Friday, July 31, 2015

Kata motivasi : 13 kata “JANGAN MENUNGGU” yg perlu dihindari:



1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum,,, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.



2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah,,, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.



3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak,,, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.



4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli,,, tapi pedulilah dengan orang lain!!! Maka kamu akan dipedulikan.



5. Jangan menunggu orang memahami kamu. baru kamu memahami dia,,, tapi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.



6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis,,, tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.



7. Jangan menunggu proyek baru bekerja,,, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.



8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai,,, tapi belajarlah mencintai, maka kamu akan dicintai.



9. Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang,,, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekadar uang yang datang tapi juga rezeki yang lainnya.



10. Jangan menunggu contoh baru bergerak mengikuti,,, tapi bergeraklah, maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.



11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur tapi bersyukurlah,,, maka bertambah kesuksesanmu.



12. Jangan menunggu bisa baru melakukan,,, tapi lakukanlah!!! Maka kamu pasti bisa!!!



13. Jangan menunggu waktu luang tuk membaca Alqur'an,,, Tapi luangkan waktu tuk membaca Alqur'an.


BANGGA nya mjd ayah.....

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.



Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.



Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.



''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''



Anakku..



Memang ayah tidak mengandungmu,

tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu ...

Memang ayah tak melahirkanmu,

Memang ayah tak menyusuimu,

tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu ...



Nak..



Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,

tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada namamu disebutnya ...

Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman...



Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu...

Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..



Bunda hanya ingin kau tahu nak..

bahwa...

Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..

Anakku...

Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu... Maka hormati dan sayangi ayahmu.

Sunday, July 26, 2015

100 HARI TAK MAMPU MEMANDANG WAJAH SUAMI
Inspiratif & Mengharukan.

Empat tahun sudah keduanya menikah. Namun pasangan suami istri itu belum juga dikaruniai buah hati. Mulanya mereka tidak merasa ada masalah. Namun saat terdengar bisik-bisik tetangga, sang istri mulai resah. “Kok belum punya anak ya mereka. Yang punya masalah suami atau istri?” kalimat-kalimat itu sampai juga di telinga mereka.

Akhirnya suami istri itu pergi ke dokter. “Mohon bersabar pak,” kata dokter kepada pria itu sambil menyerahkan hasil lab. “Istri anda mandul dan agaknya tidak ada harapan untuk bisa hamil.”
“Kalau begitu, jangan sampaikan ini kepadanya Dok”
“Maksud Anda?”
“Saya khawatir itu akan melukai perasaannya. Dokter katakan saja kalau saya yang mandul”
“Tidak bisa begitu. Anda kan tidak ada masalah”
Cukup lama mereka berbincang, hingga pria tersebut berhasil meyakinkan dokter untuk mengatakan sesuai keinginannya.

Entah bagaimana ceritanya, tetangga-tetangga yang dulu bertanya siapa diantara suami istri itu yang bermasalah akhirnya mendengar bahwa pria itu mandul. Kabar itu juga sampai kepada kerabat mereka. Kasak kusuk pun semakin kencang. Meski demikian, rumah tangga keduanya masih bertahan. Hingga suatu hari, lima tahun setelah hasil lab itu, wanita itu tak dapat lagi bersabar.

“Sembilan tahun sudah kita berkeluarga, dan selama itu aku dapat bersabar. Sampai-sampai para tetangga kasihan melihatku dan mengatakan ‘kasihan yang wanita shalihah itu. Ia telah bersabar hidup bertahun-tahun dengan suaminya yang mandul.’ Terus terang, aku ingin menggendong anak, mengasuh dan membesarkannya. Kini aku tak dapat lagi memperpanjang kesabaranku. Tolong ceraikan aku agar aku bisa menikah dengan laki-laki lain dan mendapat anak darinya,” kata wanita itu kepada suaminya.

Sang suami dengan sabar mendengar tuntutan itu sambil menasehatinya. “Ini ujian dari Allah sayang… Kita perlu bersabar…”

Mendengar nasehat tersebut, emosi istri sedikit mereda. “Baiklah, aku akan bersabar. Tapi hanya satu tahun. Jika berlalu masa itu dan kau tidak juga memberiku keturunan, ceraikan saja aku.”

Selang beberapa hari, tiba-tiba wanita itu jatuh sakit. Hasil lab menunjukkan, ia mengalami gagal ginjal. “Ini semua gara-gara kamu,” kata wanita itu kepada suaminya yang saat itu menungguinya di rumah sakit, “Aku terus menahan sabar karenamu. Inilah akibatnya. Sudah tidak punya anak, kini aku kehilangan ginjalku.”

“Apa? Kau akan pergi ke luar negeri?” kata wanita itu dengan nada tinggi, esok harinya ketika sang suami berpamitan kepadanya. Entah bagaimana perasaannya, ia yang kini bad rest di rumah sakit harus berjuang sendiri tanpa suami.
“Ini tugas dinas, Sayang. Dan sekaligus aku akan mencari pendonor ginjal buatmu”

Beberapa hari kemudian, wanita itu mendapatkan kabar gembira bahwa telah ada seseorang yang mau mendonorkan ginjalnya. Tetapi dokter merahasiakan namanya.

“Orang itu sungguh baik, Dokter. Ia mendonorkan ginjalnya untukku tanpa mau diketahui namanya. Sementara suamiku sendiri, ia justru pergi ke luar negeri, meninggalkanku sendiri,” mata dokter yang mendengar komentar itu berkaca-kaca. Ia tahu persis siapa yang mendonorkan ginjal untuk wanita itu.

Dengan izin Allah, operasi berhasil dengan baik. Wanita itu sembuh. Dan yang lebih menakjubkan, tak lama kemudian ia hamil, lalu melahirkan seorang bayi yang lucu. Ucapan selamat datang dari kerabat dan tetangga. Kini bisik-bisik itu telah selesai. Dan kehidupan rumah tangga keduanya pun normal kembali.

Kini sang suami telah menjadi seorang panitera di pengadilan Jeddah, setelah menyelesaikan pendidikan S2 dan S3-nya. Ia juga telah hafal Qur’an dengan mendapatkan sanad riwayat Hafs dari ‘Ashim.

Suatu hari saat sang suami dinas luar, tak sengaja wanita itu menemukan buku harian suaminya di atas meja. Mungkin karena terburu-buru, sang suami itu lupa menyimpannya seperti biasa.

