Bersyukur di Segala Kondisi



12. Berusaha dengan Mandiri, Tekun dan Tawakal



13. Menjaga nilai-nilai harga diri, kehormatan, dan kemuliaan dalam proses interaksi bisnis



14. Melakukan bisnis berdasarkan Cinta (Passion).



15. Tidak MenZhalimi (Merugikan Orang lain)



16. Rajin Bersedekah





💡Cara memasarkan Produk:



1. Memasarkan Produk yang Halal dan Suci



2. Tidak melakukan Sumpah Palsu,



3. Tidak berpura-pura menawar dengan harga tinggi, Agar orang lain tertarik



4. Melakukan timbangan dengan benar



5. Tidak menjelekkan bisnis Orang lain, Beliau bersabda ”Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual oleh orang lain” (HR. Muttafaq ‘alaih)



6. Pintar beriklan/Promosi, Rasul hafal betul dimana ada Bazaar di suatu tempat tertentu. Sehingga makin banyak orang mengenal beliau dan barang dagangannya.



7. Transparansi (keterbukaan), Beliau bersabda “Tidak dibenarkan seorang Muslimin menjual satu-satu jualannya yang mempunyai aib, sebelum dia menjelaskan aibnya” (HR. Al-Quzuwaini)



8. Mengutamakan pelanggan (Customer Satisfaction)



9. Networking (Jejaring) di wilayah lain



10. Cakap dalam berkomunikasi dan bernegosiasi (tabligh)



11. Tidak mengambil Untung yang berlebihan



12. Mengutamakan penawar pertama



13. Menawar dengan harga yang diinginkan



14. Melakukan perniagaan sepagi mungkin, RasulAllah mendoakan orang-orang yang pagi-pagi dalam bekerja. “Ya Allah, berkahilah umatku dalam berpagi-paginya mereka” (HR.Shahr Al Ghamidi)



15. Menjaga Kepercayaan pelanggan



16. Mewujudkan Win-Win Solution



17. Barang Niaga harus bermutu, Murah,

Bermanfaat, Mutakhir dan Berkualitas



18. Kemudahan dalam hal transaksi dan pelayanan



19. Menentukan Harga dengan jelas ketika akad (Deal)





💡Cara berhubungan dengan Karyawan:



1. Berbagi perhatian kepada karyawan, Tidak memilih-milih karyawan Istimewa semua sama.



2. Bermitra Bisnis, Karyawan dan Majikan seperti hubungan kekeluargan yang kental. Bukan seperti Tuan dan Budak.



3. Memberi gaji yang Cukup kepada Karyawannya



4. Memberi gaji tepat Waktu kepada Karyawannya, Sebelum keringat karyawan kering



5. Tidak membebani Karyawan dengan tugas diluar kemampuannya



6. Karyawan diWajibkan kerja sungguh-sungguh dengan seluruh kekuatannya



7. Sering memberikan Bonus-bonus tambahan diluar gaji pokok



Contoh di Atas adalah sebagian kecil dari sifat-sifat Suri tauladan Rasul Allah Muhammad SAW yang bisa kita Contoh dalam membangun Kerajaan Bisnis Kita, jauh lebih Sukses, berakhlak dan membantu terhadap sesamanya.



Wah Ane dah… capek nih nulisnya… tapi Semangat… Mudah-mudahan bermanfaat.



Semoga kita semua bisa menjadi Entrepreneur Sejati yang SUKSES, layaknya Rasul kita Nabi Muhammad SAW, sukses di dunia & akhirat, Aamiin ya Mujibas sailin.

Friday, October 09, 2015

Kita Pakai WA sudah menikmati setiap Hari, menit dan Detik untuk Bercanda, Bersilahturahmi, dst.

Tp tau kah kamu siapa  sesungguhnya penemu WA?

KISAH INSPIRATIF,
PENEMU PROGRAM WA

Ia lahir & besar di Ukraina dari keluarga yang relatif miskin. Di usia 16 tahun, ia nekat pindah ke Amerika, demi mengejar apa yang dikenal sebagai “American Dream”.

