Friday, July 28, 2017

8 HAL AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT

Berikut ini adalah 8 hal yang insya Allah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an.
Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan.
Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.
Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau.
“ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??”
“SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai.
Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???”
“targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden.
“Mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya.
“pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.
Menggelitik, tapi sarat makna. Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari hawa nafsu dan syaithan”…
(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi 1 jam)
Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.
1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda2 pada tiap orang.
Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun.
Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya,
Maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah.
Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal.
Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah.
1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe.
Toh 1 huruf 10 pahala bukan??
So jangan buru2…
Tapi ingat!
Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’
3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR.
Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan??
Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja.
Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam).
Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN.
Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang??
Setialah bersama Al-Qur’an.
4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita.
Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe.
Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita.
Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yang dirindukan ayat..
5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya.
Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2.
Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat.
Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak.
Menghafalpun demikian.
Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2.
Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.
6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN“
Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yang ada di surat Ar-Rahman.
Sudah hampir separuh surat kita hafal.
Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal.
Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.
Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam.
1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!!
5 persen untuk qur’an
8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita.
Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).
Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait…
Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi..
Mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal.
Kami yakin ada yang tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yang wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.
Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yang marketable.
Percayalah..
1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.
Dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE.
Satu lagi.. seringkali teman kita menakut2i “jangan ngafal.. awas lho, kalo lupa dosa besar”.. hey, yang dosa itu MELUPAKAN, bukan LUPA.
Imam masjidil Harom pernah lupa sehingga dia salah ketika membaca ayat, apakah dia berdosa besar???
Oke ya…
Semoga kita masuk syurga dengan jalan menghafal Qur’an. Amiin…selamat menghafal..

#share

Thursday, July 20, 2017

AKIBAT SHALAT SUBUH DIMASJID

Masih Suka Shalat Subuh Di Masjid ?

Sudah Tau Akibatnya Belum ?

Hehehehhehe.....

Bukan Rahasia Tapi Banyak Yg Belum Tahu.

"Diambil dari salah satu tulisan Mas Saptuari"

Saya tanya, kita jawab bareng-bareng:

+Siapa yang memberi kita rejeki, Allah atau konsumen kita?
"Allah.."

+Yakin? Bener yakin Allah yang Maha Kaya? Allah Maha Pemberi Rezeki?
"Yakiiiinn... Seyakin-yakinnya!"

+Tadi pagi subuhan jam berapa? Subuhan dimana? Jamaah atau enggak?

"Tiba-tiba hening..."

Pesan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam :
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا

“Dua rakaat shalat sunnah sebelum subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”(HR. Muslim725).

Lanjut ceritanya ya.....
Bahasa singkat namun tersirat, dua rakaat sebelum shalat subuh nilainya lebih baik dari dunia dan isinya. Orang yang bisa melakukan ini bener-bener kaya raya!!
Sebuah pesan lagi, orang yang sholat subuh berjamaah di masjid seolah-olah dia sudah sholat sepanjang malam...

Bayangkan ketika hari masih gelap, dingiiin, orang-orang ini rela ke masjid lebih dahulu, sholat sunnah 2 rakaat sebelum subuh, pertanda dia datang lebih dulu. Ketika Allah Yang Maha Pemilik Rezeki memanggil di pagi hari, dia berangkat menyambutnya... "ini dia Tuhanku, yang memberiku hidup hari ini, yang menjamin rejekiku hari ini.. Subuh ini kuratakan kepalaku dengan tanah hanya menyembahMu"

Tahun 2008, ada finalis Wirausaha Muda Mandiri menyapa saya di JCC senayan. Mengenalkan namanya Denni Delyandri, pengusaha muda cake pisang Villa dari Batam. Akhirnya kami bersahabat. Beberapa kali saya ke Batam, begitu juga Denni ke Jogja. Di awal usaha dulu hanya naik motor menjual kue pisang yang dibuat oleh Selvi istrinya. Dari rumah kontrakan mereka membangun bisnisnya. Jatuh bangun dijalani, susah payah dihadapi, sekarang bisnisnya merajalela dimana-mana. Cabang banyak di berbagai kota, dengan brand berbeda-beda, sebagai cake oleh-oleh dari masing-masing kota. Di Batam, Padang, Aceh, Pekanbaru, Balikpapan, terakhir dia membuat strudel di kota Malang yang langsung melejit laris manis.