Betapa terkejutnya wanita itu membaca halaman demi halaman episode rumah tangga yang selama ini tak diketahuinya. Bahwa ternyata yang mandul adalah dirinya. Bahwa pendonor ginjal itu adalah suaminya sendiri. Ia pun menangis sejadi-jadinya. Hampir pingsan ia menyadari kekeliruannya selama ini. Ia yang tak tahan dan ingin minta cerai, padahal suaminya lah manusia paling sabar yang ia temui. Ia kesal dengan suaminya yang pergi saat ia operasi, padahal suaminya terbaring lemah saat itu demi menghibahkan satu ginjal untuknya.

Ketika sang suami pulang, wanita itu tak mampu memandang wajahnya. Ia tertunduk malu. Hampir seratus hari lamanya, ia terus begitu. Malu di depan pria yang paling dicintainya dan paling berjasa dalam hidupnya. [Keluargacinta.com]
*** Cerdas dan tidak pakai emosi ***

Ada seorang Atheis yg memasuki sebuah masjid,

dia mengajukan 3 pertanyaan yg hanya boleh dijawab dengan akal.

Artinya tidak boleh dijawab dengan dalil, karena dalil itu hanya dipercaya oleh pengikutnya, jika menggunakan dalil (naqli) maka justru diskusi ini tidak akan menghasilkan apa-apa...

Pertanyaan atheis itu adalah :

1. Siapa yg menciptakan Allah?? Bukankah semua yg ada di dunia ada karena ada penciptanya?? Bagaimana mungkin Allah ada jika tidak ada penciptanya??

2. Bagaimana caranya manusia bisa makan dan minum tanpa buang air?? Bukankah itu janji Allah di Syurga?? Jangan pakai dalil, tapi pakai akal....

3. Ini pertanyaan ketiga, kalau iblis itu terbuat dari Api, lalu bagaimana bisa Allah menyiksanya di dalam neraka?? Bukankah neraka juga dari api??

Tidak ada satupun jamaah yg bisa menjawab, kecuali seorang pemuda.

Ada yg berkata bahwa dia adalah Imam Abu Hanifah muda.

Pemuda itu menjawab satu per satu pertanyaan sang atheis :

1. Apakah engkau tahu, dari angka berapakah angka 1 itu berasal?? Sebagaimana angka 2 adalah 1+1 atau 4 adalah 2+2??

Atheis itu diam membisu..

"Jika kamu tahu bahwa 1 itu adalah bilangan tunggal.

Dia bisa mencipta angka lain, tapi dia tidak tercipta dari angka apapun, lalu apa kesulitanmu memahami bahwa Allah itu Zat Maha Tunggal yg Maha mencipta tapi tidak bisa diciptakan??"

2. Saya ingin bertanya kepadamu, apakah kita ketika dalam perut ibu kita semua makan?

Apakah kita juga minum?

Kalau memang kita makan dan minum, lalu bagaimana kita buang air ketika dalam perut ibu kita dulu??

Jika anda dulu percaya bahwa kita dulu makan dan minum di perut ibu kita dan kita tidak buang air didalamnya, lalu apa kesulitanmu mempercayai bahwa di Syurga kita akan makan dan minum juga tanpa buang air??

3. Pemuda itu menampar sang atheis dengan keras. Sampai sang atheis marah dan kesakitan.

Sambil memegang pipinya, sang atheis-pun marah-marah kepada pemuda itu, tapi pemuda itu menjawab :

"Tanganku ini terlapisi kulit, tanganku ini dari tanah..dan pipi anda juga terbuat dari kulit dari tanah juga..lalu jika keduanya dari kulit dan tanah, bagaimana anda bisa kesakitan ketika saya tampar??

Bukankah keduanya juga tercipta dari bahan yg sama, sebagaimana Syetan dan Api neraka??

Sang athies itu ketiga kalinya terdiam...

Sahabat, pemuda tadi memberikan pelajaran kepada kita bahwa tidak semua pertanyaan yg terkesan meledek agama kita kita harus hadapi dengan kekerasan.

Pemuda tadi tidak mencabut pedang, tidak pula teriak-teriak 'atheis goblok..!' ' la'natullah' terkutuk' dan sebagainya...

Dia menjawab pertanyaan sang atheis dengan cerdas dan bernas, sehingga sang atheis tidak mampu berkata-kata lagi atas pertanyaannya..

Itulah pemuda yg Islami, pemuda yg berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengtahuan luas, berfikiran bebas...tapi tidak liberal...tetap terbingkai manis dalam indahnya Aqidah...

Wallahualam
UMAT ISLAM DIMANAPUN BERADA, MARI KITA RENUNGI BERSAMA



SYAIKH Muhamad Abduh, ulama besar dari Mesir pernah geram terhadap dunia Barat yang mengganggap Islam kuno dan terbelakang.



Kepada Renan, filsuf Perancis, Abduh dengan lantang menjelaskan bahwa agama Islam itu hebat, cinta ilmu, mendukung kemajuan dan lain sebagainya.



Dengan ringan Renan, yang juga pengamat dunia Timur Tengah mengatakan (kira-kira begini katanya), “Saya tahu persis kehebatan semua nilai Islam dalam Al-Quran.



Tapi tolong tunjukan satu komunitas Muslim di dunia yang bisa menggambarkan kehebatan ajaran Islam”.



Dan Abduh pun terdiam.



Satu abad kemudian beberapa peneliti dari George Washington University ingin membuktikan tantangan Renan.



Mereka menyusun lebih dari seratus nilai-nilai luhur Islam, seperti kejujuran (shiddiq), amanah, keadilan, kebersihan, ketepatan waktu, empati, toleransi, dan sederet ajaran Al-Quran serta akhlaq Rasulullah Saw.



Berbekal sederet indikator yang mereka sebut sebagai islami city index mereka datang ke lebih dari 200 negara untuk mengukur seberapa islami negara-negara tersebut.



Hasilnya ?



Selandia Baru dinobatkan sebagai negara paling Islami. Indonesia?

Harus puas di urutan ke 140.



Nasibnya tak jauh dengan negara-negara Islam lainnya yang kebanyakan bertengger di rangking 100-200.



Apa itu islam ?