Pada usia ke-17, ia hanya bisa makan dari jatah pemerintah, nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Untuk bertahan hidup, dia bekerja sebagai tukang bersih2 supermarket.

Hidupnya kian terjal saat ibunya didiagnosa kanker. Mereka bertahan hidup hanya dengan tunjangan kesehatan seadanya. Ia lalu kuliah di San Jose University. Tapi kemudian memilih drop-out, karena lebih suka belajar programming secara autodidak.

Karena keahliannya sebagai programmer, pemuda tsb diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo! Ia bekerja di sana selama 10 thn. Di situ, ia berteman akrab dengan Brian Acton. Keduanya membuat sebuah program aplikasi di tahun 2009, setelah resign dari Yahoo!

Keduanya sempat melamar ke Facebook yang tengah menanjak popularitasnya saat itu, namun diitolak.

Facebook mungkin kini sangat menyesal pernah menolak lamaran mereka karena setelah beberapa tahun, program aplikasi mereka justru resmi dibeli Facebook dengan harga fantastis USD 19Miliar (sekitar Rp 247 Triliun).

Pemuda itu bernama Jan Koum, pendiri "WhatsApp" yang fenomenal dan sedang kita nikmati saat ini.

Beberapa waktu lalu, Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan. Ia datang ke tempat dimana ia dulu saat berumur 17 thn, setiap pagi antri untuk mendapatkan jatah makanan dari pemerintah. Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat-saat sulit, dimana bahkan untuk makan saja ia tidak punya uang..

Pelan2, air matanya meleleh. Ia tidak pernah menyangka perusahaannya dibeli dengan nilai setinggi itu. Ia pun mengenang ibunya yang rela menjahit baju buat dia demi menghemat. “Tak ada uang, Nak…”. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita bahagia ini kepada ibunya.
***

Teruslah BERMIMPI,
Teruslah BELAJAR,
Teruslah BERUSAHA..
Teruslah BERDOA.

Sungguh kita tak pernah tahu warna dan rupa masa depan kita.

All we have to do just make sure that we'll keep tryin'....

KEEP SPIRIT..
NEVER GIVE UP👍👍👍

Thursday, October 08, 2015

Ada 8 kelelahan yang disukai Allah SWT dan RasulNya :

1. Lelah dalam  berjihad di jalan-Nya (QS. 9:111)

2. Lelah dalam berda'wah/mengajak kepada kebaikan (QS.41:33)

3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh (QS.29:69)

4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi (QS. 31:14)

5. Lelah dalam mencari nafkah halal (QS. 62:10)

6. Lelah mengurus keluarga (QS. 66:6)

7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu (QS. 3:79)

8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit (QS.2:155)

Semoga kelelahan dan kepayahan yang kita rasakan menjadi bagian yang disukai Allah dan RasulNya. Aamiin yaa Rabbal-'aalamiin

Lelah itu nikmat. Bagaimana mungkin? Logikanya bagaimana? Jika anda seorang ayah, yang seharian bekerja keras mencari nafkah sehingga pulang ke rumah dalam kelelahan yang sangat. Itu adalah nikmat Allah swt yang luar biasa, karena banyak orang yang saat ini menganggur dan bingung mencari kerja.

Jika anda seorang istri yang selalu kelelahan dengan tugas rumah tangga dan tugas melayani suami yang tidak pernah habis. Sungguh itu nikmat luar biasa, karena betapa banyak wanita sedang menanti-nanti untuk menjadi seorang istri, namun jodoh tak kunjung hadir.

Jika kita orang tua yang sangat lelah tiap hari, karena merawat dan mendidik anak-anak, sungguh itu nikmat yang luar biasa. Karena betapa banyak pasangan yang sedang menanti hadirnya buah hati, sementara Allah swt belum berkenan memberi amanah.

Lelah dalam Mencari Nafkah

Suatu ketika Nabi saw dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”

Rasulullah saw menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Al
lah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan.” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhîb).

Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.

Bahkan secara khusus Rasulullah saw memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah swt.”