Yang saya tau dari sosok sukses ini ketika saya menginap di rumahnya di Batam, dia tidak pernah meninggalkan sholat berjamaah di Masjid. Bahkan ketika waktu subuh, masjid yang lokasinya jauh dari komplek rumahnya pun selalu disambangi. Naik mobil, diajaklah Fathan anak lelakinya ikut ke masjid, rutin tiap hari.
"Kamu tiap subuh gini sudah manasin mobil Den? Ke masjid jauh disana?"
"Alhamdulillah.. Sudah rutin beberapa tahun ini Sap, karena gak ada masjid di dekat sini, ya harus pakai mobil ke luar sana"

Masya Allah.. Hebatnya dia melawan kemalasan, berapa banyak yang rumahnya dekat masjid, bahkan tinggal melangkah ketika subuh pun berat menyambut panggilan Allah. Tidak heran ketika dunia seisinya menjadi tidak berharga, Allah memudahkan rejekinya. Sekali waktu saya ke Batam lagi, dia sudah menjemput dengan BMW seri terbaru miliknya..

Di lain waktu, Ustadz Yusuf Mansur bercerita di satu ceramah,
"Saya kalo di Jogja nginep di rumah Mas Jodi rasanya adem dan seneng aja.. Kalo subuh mas Jodi, Mbak Aniek, dan anak-anaknya berangkat barengan ke masjid. Hari masih gelap, orang masih banyak nyaman berselimut, mereka sudah bersama-sama menyambut panggilan Allah.. Merapat ke masjid. Seneng bener ngelihatnya"

Bener kata Nabi, dunia dan seisinya gak ada harganya, mudah bagi Allah menjadikan mas Jodi sukses dengan jaringan Waroeng Steak and Shake-nya yang rame dimana-mana.. lah tiap subuh sudah menyambut Dia Yang Maha Kaya.

Rumah saya kebetulan di bagian depan perumahan, suara gerbang yang dibuka di malam hari kadang terdengar. Sekali waktu sebelum waktu subuh gerbang dibuka, sudah ada lelaki naik motor yang membukanya, lengkap dengan baju koko, sarung dan pecinya... Aaah dia pak Fulan, pemilik dealer mobil terbesar di daerah sini.. Rajinnya dia subuhan di masjid, bahkan ketika azan belum berkumandang, dia sudah berangkat duluan.

Lain waktu saya sering melihat mas Arul dan istrinya berjalan ke masjid, kadang boncengan motor dengan mesranya di subuh buta. Juragan tempe yang punya sales hingga 30 orang lebih. Konsisten tiap pagi menyambut Yang Maha Pemberi Rezeki. Dan pesan Kanjeng Nabi benar adanya.. Dunia dan seisinya gak ada harganya, ketika Allah sudah ridho gampang bagi Allah memberi rejeki yang berkelimpahan bagi hamba-hambanya yang percaya..

Ketika minggu lalu dia lewat depan rumah menyapa, plat putih masih menempel di mobil Pajero Sport yang baru dibelinya..

Lain hari..
Lelaki itu berjalan dalam gelap sendirian dari rumahnya menuju masjid yang berjarak 200 meter, saya pernah beberapa kali memboncengkannya. Namanya Pak Pri, GM area maskapai penerbangan terbaik di negeri ini..

Adzan subuh menggema menembus kabut dan embun pagi, panggilan Illahi yang menyapa semua makhluk, termasuk semua binatang di kanan kiri sawah ini. Suara parau seorang muadzin tua, yang setiap pagi naik sepeda karatan menjemput rejekinya, dialah yang mewakafkah tanah yang sekarang menjadi masjid yang dipenuhi jamaah itu..

Dialah orang kaya yang sesungguhnya, sudah lebih dulu membangun rumahnya nanti di surga.

Sungguh saya iri kepada para pemburu subuh.. Orang-orang yang bergegas ketika Tuhannya memanggil.. Memilih meratakan jidatnya ke bumi menyembah Yang Maha Pemilik Rejeki.

Meninggalkan jauuuuh orang-orang yang selalu terlambat, sholat subuh terburu-buru ketika matahari sudah terang benderang menggeliat..

Insya Allah kita semua bisa menjadi muslim yang sukses mulia dunia akhirat...

Sekiranya dianggap bermanfaat, mohon bantu share ya...