Bagaimana sebuah negara atau seseorang dikategorikan islami ?

Kebanyakan ayat dan hadis menjelaskan Islam dengan menunjukkan indikasi-indikasinya, bukan definisi.



Misalnya hadis yang menjelaskan bahwa “Seorang Muslim adalah orang yang di sekitarnya selamat dari tangan dan lisannya” itu indikator.



Atau hadis yang berbunyi, “Keutamaan Islam seseorang adalah yang meninggalkan yang tak bermanfaat”.



“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormati tetangga ... Hormati tamu ... Bicara yang baik atau diam”.



Jika kita koleksi sejumlah hadis yang menjelaskan tentang islam dan iman, maka kita akan menemukan ratusan indikator keislaman seseorang yang bisa juga diterapkan pada sebuah kota bahkan negara.



Dengan indikator-indikator di atas tak heran ketika Muhamamd Abduh melawat ke Perancis akhirnya dia berkomentar, “Saya tidak melihat Muslim di sini, tapi merasakan (nilai-nilai) Islam, sebaliknya di Mesir saya melihat begitu banyak Muslim, tapi hampir tak melihat Islam”.



Pengalaman serupa dirasakan Professor Afif Muhammad ketika berkesempatan ke Kanada yang merupakan negara paling islami no 5.



Beliau heran melihat penduduk di sana yang tak pernah mengunci pintu rumahnya.



Saat salah seorang penduduk ditanya tentang hal ini, mereka malah balik bertanya, “mengapa harus dikunci ?”



Di kesempatan lain, masih di Kanada, seorang pimpinan ormas Islam besar pernah ketinggalan kamera di halte bis.



Setelah beberapa jam kembali ke tempat itu, kamera masih tersimpan dengan posisi yang tak berubah.



Sungguh ironis jika kita bandingkan dengan keadaan di negeri muslim yang sendal jepit saja bisa hilang di rumah Allah yang Maha Melihat.



Padahal jelas-jelas kata “iman” sama akar katanya dengan aman.

Artinya, jika semua penduduk beriman, seharusnya bisa memberi rasa aman.



Penduduk Kanada menemukan rasa aman padahal (mungkin) tanpa iman.



Tetapi kita merasa tidak aman di tengah orang-orang yang (mengaku) beriman.

Seorang teman bercerita, di Jerman, seorang ibu marah kepada seorang Indonesia yang menyebrang saat lampu penyebrangan masih merah.



“Saya mendidik anak saya bertahun-tahun untuk taat aturan, hari ini Anda menghancurkannya. Anak saya ini melihat Anda melanggar aturan, dan saya khawatir dia akan meniru Anda”.



Sangat kontras dengan sebuah video di Youtube yang menayangkan seorang bapak-bapak di Jakarta dengan pakaian jubah dan sorban naik motor tanpa helm.



Ketika ditangkap polisi karena melanggar, si Bapak tersebut malah marah dengan menyebut-nyebut bahwa dirinya habib.

Mengapa kontradiksi ini terjadi ?



Syaikh Basuni ulama Kalimantan pernah berkirim surat kepada Muhamamd Rashid Ridha ulama terkemuka dari Mesir.



Suratnya berisi pertanyaan: “Limadza taakhara muslimuuna wataqaddama ghairuhum ?”, mengapa muslim terbelakang dan umat yang lain maju?



Surat itu dijawab panjang lebar dan dijadikan satu buku dengan judul yang dikutip dari pertanyaan itu.



Inti dari jawaban Rasyid Ridha, Islam mundur karena meninggalkan ajarannya, sementara Barat maju karena meninggalkan ajarannya.



Umat Islam terbelakang karena meninggalkan ajaran iqra (membaca) dan cinta ilmu.



Tidak aneh dengan situasi seperti itu, Indonesia saat ini menempati urutan ke- 111 dalam hal tradisi membaca. Muslim juga meninggalkan budaya disiplin dan amanah, sehingga tak heran negara-begara Muslim terpuruk di kategori low trust society yang masyarakatnya sulit dipercaya dan sulit mempercayai orang lain alias selalu penuh curiga.



Muslim meninggalkan budaya bersih yang menjadi ajaran Islam, karena itu jangan heran jika kita melihat mobil-mobil mewah di kota-kota besar tiba-tiba melempar sampah ke jalan melalui jendela mobilnya.



Siapa yang salah? Mungkin yang salah yang membuat survey.



Seandainya keislaman sebuah negara itu diukur dari jumlah jama’ah hajinya pastilah Indonesia ada di ranking pertama.

Wallahualam bishowab ..



Link journal :

https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://hossein-askari.com/wordpress/wp-content/uploads/islamicity-index.pdf&ved=0CBwQFjABahUKEwihpJGip-bGAhUGjo4KHTFfDQw&usg=AFQjCNEAfz2C75fMQ0jqEXnCFVD2zbntig



---------- Boleh di share, sebagai renungan bersama, semoga bermanfaat--------

Thursday, July 23, 2015

Syayma, Sebuah Mahkota Untuk Orangtuanya



Saat masih duduk di kelas XII, dia punya mimpi yang -mungkin- hanya bisa menjadi bahan tertawaan: menghafal Al-qur’an satu juz sehari. Bermodal doa, keyakinan, dan kerelaan untuk melakukan perubahan ekstrem: tidur setengah jam sehari! Dia membuktikan bahwa tak ada yang mustahil jika Allah mengizinkan hal itu terjadi. Dia mengantongi sertifikat hafidzah sebelum ijazah SMA dia terima.



Kini, mahasiswi Fakultas Kedokteran semester 6 ini adalah juragan kerudung dengan omset 15-20 juta per bulan. Infaq rutin yang dia keluarkan setiap bulannya berada pada angka tiga juta! Bukan hanya itu, dia adalah satu diantara 43 penerima beasiswa aktivis nusantara dari seluruh indonesia. Kini, dengan segala aktivitas dan pencapaiannya, dia masih sempat menjadi Wakil Ketua Umum sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat kampus.



Mau tahu bagaimana ADK (Aktivis Dakwah Kampus) yang baru saja menginjak 21 tahun tepat sembilan hari yang lalu ini mendapatkan berbagai pencapaiannya di usia semuda itu?



Yuk mari, belajar banyak dari seorang ADK luar biasa bernama Syayma Karimah.