Subhanallah, tidak ada yang sia-sia bagi seorang muslim, kecuali di dalamnya selalu ada keutamaan.

Kelelahan dalam bekerja bisa mengantarkan meraih kebahagiaan dunia berupa harta, di sisi lain dia mendapatkan keutamaan akhirat dengan terhapusnya dosa-dosa. Syaratnya bekerja dan lelah. Bukankah ini bukti tak terbantahkan, bahwa kelelahan ternyata nikmat yang luar biasa?

Kelelahan Mendidik Anak

Di hari kiamat kelak, ada sepasang orangtua yang diberi dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi.

Keduanya bingung dan bertanya: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan kepada mereka: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu.”

Merawat dan mendidik anak untuk menjadi generasi shaleh/shalehah bukan urusan yang mudah. Betapa berat dan sangat melelahkan. Harta saja tidak cukup.

Betapa banyak orang-orang kaya yang anaknya “gagal” karena mereka sibuk mencari harta, namun abai terhadap pendidikan anak. Mereka mengira dengan uang segalanya bisa diwujudkan. Namun, uang dibuat tidak berdaya saat anak-anak telah menjadi pendurhaka.

Berbahagialah manusia yang selama ini merasakan kelelahan dan berhati-hatilah yang tidak mau berlelah-lelah. Segala sesuatu ada hitungannya di sisi Allah swt. Kebaikan yang besar mendapat keutamaan, kebaikan kecil tidak akan pernah terlupakan.

Rasulullah saw bersabda: “Pahalamu sesuai dengan kadar lelahmu.”

Tuesday, September 29, 2015

Seorang lelaki yg sedang dirundung kesedihan datang menemui Sayidina Ali bin Abi Tholib, ia pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tdk mampu lagi menahan beban kesedihanku.”

Sayidina Ali menjawab, “Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !”

Lelaki itu berkata, “Ya, tanyakanlah !”

“Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?” kata Ali bin Abi Tholib

“Tentu tidak” jawabnya.

“Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?” tanya sy Ali bin Abi Tholib

“Tidak juga” jawabnya.

Lalu Sayidina Ali berkata,
“Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tdk mengikutimu saat kau pergi?”
“Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….
Urusan dunia tdk layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yg Maha Hidup dan Maha Mengatur….”

Kemudian Sayidina Ali bin Abi tholib meneruskan ungkapannya,

“Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari.
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
 Sementara Allah berfirman,
وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ -١٤٤-
“Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur.”
(QS.Ali Imran: 144)

Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ -١٠-
“Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpan batas.”
(QS.Az-Zumar: 10)

Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?

Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu, Sungguh aku punya Allah yang Maha Besar"

Friday, September 18, 2015

"SAYA TAK MAU BERPISAH DENGAN HARTA SAYA..."


Haji Usman, sebutlah begitu ,nama beliau. Mungkin orangtuanya dulu berdo'a agar sang putra mewarisi kemuliaan Sayyidina Utsman ibn Affan Radhiyallahu ‘Anhu.

Pemilik salah satu usaha batik terkemuka di Yogyakarta ini memang dikenal atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya. Seakan dunia telah begitu hina di matanya.

Ringan baginya membuka kotak persediaan, gampang baginya menyeluk kantong simpanan dan seakan tanpa beban dia mengulur bantuan.

Inilah mungkin sosok nyata orang yang dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yang bersemangat mendatangi beliau.

“Ajarkan pada kami, Ji,” kata mereka, “bagaimana caranya agar kami seperti haji Usman. Bisa tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan...hingga seperti haji Usman, bershadaqah terasa ringan.”

“Wah,” sahut Haji Usman tertawa, “salah alamat!”

“Lho?”...

“Lha iya. Kalian datang pada orang yang salah. Lha saya ini SANGAT MENCINTAI HARTA SAYA je. Saya ini sangat mencintai kekayaan saya je.”

“Lho?”..