Monday, July 17, 2017

Prof. Ng Aik Kwang dari University of Queensland, dalam bukunya “Why Asians Are Less Creative Than Westerners” (2001) yang dianggap kontroversial tapi ternyata menjadi “best seller”, mengemukakan beberapa hal tentang bangsa-bangsa Asia yang telah membuka mata dan pikiran banyak orang :
1. Bagi kebanyakan orang Asia, dalam budaya mereka, ukuran sukses dalam hidup adalah banyaknya materi yang dimiliki (rumah, mobil, uang dan harta lain).
Passion (rasa cinta terhadap sesuatu) kurang dihargai. Akibatnya, bidang kreativitas kalah populer oleh profesi dokter, lawyer, dan sejenisnya yang dianggap bisa lebih cepat menjadikan seorang untuk memiliki kekayaan banyak.
2. Bagi orang Asia, banyaknya kekayaan yang dimiliki lebih dihargai daripada CARA memperoleh kekayaan tersebut. Tidak heran bila lebih banyak orang menyukai cerita, novel, sinetron atau film yang bertema orang miskin jadi kaya mendadak karena beruntung menemukan harta karun, atau dijadikan istri oleh pangeran dan sejenis itu.
Tidak heran pula bila perilaku koruptif pun ditolerir/diterima sebagai sesuatu yg wajar.
3. Bagi orang Asia, pendidikan identik dengan hafalan berbasis “kunci jawaban” bukan pada pengertian.
Ujian Nasional, tes masuk PT dll, semua berbasis hafalan. Sampai tingkat sarjana, mahasiswa diharuskan hafal rumus-rumus ilmu pasti dan ilmu hitung lainnya bukan diarahkan untuk memahami kapan dan bagaimana menggunakan rumus-rumus tersebut.
4. Karena berbasis hafalan, murid-murid di sekolah di Asia dijejali sebanyak mungkin pelajaran. Mereka dididik menjadi “Jack of all trades, but master of none” (tahu sedikit- sedikit tentang banyak hal tapi tidak menguasai apapun).
5. Karena berbasis hafalan, banyak pelajar Asia bisa jadi juara dalam Olimpiade Fisika, dan Matematika.
Tapi hampir tidak pernah ada orang Asia yang menang Nobel atau hadiah internasional lainnya yang berbasis inovasi dan kreativitas.
6. Orang Asia takut salah (KIASI) dan takut kalah (KIASU). Akibatnya sifat eksploratif sebagai upaya memenuhi rasa penasaran dan keberanian untuk mengambil risiko kurang dihargai.
7. Bagi kebanyakan bangsa Asia, bertanya artinya bodoh, makanya rasa penasaran tidak mendapat tempat dalam proses pendidikan di sekolah.
8. Karena takut salah dan takut dianggap bodoh, di sekolah atau dalam seminar atau workshop, peserta Asia jarang mau bertanya tetapi setelah sesi berakhir peserta mengerumuni guru/narasumber untuk minta penjelasan tambahan.

Dalam bukunya Profesor Ng Aik Kwang menawarkan beberapa solusi sebagai berikut:
1. Hargai proses. Hargailah orang karena pengabdiannya bukan karena kekayaannya.
2. Hentikan pendidikan berbasis kunci jawaban.
Biarkan murid memahami bidang yang paling disukainya.
3. Jangan jejali murid dengan banyak hafalan, apalagi matematika.
Untuk apa diciptakan kalkulator kalau jawaban utk X x Y harus dihafalkan?
Biarkan murid memilih sedikit mata pelajaran tapi benar-benar dikuasainya.
4. Biarkan anak memilih profesi berdasarkan PASSION (rasa cinta) nya pada bidang itu, bukan memaksanya mengambil jurusan atau profesi tertentu yang lebih cepat menghasilkan uang.
5. Dasar kreativitas adalah rasa penasaran berani ambil resiko. AYO BERTANYA!
6. Guru adalah fasilitator, bukan dewa yang harus tahu segalanya.
Mari akui dengan bangga kalau KITA TIDAK TAHU!
7. Passion manusia adalah anugerah Tuhan...
sebagai orang tua kita bertanggung-jawab untuk mengarahkan anak kita untuk menemukan passionnya dan mensupportnya.

_Mudah-mudahan dengan begitu, kita bisa memiliki anak-anak dan cucu yang kreatif, inovatif tapi juga memiliki integritas dan idealisme tinggi tanpa korupsi Semangat PAGI Salam SEROJA SAMARA BARSAMA BAROKALLAH..........