Berawal dari menjadi bahan tertawaan sampai ke jajaran penghafal Al-Qur’an



Sepertinya akan seru kalau kita memulai kisah keberhasilan Syayma ini dari perjuangan dia menjadi seorang hafidzah. Bagaimana dia memulai segalanya?



Ceritanya, Syayma dulu menghabiskan masa SMP di sebuah boarding school, dimana di sekolah tersebut ada program untuk menambah hafalan Al-Qur’an. Target hafalan yang biasanya diselesaikan oleh para siswa disana adalah 3 juz.



Namun karena tidak semua murid mempunyai kemampuan yang sama dalam membaca dan menghafal Al-Qur’an, maka dibuatlah pembagian kelompok. Ada tiga kelompok saat itu, yakni kelompok tahsin,tahfizh reguler dan takhossus.



Kelompok tahsin adalah kelompok dengan grade paling bawah, yang mana anak-anak di kelompok tersebut harus mendapat bimbingan ekstra karena bacaannya masih perlu diperbaiki. Anak-anak yang yang masuk di dalam kelompok tahfizh reguler adalah mereka yang menghafal 5 baris sehari, dan anak-anak yag berada pada kelompok takhossus adalah mereka yang menghafal satu halaman per hari.



Anda tahu, calon bu dokter ini masuk ke kelompok mana?



Syayma, dia masuk ke kelas tahsin! Grade paling rendah dari tiga grade yang ada saat itu. Tapi bukan Syayma namanya kalau nggak ngeyelan. Dengan Pede nya, dia menuliskan di sebuah kertas bahwa dia akan masuk ke kelompok takhossus. Bukan cuma itu, dia menarget dirinya sendiri untuk bisa menyetor hafalan satu halaman per hari  (nggak tahu diri banget ya, padahal cuma masuk kelompok tahsin, udah lagak jadi anak takhossus. Hehe). Praktis, dia menjadi bahan tertawaan bagi beberapa rekannya yang lain.



Dengan doa dan keyakinan yang tinggi, impian Syayma terwujud! Dia berhasil masuk ke kelompok takhossus dan lulus SMP dengan mengantongi hafalan 7 juz. Hebat ya.



Selepas dari SMP, Syayma melanjutkan ke SMA di yayasan yang sama, SMAIT Al Kahfi. Sewaktu di SMA, semangatnya justru menurun. Apa sebab? Jadi selama di SMP, dia terbiasa menghafal bersama rekan-rekannya. Tapi begitu masuk SMA, rekan-rekan yang selama ini menadi partner menghafalnya ini ternyata pindah sekolah. Ditambah persaingan menghafal yang tidak se-ketat di SMP, Syayma kini berada di titik terjenuh dalam perjalanannya menghafal Al-Qur’an. Seolah-olah semangat dan modal “nggak tahu diri” nya yang dulu dia miliki kini menghilang begitu saja.



Di tengah-tengah spiritnya yang semakin kendur itu, Syayma teringat akan orang tuanya. Hanya satu yang dia fikirkan saat itu: dia ingin memakaikan jubah dan mahkota kemuliaan untuk orangtuanya di syurga. Fikiran itu muncul di kelas XII, sebuah masa –yang kita ingat sendiri- apa yang kita lakukan di saat-saat itu. Belajar, ujian, belajar, ujian lagi! Itu saja aktivitas rutin anak-anak kelas XII. Iya kan?



Maka sekali lagi, inilah hebatnya Syayma. Saat yang lain berfikir “gimana caranya memaksimalkan waktu agar bisa lulus ujian dengan nilai terbaik?” Syayma justru berfikir “gimana caranya di sisa waktu ini bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an”.



Lantas apa yang dia lakukan?



Saat saya menulis biografi tentang diriya ini, berkali-kali dia menekankan agar tidak mencantumkan kejadian ini. Dia tidak ingin orang lain menganggap dia sebagai robot atau manusia super yang bisa melakukan hal-hal mustahil. Tapi saya katakan kepada dia, cerita ini harus ditulis, agar orang-orang di luar sana mengerti bahwa tidak ada yang mustahil selama kita mau dan Allah mengizinkan. Maka, jangan anggap Syayma manusia super ya. Nanti saya yang kena marah. Hehe.



So, what did Syayma do?



Dengan keterbatasan waktu yang dia punya (karena mendekati ujian nasional), dia merencakana sesuatu yang -mungkin- mustahil untuk dilakukan. Syayma menghafal satu juz perhari! Sekali lagi, satu juz perhari! Caranya? Dia menghafal mulai dari ba’da maghrib sampai jam setengah 12 malam, lalu dia tidur setengah jam, bangun lagi, dan menghafal sampai subuh.



Ba’da subuh dia setoran setengah juz. Di waktu dhuhur dia memuroja’ah (mengulang) hafalannya. Ba’da isya, dia setor lagi setengah juz. Jadi praktis satu hari, dia bisa setor hafalan satu juz, dengan konsekuensi, dia harus tidur setengah jam sehari!



Ini hebat, sobat muda @FsdkIndonesia.. Mengingat dia juga harus fokus dengan ujian-ujian yang akan dia hadapi. Belum lagi, dia juga harus bertarung untuk memperebutkan satu kursi di perguruan tinggi negeri.



Bagaimana dia bisa seyakin itu untuk memilih menyelesaikan hafalannya daripada berfokus kepada ujian seperti kebanyakan orang?



Kata dia “aku yakin Allah nggak akan menyia-nyiakan semua ini, mas. Dan alhamdulillah, dengan segala kekuasaan yang Dia miliki, setelah masa perjuangan itu selesai dan setifikat hafidzah itu aku pegang, Allah mengistirahatkanku dengan menempatkan aku di Fakultas Kedokteran UNS melalui jalur SNMPTN Undangan”



Hebat ya, sobat muda @FsdkIndonesia.. Ini bocah emang bener-bener keren.



Sekarang mari berbincang tentang bagaimana Syayma mengatur waktunya.



Dengan segala kesibukan di kedokteran, bagaimana Syayma mengatur produktivitas waktunya? (Sekedar informasi, waktu jaman saya masih jadi mahasiswa dulu, beberapa kali kita anak-anak FK ini berangkat ke kampus sebelum jam 5 pagi. Jadi waktu yang lain berangkat ke masjid pakai sarung, kita berangkat ke kampus dengan pakaian lengkap dari kemeja tanpa dasi sampai kaos kaki. Hehe).



