Saturday, June 27, 2015

~KISAH SEORANG LELAKI YANG INGIN MEMUKUL RASULULLAH SAW~



Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sesaat sebelum meninggal.



Rasulullah SAW telah jatuh sakit yang agak lama, sehingga Rasulullah SAW tidak dapat sholat berjamaah dengan para sahabatnya di Masjid.



Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta beberapa sahabat membawanya ke Masjid. Rasulullah di dudukkan atas mimbar, lalu Rasulullah meminta Bilal memanggil

semua para sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kemudian, penuhlah Masjid dengan para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak dapat melihat Rasulullah SAW.



Kemudian Rasulullah SAW

bersabda: "Wahai sahabat-sahabatku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku

sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah Tuhan yang layak di sembah?"



Semua sahabat menjawab dengan suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kepada kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang layak disembah".

Kemudian Rasulullah SAW bersabda:

"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka". Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yang Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.



Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yang menjadikan para sahabat sedih dan terharu.

Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya, aku akan pergi bertemu Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada

kalian semua. Adakah aku berhutang dengan kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau jika bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia."



Ketika itu semua sahabat

diam, dan dalam hati masing-masing berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dengan kita? Kamilah yang banyak berhutang dengan Rasulullah".



Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

Tiba-tiba bangun seorang lelaki yang bernama AKASYAH. lalu dia

berkata:



"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta kau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".



Rasulullah SAW berkata:

"Ceritakanlah wahai Akasyah".



Maka Akasyah pun mulai bercerita:

"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cemeti ke belakang kuda. Tetapi cemeti tersebut tidak kena pada belakang kuda, sebenarnya cemeti itu terkena pada dadaku karena ketika itu aku berdiri di

sebelah belakang kuda yang engkau tunggangi wahai Rasulullah".



Mendengar yang demikian, terus Rasulullah SAW berkata:

"Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Akasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yang sama."

Dengan suara yang agak tinggi, Akasyah berkata:

"Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."



Akasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak memarahi Akasyah.

"Sesungguhnya engkau tidak berperasaan wahai Akasyah. bukankah Baginda sedang sakit?"



Akasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cemeti di rumah anaknya Fatimah.



Bilal meminta cemeti tersebut dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya:

"Untuk apa Rasulullah meminta cemeti ini wahai Bilal?"



Bilal menjawab dengan nada sedih: "Cemeti ini akan digunakan oleh Akasyah untuk memukul Rasulullah"

Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:

"Kenapa Akasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".



Bilal menjawab:"Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".



Bilal membawa cemeti tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Akasyah.



Setelah mengambil cemeti, Akasyah menuju ke hadapan Rasulullah.

Tiba-tiba Abu bakar berdiri menghalangi Akasyah sambil

berkata:

"Wahai Akasyah kalau kamu

hendak mukul, pukullah aku. Aku orang yang pertama beriman dengan apa yang Rasulullah SAW sampaikan. Akulah temannya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak mukul, maka pukullah aku".



Lalu dijawab oleh Rasulullah

SAW: "Duduklah wahai Abu

Bakar. Ini antara aku dengan Akasyah".



Akasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Akasyah sambil berkata:

"Akasyah, kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu.

Sekarang tidak boleh ada seorangpun yang berani menyakiti Muhammad. Kalau engkau mau menyakiti Rasulullah, maka

sakitilah aku dulu."



Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:

"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dengan Akasyah".



Akasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba-tiba berdiri Ali bin Abu Talib sepupu dan menantu Rasulullah SAW.



Dia menghalangi Akasyah sambil berkata:

"Akasyah, pukullah aku wahai

Akasyah. Darah yang sama mengalir pada tubuhku ini wahai Akasyah".



Lalu dijawab oleh Rasulullah

SAW:

"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Akasyah" .



Akasyah menuju kehadapan Rasulullah. Tiba-tiba tanpa disangka, bangunlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. Mereka berdua merayu dan meronta.

"Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami wahai Paman. Sesungguhnya kami ini adalah cucu kesayangan Rasulullah, pukullah kami wahai Paman."