“Kok lho. Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI. Saya itu TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya. Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu. TITIP pada Masjid, TITIP pada anak yatim, TITIP pada madrasah, TITIP pada pesantren, TITIP pada pejuang fii sabilillah. Alhamdulillah ada yang berkenan dititipi, saya senang sekali. Alhamdulillah ada yang sudi diamanati, saya bahagia sekali. Pokoknya DI AKHIRAT NANTI MAU SAYA AMBIL LAGI. Saya ingin kekayaan saya itu dapat saya nikmati berlipat-lipat di akhirat.☺☺

Sunday, August 30, 2015

Kumpulan Mahfudzat (Pribahasa

Arab)


1. ﻣَﻦْ ﺳَﺎﺭَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺪَّﺭْﺏِ ﻭَﺻَﻞَ

Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia


2. ﻣَﻦْ ﺟَﺪَّ ﻭَﺟَﺪَ

Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia.


3. ﻣَﻦْ ﺻَﺒَﺮَ ﻇَﻔِﺮَ

Barang siapa sabar beruntunglah ia.


4. ﻣَﻦْ ﻗَﻞَّ ﺻِﺪْﻗُﻪُ ﻗَﻞَّ ﺻَﺪِﻳْﻘُﻪُ

Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit

pulalah temannya.


5. ﺟَﺎﻟِﺲْ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺼِّﺪْﻕِ ﻭَﺍﻟﻮَﻓَﺎﺀِ

Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.


6. ﻣَﻮَﺩَّﺓُ ﺍﻟﺼَّﺪِﻳْﻖِ ﺗَﻈْﻬَﺮُ ﻭَﻗْﺖَ ﺍﻟﻀِّﻴْﻖِ

Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu

kesempitan.


7. ﻭَﻣَﺎﺍﻟﻠَّﺬَّﺓُ ﺇِﻻَّ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻌَﺐِ

Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.


8. ﺍﻟﺼَّﺒْﺮُ ﻳُﻌِﻴْﻦُ ﻋَﻠﻰَ ﻛُﻞِّ ﻋَﻤَﻞٍ

Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.


9. ﺟَﺮِّﺏْ ﻭَﻻَﺣِﻆْ ﺗَﻜُﻦْ ﻋَﺎﺭِﻓًﺎ

Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang

tahu.


10. ﺍُﻃْﻠُﺐِ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤَﻬْﺪِ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻠَّﺤْﺪِ

Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang kubur.



11. ﺑَﻴْﻀَﺔُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺩَﺟَﺎﺟَﺔِ ﺍﻟﻐَﺪِ

Telur hari ini lebih baik daripada ayam esok hari.



12. ﺍﻟﻮَﻗْﺖُ ﺃَﺛْﻤَﻦُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺬَّﻫَﺐِ

Waktu itu lebih mahal daripada emas.



13. ﺍﻟﻌَﻘْﻞُ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺠِﺴِْﻢ ﺍﻟﺴَّﻠِﻴْﻢِ

. Akal yang sehat itu terletak pada badan yang sehat.



14. ﺧَﻴْﺮُ ﺟَﻠِﻴْﺲٍ ﻓﻲِ ﺍﻟﺰَّﻣَﺎﻥِ ﻛِﺘَﺎﺏٌ

Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku.



15. ﻣَﻦْ ﻳَﺰْﺭَﻉْ ﻳَﺤْﺼُﺪْ

Barang siapa menanam pasti akan memetik (mengetam).



16. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻷَﺻْﺤَﺎﺏِ ﻣَﻦْ ﻳَﺪُﻟُّﻚَ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺨَﻴْﺮِ

Sebaik-baik teman itu ialah yang menunjukkan kamu

kepada kebaikan.



17. ﻟَﻮْﻻَ ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻟَﻜَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻛَﺎﻟﺒَﻬَﺎﺋِﻢِ

Seandainya tiada berilmu niscaya manusia itu seperti

binatang.



18. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﻓﻲِ ﺍﻟﺼِّﻐَﺮِ ﻛَﺎﻟﻨَّﻘْﺶِ ﻋَﻠﻰَ ﺍﻟﺤَﺠَﺮِ

Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu, bagaikan ukiran di

atas batu.



