Wednesday, August 25, 2021

AL-QUR'AN BUKAN KARANGAN MUHAMMAD

 بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم 


   السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

              ------------------------------------------------

JIKA ORG NON MUSLIM BERTANYA KPD MU..

APA BUKTINYA BAHWA ALQUR'AN ITU MEMANG DARI ALLAH SWT, PENCIPTA JAGAD RAYA INI DAN BUKAN SEKEDAR KARANGAN MUHAMMAD SAW.. ??


Maka, dgn tersenyum ramah jawablah ...

Insya Allah saya akan jwb secara ilmiah, semoga anda pun memikirkan jawaban saya ini dgn pikiran yg jernih tanpa dipengaruhi subyektivitas, fanatisme dan pemikiran lain..


*Bukti Pertama.*


Dari analisa sejarawan, terbukti bhw memang Muhammad saw ummi : buta huruf dan tdk pernah sekolah krn memang pada masa itu belum ada sekolahan.

Masyarakat Arab belum mengenal ilmu spt ilmu politik, ekonomi, matematika, sosiologi, kenegaraan, ilmu etika dll.

Mungkinkah org yg buta huruf dan tdk mengenal ilmu bisa bicara masalah hukum, tata negara, sistem ekonomi, etika dll yg semua pembicaraan tsb ada di dalam AlQur'an ?

Tentu saja jawabannya Tidak mungkin. Artinya bhw AlQur'an bukan karangan Muhammad saw. 

Tdk mungkin menurut akal sehat, org buta huruf yg tdk mengenal ilmu sama sekali bisa bicara hukum, kenegaraan, undang undang kemasyarakatan, akhlaq, sosiologi dan ratusan kalimat kalimat bijak scr spontan dgn bhs yg memukau para ahli bahasa Arab ...


*Bukti ke Dua.*


AlQur'an banyak bicara ttg sejarah sejak zaman Adam a.s hingga Isa a.s. Padahal Muhammad saw tdk pernah dpt informasi ttg sejarah hidup mereka.

Cerita ttg Musa a.s dan Isa a.s sangat lengkap. Bahkan seorg pendeta sgt bersukur

ternyata di dlm AlQur'an ada pembelaan thd kesucian bunda Maria yg oleh org Yahudi dituduh telah berzina shg melahirkan Isa a.s. 

Dari mana Muhammad saw dpt cerita seluruh kisah para nabi tsb padahal di Mekah dan Madinah hampir2 tidak ada org Kristen.

Jelas akal sehat kita akan menolak jika dikatakan AlQur'an karangan Muhammad saw.

Begitu juga cerita ttg Musa a.s sangat lengkap padahal org Yahudi tdk ada yg mengajarkan Taurat kpd nabi yg tinggal di Mekah. 

Bahkan di Mekah hampir2 tdk ada org Yahudi.


*Bukti ke Tiga.*


Dulu ada seorang pelaut Eropa. Kebetulan diatas kapalnya ada AlQur'an terjemah. Sekedar mengisi kekosongan selama dalam pelayaran beliau iseng membaca-baca AlQur'an terjemah tsb. Beliau sangat terpesona dgn pembicaraan AlQur'an ttg lautan, badai dan yg terkait. Bahasanyapun sgt dalam dan puitis.

Ketika beliau berlabuh di India dia bertanya tanya kpd Muslim disana ttg Muhammad saw.. 

Dari muslim India tsb dia memperoleh keterangan bhw Muhammad Saw hidup di tengah gurun pasir dan tdk pernah melihat lautan. 

Maka dia sgt yakin bahwa mustahil AlQur'an karangan Muhammad saw yg bisa dgn sgt indah melukiskan lautan padahal ia tdk pernah melihat laut. Sehingga ia pun segera memutuskan masuk Islam.


*Bukti ke Empat.*


Di dalam Surah Al Furqan, Ayat: 53 Allah swt berfirman: Dan Dialah ( Allah ) yg membiarkan dua laut yg mengalir berdampingan yg satu tawar dan segar yg lainnya asin dan pahit. Dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yg tdk tembus.

Haha ... dari mana Muhammad saw lelaki gurun pasir itu tahu, padahal beliau tdk mengerti sedikit pun tentang lautan dan bahkan dua laut yg beda rasa dan warna itu pada masa hidup beliau belum ditemukan orang.

Jadi sekali lagi, tdk mungkin AlQur'an tsb karangan Muhammad saw.


*Bukti ke Lima.*


Pada masa Muhammad saw hidup, ada dua negara Imperium, yaitu Imperium Romawi dan Imperium Persia.

Dua imperium ini sering berperang. Ketika dimasa hidup beliau, Persia berhasil mengalahkan Romawi. Hal ini membuat masyarakat musyrik Mekah menjadi gembira karna orang Persia juga penyembah Berhala.

Sebaliknya org Islam bersedih karena Romawi menganut Agama Nasrani yg seakar dgn islam.