Lalu Rasulullah SAW berkata:

"Wahai cucu-cucu kesayanganku,

duduklah kalian. Ini urusan Kakek dengan Paman Akasyah".



Begitu sampai di tangga mimbar, dengan tegasnya Akasyah berkata:

"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawa sini."



Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Rasullah meminta beberapa sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Akasyah berkata lagi:

"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju Ya Rasulullah"



Tanpa berlama-lama dalam keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yang sangat indah,

sedang beberapa buah batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.



Kemudian Rasulullah SAW berkata:

"Wahai Akasyah, bersegeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu."



Akasyah terus menghampiri Rasulullah SAW, tangan yang memegang cemeti untuk dipukulkan ke tubuh Rasulullah SAW, rupanya dilempar cemeti itu sambil terus memeluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil berteriak menangis, Akasyah berkata:

"Ya Rasulullah, ampunkanlah

aku, maafkanlah aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku

melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dengan tubuhmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan

sesungguhnya aku takut dengan api neraka. Maafkanlah aku ya Rasulullah."



Rasulullah SAW dalam keadaan sakit berkata:

"Wahai sahabat-sahabatku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Syurga, maka lihatlah Akasyah"



Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat

bergantian memeluk Rasulullah SAW.



Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja menangis. Semoga tetesan air mata kita dapat membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah Nabi Muhammad SAW dan kita dapat mencontoh perilaku Rasulullah SAW yang seperti Al-Qur'an berjalan... Aamiin Yaa Robbal Alamiin.

Friday, June 26, 2015

Sikapku... Pilihanku...

Ada 2. orang ibu memasuki toko pakaian & ingin membeli baju.



Ternyata pemilik toko lagi bad mood sehingga tidak melayani dengan baik, malah terkesan buruk, tidak sopan dengan muka cemberut.



Ibu pertama jengkel menerima layanan yang buruk seperti itu...



Yang mengherankan, ibu kedua tetap enjoy, bahkan bersikap sopan pada penjualnya.



Ibu pertama bertanya, “Mengapa Ibu bersikap demikian sopan kepada penjual yang menyebalkan itu?”



Lantas dijawab “Kenapa aku harus mengizinkan dia menentukan caraku dalam bertindak?

Kitalah penentu atas hidup kita, bukan orang lain.”



"Tapi ia melayani kita dengan buruk sekali" bantah Ibu pertama.



"Itu masalah dia. Kalau dia mau bad mood, tidak sopan, melayani dengan buruk dll, toh tidak ada kaitannya dengan kita. Kalau kita sampai terpengaruh, berarti kita membiarkan dia mengatur dan menentukan hidup kita, padahal kita yang bertanggung jawab atas diri kita." jelas Ibu kedua.



Tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan orang lain. Kalau orang memperlakukan kita buruk, kita akan membalasnya dengan hal yang buruk juga dan sebaliknya.



Kalau orang tidak sopan, kita akan lebih tidak sopan lagi.



Kalau orang lain pelit kepada kita, kita yg semula pemurah tiba-tiba jadi pelit ketika harus berurusan dengan orang tersebut. Ini berarti tindakan kita dipengaruhi oleh tindakan orang lain



Kalau direnungkan, sebenarnya betapa tidak arifnya tindakan kita, kenapa untuk berbuat baik saja, harus menunggu orang lain baik dulu?



Jagalah suasana hati kita sendiri, jangan biarkan sikap buruk orang lain menentukan cara kita bertindak !

"Kita yang bertanggung jawab atas hidup kita, bukan orang lain...!!!"



Pemenang kehidupan adalah orang yang :



1. Tetap sejuk di tempat yang panas,

2. Tetap manis di tempat yang sangat pahit,

3. Tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar dan

4. Tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.



Keep calm and spread the love 😍

#Bismillah,JADIKAN "KEHENDAK ALLAH sbg parameter tindak tanduk kita!! Smga ttap tunduk.