Saat ditanya tentang bagaimana dia mengatur waktu, mengingat dia juga adalah Wakil Ketua Umum sebuah UKM tingakt univ (UKM Ilmu Qur’an), Syayma mengatakan “Kewajiban kita lebih banyak dari waktu yang tersedia. Jadi kita harus menutup keran-keran yang bocor dari waktu-waktu yang terbuang itu. Kalo selama ini aku mengaturnya dengan mengurangi waktu tidur aku. Biasanya aku tidur jam 11, dan bangun jam 1 atau 2. Nah kuncinya harus seneng ngelakuin semua yang kita lakuin. Kan hidup cuman sekali, kalo sesuatu yang kita lakuin terpaksa, ya rugi banget hidupnya. Nah tapi kalo kita kita menikmati perjuangan kita, capek yang seharusnya kita terima pun menjadi tidak terasa.”



Dia kemudian menambahkan sedikit cerita inspiratif. Jadi, Syayma ini kenal dengan seorang dosen dari FMIPA UNS. Beliau adalah doktor yang lulus dengan predikat cumlaude, menjadi ketua salah satu lembaga sosial terbesar di Solo, dan mempunyai kesibukan yang benar-benar padat luar biasa. Beliau belum menjadi seorang hafidz, tapi beliu pernah mengatakan hal ini ke Syayma “ Mbak Syayma tolong doain saya ya, sampai hari ini masih berusaha menjadi seorang hafidz qur’an, saya setiap hari menghafal satu ayat.”



Pesan dari Syayma adalah “Jadi, kita yang cuman jadi mahasiswa doang, belom ada tanggung jawab keluarga, masih muda, harusnya ngga ada alasan buat kita ngga ngehafal qur’an. Jadi sekarang ataupun nanti, kita harus tetap berusaha menjadi peghafal Al-Qur’an”.



Ckckck.. Hebat yak!



Menjadi juragan kerudung



Titik awal dari torehan Syayma yang satu ini terjadi saat ummi-nya terkena stroke. Dia melihat betapa sang Abi harus mengeluarkan banyak uang biaya pengobatan. Maka saat itu juga, dia mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa: Nggak boleh lagi ngrepotin Abi! Walau sebenarnya, Syayma ini bukan berasal dari keluarga yang tidak mampu. Kakak kandungya saja, Mas Marwan Hadid, beliau adalah CEO Sop Durian yang kini memiliki ratusan outlet di seluruh indonesia. Omsetnya? Miliaran! Jadi, Syayma ini adalah adik seorang miliarder. Ayah Syayma? Beliau seorang anggota dewan!



Ketika saya tanya, alasan apa lagi yang membuat dia tergerak menjadi seorang entrepreneur, kata dia “Hm.. selain karena kebutuhan pengobatan Ummi, aku sering lihat tumpukan proposal permintaan bantuan di meja nya Abi. Nah daripada duitnya Abi buat aku, mending buat dikasih ke orang-orang yang ngajuin proposal-proposal itu aja.”



Maka setelah itu, dia memutuskan menjadi juragan kerudung (merek kerudungnya “Afra”, Red. Tapi ini sensor ya. Di situs resmi tidak boleh ada iklan. Hehe.). Syayma ini menjadi reseller di surakarta. Ketika ditanya mengapa memilih kerudung, sebuah jawaban cerdas mengalir dari mulutnya “Karena kerudung itu kebutuhan primer setiap muslimah, Mas.”



Dengan bisnis yang dikelolanya saat ini, Syayma bisa memperoleh omzet hingga 15-20 juta per bulan. Hebatnya lagi, infaq yang dia keluarkan per bulan menembus angka 3 juta! Bayangkan, untuk ukuran mahasiswi semester enam, bukankah itu jumlah yang luar biasa?



Jadi bagian dari Beasiswa Aktivis Nusantara!



Sebelum bercerita tentang Syayma, sedikit saya ceritakan tentang Beasiswa Aktivis Nusantara, atau kami biasa menyebutnya BAKTINUSA. Ini adalah porogram dari divisi pendidikan Dompet Dhuafa yang memberikan beasiswa kepada 7 kampus (UI, UNS, ITB, UNPAD, UGM, UNSRI, IPB). Dimana dengan seleksi yang sangat-sangat ketat, dipilih beberapa aktivis dari kampus masing-masing untuk mendapat beasiswa selama dua tahun. Meliputi uang bulanan 800 ribu perbulan selama satu tahun, pendampingan karier pasca kampus, proyek sosial, training value, temu nasional, dan sekian banyak program lainnya. Beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa paling bergengsi di kalangan mahasiswa diantara beberapa beasiswa lainnya.



Dan sekali lagi, Syayma membutikan kapasitasnya dengan menjadi salah satu diantara para penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara. Saat ditanya bagaimana proses seleksi dan persiapannya, dia mengatakan bahwa awalnya dia minder, tapi kemudian dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa setiap orang pasti punya potensi dan keunikan yang bisa membuat orang lain tertarik dengannya. Nah, potensi dan keunikan itu yang harus dimaksimalkan dan kita buktikan kepada dunia bahwa kita memang istimewa sejak dari awalnya!



Mungkin tulisan ini tidak bisa mewakili semua pencapaian dan sepak terjang seorang Syayma, namun semoga saja tulisan kecil ini bisa memberikan kita inspirasi dan meneguhkan kedudukan kita bahwa sampai kapanpun, orang-orang yang dekat dengan Allah itu adalah manusia terbaik yang siap menjadi permata untuk zamannya. Maka sudah seharusnya, para Aktivis Dakwah Kampus itu menjadi permata yang menghiasi zamannya. Karena itulah takdir milik kita yang harus kita songsong bersama-sama!



Terkahir, ada pesan nih dari seorang Syayma buat kita-kita…



“Hidup kita cuman sekali, kalo misalkan segala inspirasi yang kita hasilkan itu tidak menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah, itu percuma. Kan perintah kita hidup di dunia ini untuk bertaqwa dan beribadah pada Allah. Pemuda itu ibarat matahari tepat jam 12, paling kuat sinarnya. Maka berikan sinar itu untuk saudaramu, tapi kamu juga harus memastikan bahwa kamu tetap kokoh. Tetap dekat dengan Allah dan tetaplah menjadi inspirasi utk yg lainnya.