19. ﻟَﻦْ ﺗَﺮْﺟِﻊَ ﺍﻷَﻳﺎَّﻡُ ﺍﻟَّﺘﻲِ ﻣَﻀَﺖْ

Tidak akan kembali hari-hari yang telah berlalu.



20. ﺗَﻌَﻠَّﻤَﻦْ ﺻَﻐِﻴْﺮًﺍ ﻭَﺍﻋْﻤَﻞْ ﺑِﻪِ ﻛَﺒِﻴْﺮًﺍ

Belajarlah di waktu kecil dan amalkanlah di waktu besar.



21. ﺍﻟﻌِﻠْﻢُ ﺑِﻼَ ﻋَﻤَﻞٍ ﻛَﺎﻟﺸَّﺠَﺮِ ﺑِﻼَ ﺛَﻤَﺮ

Ilmu tiada amalan bagaikan pohon tidak berbuah.



22. ﺍﻻﺗِّﺤَﺎﺩُ ﺃَﺳَﺎﺱُ ﺍﻟﻨَّﺠَﺎﺡِ

Bersatu adalah pangkal keberhasilan.



23. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣِﺴْﻜِﻴْﻨًﺎ ﻭَﻛُﻦْ ﻟَﻪُ ﻣُﻌِﻴْﻨﺎً

. Jangan engkau menghina orang miskin bahkan jadilah

penolong baginya.



24. ﺍﻟﺸَّﺮَﻑُ ﺑِﺎﻷَﺩَﺏِ ﻻَ ﺑِﺎﻟﻨَّﺴَﺐِ

Kemuliaan itu dengan adab kesopanan, (budi pekerti)

bukan dengan keturunan.



25. ﺳَﻼَﻣَﺔُ ﺍﻹِﻧْﺴَﺎﻥِ ﻓﻲِ ﺣِﻔْﻆِ ﺍﻟﻠِّﺴَﺎﻥِ

. Keselamatan manusia itu dalam menjaga lidahnya

(perkataannya).



26. ﺁﺩَﺍﺏُ ﺍﻟﻤَﺮْﺀِ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺫَﻫَﺒِﻪِ

Adab seseorang itu lebih baik (lebih berharga) daripada

emasnya.



27. ﺳُﻮْﺀُ ﺍﻟﺨُﻠُﻖِ ﻳُﻌْﺪِﻱ

Kerusakan budi pekerti/akhlaq itu menular.



28. ﺁﻓَﺔُ ﺍﻟﻌِﻠْﻢِ ﺍﻟﻨِّﺴْﻴﺎَﻥُ

Bencana ilmu itu adalah lupa.



29. ﺇِﺫَﺍ ﺻَﺪَﻕَ ﺍﻟﻌَﺰْﻡُ ﻭَﺿَﺢَ ﺍﻟﺴَّﺒِﻴْﻞُ

Jika benar kemauannya niscaya terbukalah jalannya.



30. ﻻَ ﺗَﺤْﺘَﻘِﺮْ ﻣَﻦْ ﺩُﻭْﻧَﻚَ ﻓَﻠِﻜُﻞِّ ﺷَﻴْﺊٍ ﻣَﺰِﻳَّﺔٌ

Jangan menghina seseorang yang lebih rendah daripada

kamu, karena segala sesuatu itu mempunyai kelebihan.



31. ﺃَﺻْﻠِﺢْ ﻧَﻔْﺴَﻚَ ﻳَﺼْﻠُﺢْ ﻟَﻚَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ

. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang-orang lain akan

baik padamu.



32. ﻓَﻜِّﺮْ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﺰِﻡَ

Berpikirlah dahulu sebelum kamu berkemauan

(merencanakan).



33. ﻣَﻦْ ﻋَﺮَﻑَ ﺑُﻌْﺪَ ﺍﻟﺴَّﻔَﺮِ ﺍِﺳْﺘَﻌَﺪَّ

Barang siapa tahu jauhnya perjalanan, bersiap-siaplah ia.