Tuesday, June 16, 2015

Copas dari group MQN



8 HAL AGAR MENGHAFAL AL-QUR’AN TERASA NIKMAT



Berikut ini adalah 8 hal yg insyAllah membuat kita merasa nikmat menghafal Al-Qur’an. Tips ini kami dapatkan dari ust. Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 19 hari (setoran) dan 56 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, beliau mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal.





Pernah beliau menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantren beliau. “ustadz.. menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa hatam??” “SEUMUR HIDUP” jawab ust. Deden dengan santai. Meski bingung, Ibu itu tanya lagi “targetnya ustadz???” “targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN” jawab ust. Deden. “mm.. kalo pencapaiannya ustadz???” Ibu itu terus bertanya. “pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH” kata ust. Deden.



Menggelitik, tapi sarat makna.
Prinsip beliau “CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN”





(Sebelum membaca lebih jauh, saya harap anda punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu 1 jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yg penting durasi 1 jam)





Mau tahu lebih lanjut, yuk kita pelajari 8 prinsip dari beliau beserta sedikit penjelasan dari saya.





1. MENGHAFAL TIDAK HARUS HAFAL
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yg berbeda2 pada tiap orang. Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yg mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yg sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.





2. BUKAN UNTUK DIBURU-BURU, BUKAN UNTUK DITUNDA-TUNDA
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampe jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar2 kita hafal. Nikmati saja saat2 ini.. saat2 dimana kita bercengkrama dengan Allah. 1 jam lho.. untuk urusan duniawi 8 jam betah, hehe. Toh 1 huruf 10 pahala bukan?? So jangan buru2… Tapi ingat! Juga bukan untuk ditunda2.. habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’





3. MENGHAFAL BUKAN UNTUK KHATAM, TAPI UNTUK SETIA BERSAMA QUR’AN.
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “menghafal emang kudu sabar”, ya kan?? Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat2 itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat2 kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (hatam). Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa hatam jika tidak pernah diulang?? Setialah bersama Al-Qur’an.





4. SENANG DIRINDUKAN AYAT
Ayat2 yg sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, tu ayat sebenarnya lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya… bisa jadi tu ayat adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru2 suntuk dan sumpek ketika gak hafal2, senanglah jadi orang yg dirindukan ayat..





5. MENGHAFAL SESUAP-SESUAP
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang2. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake sendok nasi (entong) bikin muntah karena terlalu banyak. Menghafalpun demikian. Jika “amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “amma” diulang2, jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “anin nabail adzim” kemudian diulang2. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.





6. FOKUS PADA PERBEDAAN, ABAIKAN PERSAMAAN
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini, 1 saja! maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman. Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.





7. MENGUTAMAKAN DURASI
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yg akan dihafal. Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap. Serahkan 1 jam kita pada Allah.. syukur2 bisa lebih dari 1 jam. 1 jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari…!!! 5 persen untuk qur’an





8. PASTIKAN AYATNYA BERTAJWID
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yg ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya). Jangan dibiasakan otodidak untuk Al-Qur’an… dalam hal apapun yg berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.





NB: setiap point dari 1 – 8 saling terkait

Semoga bermanfaat, niat kami hanya ingin berbagi.. mungkin ini bisa jadi solusi bagi teman-teman yang merasa tertekan, bosan, bahkan capek dalam menghafal. Kami yakin ada yg tidak setuju dengan uraian di atas, pro-kontra hal yg wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan. Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama2 berkutat dalam mencari2 metode menghafal yang cocok dan pas, dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yg marketable. Percayalah.. 1 metode itu untuk 1 orang, si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y. dan yakini sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE. satu lagi.. seringkali teman kita menakut2i “jangan ngafal.. awas lho, kalo lupa dosa besar”.. hey, yg dosa tu MELUPAKAN, bukan LUPA. Imam masjidil Harom pernah lupa sehingga dia salah ketika membaca ayat, apakah dia berdosa besar???
Oke ya… Semoga kita masuk syurga dengan jalan menghafal Qur’an. Amiin…
selamat menghafal.



(Catatan dari Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al Quran bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin di Masjid Al Falah; 7/6/'15) - bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.