Tuesday, July 14, 2015

💘Sifat-Sifat Bidadari di Surga💘

Allah Subhanaahu wa Ta’ala berfirman:

Orang-orang yang menjauhkan diri dari kekufuran, kesyirikan dan dosa-dosa, akan selamat dari api neraka. Mereka akan dimasukkan ke surga yang dikelilingi oleh kebun-kebun dan buah anggur, gadis-gadis montok yang umur dan tingginya sama (QS an-Naba': 31-33)

“Begitulah bagi pahala bagi mereka, Kami berikan kepada mereka istri-istri yang berkuit putuh bersih dan bermata indah.” (QS. Ad-Dhukhan: 54)

“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. At-Thur: 20)

“Didalam kedua surga itu ada bidadari yang baik akhlaknya lagi cantik-cantik.” (QS. Ar-Rahman: 70)

“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari berkulit putih bersih, bermata indah, yang senantiasa menemani dalam kemah-kemah.” (QS. Ar-Rahman: 72)

“Sungguh Kamilah yang menciptakan bidadari-bidadari itu dewasa seketika. Kami ciptakan para bidadari itu semuanya perawan. Para bidadari itu sangat pencinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah: 35-37)

Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Abul Hawari, dia berkata: Bidadari itu diciptakan langsung (kun fayakun). Apabila telah sempurna peciptaan mereka maka dipasanglah kemah-kemah atas mereka. Oleh karena itu Ibnul Qayyim berkata bahwa kemah-kemah ini bukanlah ghuraf (kamar-kamar) atau qushur (istana-istana), melainkan ia adalah tenda di taman-taman dan di atas sungai-sungai.
Nabi Sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Sesungguhnya bidadari nanti akan bernyanyi di surga: Kami para bidadari cantik disembuyikan khusus untuk suami-suami yang mulia.” (Shahih al-Jami’: 1602)

💝Hadits Abu Hurairah Rodiallohu ‘anhu :

“Sesungguhnya kelompok pertama yang masuk surga adalah seperti rupa bulan di malam purnama. Berikutnya adalah seperti bintang yang paling terang sinarnya di langit. Mereka tidak buang air kecil, tidak buang air besar, dan tidak meludah. Sisir mereka dari emas, minyak mereka adalah misik, asapannya adalah kayu gaharu, pasangan mereka adalah bidadari, akhlak mereka seperti akhlak satu orang. Bentuk (postur tubuh) mereka seperti Nabi Adam ‘Alaihis Salam; 60 lengan di langit.” (Bukhari, Muslim dll. Al-Jami’ al-Shaghir: 3778, Shahih al-Jami’: 2015)

💘Hadits Abdullah ibnu Mas’ud Rodiallohu ‘anhu :

“Kelompok pertama kali yang masuk surga, seolah wajah mereka cahaya rembulan di malam purnama. Kelompok kedua seperti bintang kejora yang terbaik di langit. Bagi setiap orang dari ahli surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya dapat terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah dapat dilihat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan sanad shahih, dan Baihaqi dengan sanad hasan. Hadits hasan, shahih lighairi: Shahih al-Targhib: 3745)
Dalam lafazh Tirmidzi:

“Masing-masing mendapat dua bidadari, sumsum kakinya dapat dilihat dari balik daging karena begitu cantiknya, tidak ada perselisihan di antara mereka, dan tidak ada saling benci di hati mereka. Hati mereka seperti hati satu orang, mereka semua bertasbih kepada Allah pagi dan sore.”

💝Hadits al-Miqdam Ibn Ma’di Karib Rodiallohu ‘anhu :

“Oang yang mati syahid memiliki 7 [yang benar 8] keistimewaan di sisi Allah: (1) diampuni dosanya di awal kucuran darahnya, (2) melihat tempat duduknya dari surga, (3) dihiasi dengan perhiasan iman, (4) dinikahkan dengan 72 bidadari surga, (5) diamankan dari adzab kubur, (6) aman dari goncangan dahsyat di hari qiamat, (7) diletakkan di atas kepalanya mahkota kewibawaan; satu permata dari padanya lebih baik dari pada dunia seisinya, (8) memberi syafaat kepada 70 orang dari kerabatnya.” (Ahmad, Tirmidzi dan Baihaqi. Silsilah al-Shahihah: 3213, Shahih al-Jami’: 5182)

💝Hadits Mu’adz ibn Anas Rodiallohu ‘anhu ;

“Barangsiapa mampu menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, maka Allah memanggilnya di hadapan para makhluk hingga Dia memberikan hak untuk memilih yang ia suka dari bidadari.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, hadits hasan. Lihat Shahih al-Jami’: 6518)

💖Hadits Mu’adz bin jabbal;

“Tidak ada seorang isteri yang menyakiti suaminya di dunia melainkan bidadari yang menjadi pasangannya berkata: “Jangan engkau sakiti dia -semoga Allah melaknatmu- sesungguhnya ia hanyalah bertamu (di rumahmu), hampir saja ia berpisah meninggalkanmu menuju kami.” (Shahih al-Jami’: 7192)


Jika anda bertanya tentang mempelai wanita dan istri-istri penduduk surga, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang montok dan sebaya. Pada diri mereka mengalir darah muda, pipi mereka halus dan segar bagaikan bunga dan apel, dada mereka kencang dan bundar bagai delima, gigi mereka bagaikan intan mutu manikam, keindahan dan kelembutan mereka selalu menjadi kerubutan.
Elok wajahnya bagaikan terangnya matahari, kilauan cahaya terpancar dari gigi-giginya dikala tersenyum. Jika anda dapatkan cintanya, maka katakan semau anda tentang dua cinta yang bertaut. Jika anda mengajaknya berbincang (tentu anda begitu berbunga), bagaimana pula rasanya jika pembicaraan itu antara dua kekasih (yang penuh rayu, canda dan pujian).