34. ﻣَﻦْ ﺣَﻔَﺮَ ﺣُﻔْﺮَﺓً ﻭَﻗَﻊَ ﻓِﻴْﻬَﺎ

Barang siapa menggali lobang, akan terperosoklah ia di

dalamnya.



35. ﻋَﺪُﻭٌّ ﻋَﺎﻗِﻞٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺻَﺪِﻳْﻖٍ ﺟَﺎﻫِﻞٍ

. Musuh yang pandai, lebih baik daripada

Teman yg bodoh



36. ﻣَﻦْ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺣْﺴَﺎﻧُﻪُ ﻛَﺜُﺮَ ﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻪُ

Barang siapa banyak perbuatan baiknya, banyak pulalah

temannya.



37. ﺍِﺟْﻬَﺪْ ﻭَﻻَ ﺗَﻜْﺴَﻞْ ﻭَﻻَ ﺗَﻚُ ﻏَﺎﻓِﻼً ﻓَﻨَﺪَﺍﻣَﺔُ ﺍﻟﻌُﻘْﺒﻰَ ﻟِﻤَﻦْ ﻳَﺘَﻜﺎَﺳَﻞُ

Bersungguh-sungguhlah dan jangan bermala-malas dan

jangan pula lengah, karena penyesalan itu bagi orang yang

bermalas-malas.



38. ﻻَ ﺗُﺆَﺧِّﺮْ ﻋَﻤَﻠَﻚَ ﺇِﻟﻰَ ﺍﻟﻐَﺪِ ﻣَﺎ ﺗَﻘْﺪِﺭُ ﺃَﻥْ ﺗَﻌْﻤَﻠَﻪُ ﺍﻟﻴَﻮْﻡَ

Janganlah mengakhirkan pekerjaanmu hingga esok hari,

yang kamu dapat mengejakannya hari ini.



39. ﺍُﺗْﺮُﻙِ ﺍﻟﺸَّﺮَّ ﻳَﺘْﺮُﻛْﻚَ

Tinggalkanlah kejahatan, niscaya ia (kejahatan itu) akan

meninggalkanmu.



40. ﺧَﻴْﺮُ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ ﺃَﺣْﺴَﻨُﻬُﻢْ ﺧُﻠُﻘﺎً ﻭَﺃَﻧْﻔَﻌُﻬُﻢْ ﻟِﻠﻨَّﺎﺱِ

Sebaik-baik manusia itu, adalah yang terlebih baik budi

pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi manusia.



41. فيِ التَّأَنِّي السَّلاَمَةُ وَفيِ العَجَلَةِ النَّدَامَةُ

41. Di dalam hati-hati itu adanya keselamatan, dan di dalam tergesa-gesa itu adanya penyesalan.



42. ثَمْرَةُ التَّفْرِيْطِ النَّدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَّلاَمَةُ

42. Buah sembrono/lengah itu penyesalan, dan buah cermat itu keselamatan.



43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ

43. Berlemah lembut kepada orang yang lemah itu, adalah suatu perangai orang yang mulia (terhormat).



44. فَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا

44. Pahala/imbalan suatu kejahatan itu adalah kejahatan yang sama dengannya.



45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلىَ الجَاهِلِ جَوَابٌ

45. Tidak menjawab terhadap orang yang bodoh itu adalah jawabannya.



46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ

46. Barang siapa manis tutur katanya (perkataannya) banyaklah temannya.



47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الكَلاَمُ

47. Apabila akal seseorang telah sempurna maka sedikitlah bicaranya.



48. مَنْ طَلَبَ أَخًا بِلاَ عَيْبٍ بَقِيَ بَلاَ أَخٍ

48. Barang siapa mencari teman yang tidak bercela, maka ia akan tetap tidak punya teman.



49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا

49. Katakanlah yang benar itu, walaupun pahit.



50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ

50. Sebaik-baik hartamu adalah yang bermanfaat bagimu.



51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَاطُهَا

51. Sebaik-baik perkara itu adalah pertengahanya (yang sedang saja).



52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ

52. Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat.



53. إِذاَ لمَ ْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

53. Apabila engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu (apa yang engkau kehendaki).



54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلِ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلاً

54. Bukanlah cela itu bagi orang yang miskin, tapi cela itu terletak pada orang yang kikir.



55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِي قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلِ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

55. Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tapi (sebenarnya) yatim itu adalah yatim ilmu dan budi pekerti.



56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَلاَمٍ جَوَابٌ

56. Setiap pekerjaan itu ada upahnya, dan setiap perkataan itu ada jawabannya.



57. وَعَامِلِ النَّاسَ بِمَا تُحِبُّ مِنْهُ دَائِماً

57. Dan pergaulilah manusia itu dengan apa-apa yang engkau sukai daripada mereka semuanya.



58. هَلَكَ امْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ

58. Hancurlah seseorang yang tidak tahu dirinya sendiri.



59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ

59.Pokok dosa itu, adalah kebohongan.



60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ

60. Barang siapa menganiaya niscaya akan dianiaya.



61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنُا إِنَّ الجَمَالَ جمَاَلُ العِلْمِ وَالأَدَبِ

61. Bukanlah kecantikan itu dengan pakaian yang menghias kita, sesungguhnya kecantikan itu ialah kecantikan dengan ilmu dan kesopanan.



62. لاَ تَكُنْ رَطْباً فَتُعْصَرَ وَلاَ يَابِسًا فَتُكَسَّرَ

62. Janganlah engkau bersikap lemah, sehingga kamu akan diperas, dan janganlah kamu bersikap keras, sehingga kamu akan dipatahkan.



63. مَنْ أَعاَنَكَ عَلىَ الشَّرِّ ظَلَمَكَ

63. Barang siapa menolongmu dalam kejahatan maka ia telah menyiksamu.

Lanjutan...

Bagi yg mau mendokumentasikan bisa diedit sndiri ya...



64. أَخِي لَنْ تَنَالَ العِلْمَ إِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَطُوْلُ زَمَانٍ

64. Saudaraku! Kamu tidak akan mendapatkan ilmu, kecuali dengan enam perkara, akan aku beritahukan perinciannya dengan jelas :

1). Kecerdasan

2). Kethoma'an (terhadap ilmu)

3). Kesungguhan

4). Harta benda (bekal)

5). Mempergauli guru

6). Waktu yang panjang.



65. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلاً

65. Bekerja itu membuat yang sukar menjadi mudah.



66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى

66. Barang siapa berhati-hati niscaya mendapatkan apa-apa yang ia cita-citakan.



67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصَّيْنِ

67. Carilah/tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina.



68. النَّظَافَةُ مِنَ الإِيْمَانِ

68. Kebersihan itu sebagian dari iman.



69. إِذَا كَبُرَ المَطْلُوْبُ قَلَّ المُسَاعِدُ

69. Kalau besar permintaannya maka sedikitlah penolongnya.



70. لاَ خَيْرَ فيِ لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَماً

70. Tidak ada baiknya sesuatu keenakan yang diiringi (oleh) penyesalan.



71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ

71. Pengaturan pekerjaan itu menabung sebanyak separohnya waktu.



72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ

72. Berapa banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh satu ibu.



73. دَاوُوْا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ

73. Obatilah kemarahan itu dengan diam.



74. الكَلاَمُ يَنْفُذُ مَالاَ تَنْفُذُهُ الإِبَرُ

74. Perkataan itu dapat menembus apa yang tidak bisa ditembus oleh jarum.



75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَباً

75. Bukan setiap yang mengkilat itu emas.



76. سِيْرَةُ المَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ

76. Gerak-gerik seseorang itu menunjukkan rahasianya.



77. قِيْمِةُ المَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ

77. Harga seseorang itu sebesar (sama nilainya) kebaikan yang telah diperbuatnya.



78. صَدِيْقُكَ مَنْ أَبْكَاكَ لاَ مَنْ أَضْحَكَكَ

78. Temannmu ialah orang yang menangiskanmu (membuatmu menangis) bukan orang yang membuatmu tertawa.



79. عَثْرَةُ القَدَمِ أَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ

79. Tergelincirnya kaki itu lebih selamat daripada tergelincirnya lidah.



80. خَيْرُ الكَلاَمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ

80. Sebaik-baik perkataan itu ialah yang sedikit dan memberi penjelasannya/jelas.



81. كُلُّ شَيْئٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلاَّ الأَدَبَ

Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti.