Keindahan wajahnya terlihat sepenuh pipi, seakan-akan anda melihat ke cermin yang bersih mengkilat (maksudnya, menggambarkan persamaan antara keindahan paras bidadari dengan cermin yang bersih berkilau setelah dicuci dan dibersihkan, sehingga tampak jelas keindahan dan kecantikan). Bagian dalam betisnya bisa terlihat dari luar, seakan tidak terhalangi oleh kulit, tulang maupun perhiasannya.

Andaikan ia tampil (muncul) di dunia, niscaya seisi bumi dari barat hingga timur akan mencium wanginya, dan setiap lisan makhluk hidup akan mengucapkan tahlil, tasbih, dan takbir karena terperangah dan terpesona. Dan niscaya antara dua ufuk akan menjadi indah berseri berhias dengannya. Setiap mata akan menjadi buta, sinar mentari akan pudar sebagaimana matahari mengalahkan sinar bintang. Pasti semua yang melihatnya di seluruh muka bumi akan beriman kepada Allah Yang Maha hidup lagi Maha Qayyum (Tegak lagi Menegakkan). Kerudung di kepalanya lebih baik daripada dunia seisinya. Hasratnya terhadap suami melebihi semua keinginan dan cita-citanya. Tiada hari berlalu melainkan akan semakin menambah keindahan dan kecantikan dirinya.
Tiada jarak yang ditempuh melainkan semakin menambah rasa cinta dan hasratnya. Bidadari adalah gadis yang dibebaskan dari kehamilan, melahirkan, haidh dan nifas, disucikan dari ingus, ludah, air seni, dan air tinja, serta semua kotoran.

Masa remajanya tidak akan sirna, keindahan pakaiannya tidak akan usang, kecantikannya tidak akan memudar, hasrat dan nafsunya tidak akan melemah, pandangan matanya hanya tertuju kepada suami, sekali-kali tidak menginginkan yang lain. Begitu pula suami akan selalu tertuju padanya. Bidadarinya adalah puncak dari angan-angan dan nafsunya. Jika ia melihat kepadanya, maka bidadarinya akan membahagiakan dirinya. Jika ia minta kepadanya pasti akan dituruti. Apabila ia tidak di tempat, maka ia akan menjaganya. Suaminya senantiasa dalam dirinya, di manapun berada. Suaminya adalah puncak dari angan-angan dan rasa damainya
Di samping itu, bidadari ini tidak pernah dijamah sebelumnya, baik oleh bangsa manusia maupun bangsa jin. Setiap kali suami memandangnya maka rasa senang dan suka cita akan memenuhi rongga dadanya. Setiap kali ia ajak bicara maka keindahan intan mutu manikam akan memenuhi pendengarannya. Jika ia muncul maka seisi istana dan tiap kamar di dalamnya akan dipenuhi cahaya.
Jika anda bertanya tentang usianya, maka mereka adalah gadis-gadis remaja yang sebaya dan sedang ranum-ranumnya. Jika anda bertanya tentang keelokan wajahnya, maka apakah anda telah melihat eloknya matahari dan bulan?! Jika anda bertanya tentang hitam matanya, maka ia adalah sebaik-baik yang anda saksikan, mata yang putih bersih dengan bulatan hitam bola mata yang begitu pekat menawan.

Jika anda bertanya tentang bentuk fisiknya, maka apakah anda pernah melihat ranting pohon yang paling indah yang pernah anda temukan? Jika anda bertanya tentang warna kulitnya, maka cerahnya bagaikan batu rubi dan marjan.
Jika anda bertanya tentang elok budinya, maka mereka adalah gadis-gadis yang sangat baik penuh kebajikan, yang menggabungkan antara keindahan wajah dan kesopanan. Maka merekapun dianugerahi kecantikan luar dan dalam. Mereka adalah kebahagiaan jiwa dan penghias mata.

Jika anda bertanya tentang baiknya pergaulan dan pelayanan mereka, maka tidak ada lagi kelezatan selainnya. Mereka adalah gadis-gadis yang sangat dicintai suami karena kebaktian dan pelayanannya yang paripurna, yang hidup seirama dengan suami penuh pesona harmoni dan asmara .

Apa yang anda katakan apabila seorang gadis tertawa di depan suaminya maka sorga yang indah itu menjadi bersinar? Apabila ia berpindah dari satu istana ke istana lainnya, anda akan mengatakan: “Ini matahari yang berpindah-pindah di antara garis edarnya.” Apabila ia bercanda, kejar mengejar dengan suami, duhai… alangkah indahnya…!!
😊😊😊

[Disalin dari Kitab Hadil Arwah Ila Biladil Afrah (h.359-360)]

Tuesday, July 07, 2015

MALAM KEBERAPAKAH SIH LAILATUL QADAR ITU?

Tentang penentuan malam lailatul qadar ini, diantara para ulama telah terjadi kesepakatan dalam beberapa hal, dan sekaligus perselisihan dalam beberapa hal yang lain.

Adapun hal-hal yang disepakati tentang waktu jatuhnya malam 1000 bulan tersebut adalah sebagai berikut:

PERTAMA, seluruh ulama sepakat bahwa, lailatul qadar terjadi di dalam bulan Ramadhan setiap tahun. Hal itu berdasarkan firman Allah (QS. Ad-Dukhan [44]: 2; QS. Al-Qadr [97]: 1) yang menegaskan bahwa, Al-Qur’an diturunkan pada malam lailatul qadar. Sementara itu di dalam firman Allah yang lain (QS. Al-Baqarah [2]: 185) dinyatakan bahwa, wahyu terakhir itu diturunkan pada bulan Ramadhan. Jadi berarti lailatul qadar itu ada di bulan Ramadhan.

KEDUA, para ulama sepakat atau hampir sepakat bahwa, lailatul qadar terjadi di dalam sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, berdasarkan penegasan banyak hadits sahih tentang itu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Temukanlah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan” (HR. Al-Bukhari).

KETIGA, mereka juga sepakat atau hampir sepakat bahwa, terjadinya malam termulia itu bertepatan dengan salah satu malam ganjil diantara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Nabiyullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Carilah lailatul qadar pada malam ganjil diantara sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan” (HR. Al-Bukhari).