82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ

Permulaan marah itu adalah kegilaan dan akhirnya adalah penyesalan.



83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ تَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ

Hamba sahaya itu harus dipukul dengan tongkat, dan orang yang merdeka (bukan budak) cukuplah dengan isyarat.



84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلاَ تَنْظُرْ مَنْ قَالَ

Perhatikanlah apa-apa yang dikatakan (diucapkan) dan janganlah meperhatikan siapa yang mengatakan.



85. الحَسُوْدُ لاَ يَسُوْدُ

Orang yang pendengki itu tidak akan menjadi mulia.



86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا

Tiap-tiap pekerjaan itu (dinilai) dengan penyelesaiannya.

Thursday, August 20, 2015

APA DAN SIAPA KITA

APA DAN SIAPA KITA
(Darsono, Solo)

Waktu itu saya dalam perjalanan dari Jogya ke Jakarta naik pesawat.
Karena keberangkatan pesawat ditunda 1 jam saya menunggu di kafetaria bandara Adisucipto sekedar minum kopi. Didepan saya duduk seorang ibu sudah agak tua, memakai pakaian Jawa tradisional kain batik dan kebaya, wajahnya tampak tenang dan keibuan.
Sekedar mengisi waktu, saya mengajaknya bercakap-cakap.

"Badhe tindak Jakarta, Bu?"

"Inggih nak, namung transit ing Cengkareng lajeng dhateng Singapura."

"Menawi kepareng nyuwun pirsa, kagungan perlu menapa ibu tindak Singapura..?"

"Tuwi anak kula ingkang nomer kalih Nak. Semahipun nglairaken wonten mrika lajeng kula dipun kintuni tiket lan dipun urusaken paspor langkung Biro Perjalanan. Dados kula kantun budhal boten sisah repot ngurus menapa-menapa".
"Ingkang putra ngasta wonten pundi Bu?"

"Anak kula punika Insinyur Perminyakan, nyambut damel wonten Perusahaan Minyak Asing, sak punika dados Kepala Kantor Cabang Singapura."

"Putra sedaya pinten, Bu?"
"Anak kula sekawan Nak, jaler tiga, estri setunggal. Punika wau anak kula nomer kalih.

Ingkang nomer tiga ugi jaler, Dosen Fakultas Ekonomi UGM, sak punika saweg mendhet Program Doktor wonten ing Amerika.

Ingkang ragil estri, dados dokter spesialis
Anak, semahipun ugi dokter Ahli Bedah lan dosen wonten ing Fakultas Kedokteran Airlangga Surabaya."

"Menawi putra mbajeng?"

"Piyambakipun tani, Nak. Manggen wonten ing Godean nggarap sabin tilaranipun swargi bapakipun".

Saya tertegun sejenak.

Lalu dengan hati-hati saya bertanya,
"Temtunipun Ibu kuciwa kaliyan putra mbajeng nggih Bu? Kok boten sarjana kados rayi-rayinipun."

"Wah, babar pisan boten,Nak. Kita sedaya malah ngurmati piyambakipun. Kanthi kasil saking sawahipun, piyambakipun ngragadi gesang kita sakulawarga lan nyekolahaken rayi-rayinipun sedaya ngantos rampung sarjana".

Saya merenung...
Ternyata yang penting bukan Apa atau Siapa kita, tetapi apa yang telah kita perbuat.
Allah tidak akan menilai apa dan siapa kita tetapi apa amal-ibadah kita.

Tanpa terasa air mata mengalir di pipiku...

Catatan :
Mohon maaf untuk yang tidak mengerti bahasa Jawa, dialog dalam kisah di atas saya tulis apa adanya.

Darsono, Solo.