Sedangkan hal-hal yang diperselisihkan tentang penentuan malam lailatul qadar, adalah sebagai berikut:

PERTAMA, perselisihan apakah lailatul qadar terjadi pada satu malam yang sama setiap Ramadhan, ataukah ia berpindah-pindah tiap tahun diantara malam-malam ganjil dalam sepuluh malam terakhir? Dan madzhab kedua inilah madzhab jumhur yang insyaallah sekaligus lebih kuat dan rajih. Yakni bahwa, lailatul qadar itu tidak tetap terjadinya pada suatu malam tertentu saja setiap tahunnya, Melainkan, dari tahun ke tahun, bisa saja sengaja dibuat berubah-ubah dan berpindah-pindah diantara seluruh malam ganjil diantara sepuluh malam terakhir tersebut.

KEDUA, diantara sesama penganut madzhab tetapnya lailatul qadar pada satu malam tertentu yang sama setiap tahun, masih ada perselisihan lagi. Yakni mereka berselisih dalam menentukan satu malam yang tetap itu secara definitif. Apakah ia adalah malam ke-21, malam ke-23, malam ke-25, malam ke-27, ataukah malam ke-29? Dan jumlah madzhab mereka dalam hal ini persis sebanyak jumlah malam ganjil itu sendiri.

KETIGA, dan inilah yang mungkin paling membuat penentuan malam lailatul qadar secara definitif menjadi sangat relatif sekali. Yaitu faktor besarnya potensi perbedaan dalam penentuan yang ganjil dan yang genap, baik diantara malam-malam Ramadhan secara keseluruhan, maupun diantara sepuluh malam terakhirnya saja secara khusus. Dimana terdapat minimal dua penyebab utama untuk itu, sebagai berikut:

SATU, potensi perbedaan dalam penentuan yang ganjil dan yang genap diantara malam-malam bulan Ramadhan, dipicu oleh adanya perbedaan dalam penetapan awal puasa, yang masih sering terjadi di negeri ini. Dimana konsekuensinya tentu saja sudah jelas bahwa, malam ganjil misalnya bagi suatu kelompok, saat perbedaan itu terjadi, adalah justru merupakan malam genap bagi kelompok yang lain. Dan tentu saja begitu pula sebaliknya. Nah jika demikian halnya, lalu apakah mungkin berarti akan terjadi dua malam lailatul qadar dalam satu bulan Ramadhan, ketika terjadi perbedaan seperti itu, sehingga masing-masing kelompok akan “memiliki” lailatul qadar-nya sendiri yang berbeda dengan lailatul qadar kelompok lain?

DUA, perbedaan penetapan ganjil dan genap diantara malam-malam terakhir Ramadhan, yang dilatar belakangi oleh perbedaan dasar penetapan. Yakni apakah dasarnya adalah keseluruhan malam Ramadhan yang dihitung dari awal puasa? Sehingga yang ganjil diantara malam-malam terakhirnya, dengan demikian, adalah malam-malam ke: 21, 23, 25, 27, dan 29, seperti yang berlaku sesuai opini umum selama ini?

Ataukah dasar pembedaan ganjil dan genap tersebut adalah sepuluh malam terakhir itu sendiri? Dimana, dengan begitu, malam-malam terakhir ganjil tersebut adalah: malam pertama, malam ke-3, malam ke-5, malam ke-7, dan malam ke-9, tentu saja dari sepuluh malam terakhir. Dan itu belum tentu selalu bertepatan dengan malam-malam ke-21, ke-23 dan seterusnya. Kecuali bila usia bulan genap 30 hari, sehingga malam pertama dari sepuluh malam terakhirnya memang jatuh pada malam ke-21. Namun bila umur bulan, seperti prediksi kuat untuk Ramadhan kali ini, hanyalah 29 hari saja, maka malam ganjil diantara sepuluh malam terakhirnya justru mulai dari malam ke-20 dan bukan malam ke-21. Jadi malam-malam ganjil tersebut, atas dasar itu, justru bertepatan dengan malam-malam ke: 20 (malam pertama), 22 (malam ke-3), 24 (malam ke-5), 26 (malam ke-7), dan 28 (malam ke-9).

Dan penetapan ganjil serta genap dalam konteks prediksi malam lailatul qadar yang dihitung dari sepuluh malam terakhir saja, dan bukan dari keseluruhan malam bulan Ramadhan sejak awal puasa, memang cukup kuat. Karena, seperti dalam hadits shahih yang dikutip diatas, bahwa kita diperintahkan oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar berupaya mencari dan menemukan lailatul qadar pada malam ganjil diantara sepuluh malam terakhir, dan bukan diantara seluruh malam bulan Ramadhan. Meskipun opini ini tentu saja masih relatif, seperti relatifnya opini-opini yang lain juga.

Jadi kesimpulannya, seperti yang telah saya tegaskan dalam tulisan yang lain, bahwa masalah penentuan malam lailatul qadar itu memang sangat relatif sekali. Maka dalam rangka menggapainya, tentu tidaklah tepat jika seseorang hanya “membidik” malam-malam ganjil saja atau apalagi hanya satu malam saja, diantara sepuluh malam terakhir. Karena potensi melesetnya “bidikan” tersebut sangat besar sekali. Melainkan yang benar dan yang tepat, sesuai petunjuk dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga dari praktik ulama salafus saleh dan khalafus saleh, adalah dengan cara meratakan mujahadah dengan amal ibadah seoptimal dan semaksimal kemampuan sepanjang bulan suci Ramadhan seluruhnya, dan puncaknya pada sepuluh malam dan sepuluh hari terakhir seluruhnya.
Jadi, sekali lagi, mungkin esensi dari keberkahan malam lailatul qadar itu, dengan demikian, justru terletak pada upaya mujahadah dengan amal ibadah optimal semerata mungkin selama bulan puasa, utamanya pada sepuluh malam terakhir semuanya. Dimana sangat boleh jadi untuk hikmah besar itulah, lailatul qadar sengaja disamarkan dan “dimisterikan”.

Semoga kita semua termasuk diantara hamba-hamba pilihan Allah yang dimaksud didalam sabda Baginda Rasul tercinta shallallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “Barang siapa melakukan qiyamullail pada malam lailatul qadar, maka akan diampunkan seluruh dosanya yang telah lalu” (HR. Muttafaq ‘alaih). Dan semoga kita semua tercantum dalam daftar para pemenang yang beruntung dan para juara yang berbahagia dengan raihan poin keberkahan tertinggi keberkahan tertinggi di bulan suci ini. Aamiin.