Kemudian turun Ayat yg menghibur orang islam,

Surah Ar-Rum, Ayat: 2, 3 & 4  menjelaskan bahwa beberapa tahun lagi akan kembali terjadi peperangan dan peperangan tsb akan  dimenangkan oleh Romawi shg umat islam yg pro Romawi pun menjadi gembira. 

Ayat ini pun ditertawai oleh kaum Musyrik Qurais dianggap sbg bualan Muhammad saja, karena waktu itu Romawi terlihat sudah sangat lemah.

Maka Abu Bakar menantang org musyrik untuk bertaruh dgn taruhan belasan ekor unta. Tantangan diterima oleh musrik Qurais dan tujuh thn kemudian apa yg di ramalkan AlQur'an pun terjadi :

Romawi kembali perang dgn Persia dan peperangan dimenangkan orang Romawi.

Jika AlQur'an bukan dari Allah swt dan hanya sekedar karangan Muhammad saw, tentu beliau tdk akan bisa meramal sesuatu yg akan terjadi dimasa depan.


*Bukti ke Enam.*


Seluruh ahli bahasa dan ahli syair dari kalangan musyrik Qurais mengakui secara jujur bhw kalimat kalimat AlQur'an sangat tinggi kandungannya, sehingga indah susunan kata katanya dan sgt memukau.

Tdk ada sebelumnya kalimat kalimat cerita, nasehat dan kalimat berita yg ditulis

manusia yg sebagus AlQur'an sampai sampai org Qurais pun menjuluki Muhammad saw sbg tukang sihir yg kata-katanya bisa memukau semua orang.

Dan bukti yg lebih mencengangkan lagi

dari jutaan kitab yg pernah ada di dunia ini, hanya AlQur'an lah satu satunya kitab yg bisa dihapal secara pas kata demi kata oleh jutaan org.

Bahkan orang yg tidak mengerti bahasa Arab spt ribuan anak anak indonesia mampu menghapal AlQur'an yg lebih dari 600 halaman.


Adapun Pastur dan Pendeta, tdk akan mampu menghapal injil ( Beibel ) kata demi kata secara pas, walau hanya 100 halaman.

Hal ini menunjukkan bahwa Allah swt sbg yg menurunkan AlQur'an telah mengatur sedemikian rupa, shg memudahkan bagi semua orang untuk menghafalnya.


*Bukti ke Tujuh.*


Dlm Aurah Yunus Ayat: 92 diceritakan bahwa jasad Fir'aun musuhnya Musa a.s akan diselamatkan Allah swt. 

Padahal peristiwa sejarah Musa dan Fir'aun tsb terjadi 1.200 thn sebelum masehi.


Pada awal abad ke-19 Th. 1896 seorang ahli purbakala : Loret, menemukan dilembah Raja Raja Luxor - Mesir satu mummi yg dari data-data sejarah terbukti bahwa ia adalah Fir'aun yg bernama Maniptah.

Pada tanggal 08 Juli 1908 Elliot Smith mendpat izin untuk membuka pembalut Fir'aun, dan ternyata jasadnya masih utuh spt yg diberitakan AlQur'an.

Nah, mungkinkah Muhammad saw yg buta huruf tsb bisa mengetahui hal tsb, padahal didalam Taurat dan Injil pun tidak ada diceritakan ?


Tidak dpt tidak, akal sehat yg jujur akan berkata bahwa AlQur'an bukan karangan Muhammad saw.


*Bukti ke Delapan.*


Dlm AlQur'an Surat Yunus, Ayat: 5 Allah swt menjelaskan bahwa cahaya Matahari bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan cahaya Bulan adalah pantulan.

Darimana Muhammad saw bisa tahu, padahal dia buta huruf dan ilmu alam zaman itu pun belum sampai kesitu bahkan belum ada kajian keilmuan....


*Bukti ke Sembilan.*


AlQur'an turun secara acak. Kadang kala turun karna ada suatu peristiwa atau pertanyaan sahabat maupun org kafir. Jadi tdk ada upaya penyusunan kalimat. Kebanyakan ayat turun scr spontan dan disampaikan Muhammad saw secara lisan.

Namun yg terjadi sangat mencengangkan. Banyak terdapat keharmonisan yg diluar nalar manusia.

Dari hasil studi bertahun tahun Syeikh Abdul Razzak Naufal menemukan hal-hal yg menakjubkan yg kemudian ia paparkan dlm kitab yg ia tulis : Mukjizat AlQur'an al Kariem :


*Satu.*

Terdpt keseimbangan kata dgn lawan katanya :

Alhaya' ( hidup ) dan al maut ( mati ) disebut sama-sama 145 kali.


Annaf ( manfaat ) dan mudorat disebut dlm jumlah yg sama 50 kali.


Panas dan dingin 4 kali


Kebaikan dan keburukan : 167 kali


Kufur dan Iman, dlm bentuk kata indifinite masing-masing 17 kali... dll


*Dua.*

Kata Hari dalam bentuk tunggal berjumlah 365 ( jumlah 1 thn )

Kata Hari dlm bentuk jamak berjumlah 30 kali penyebutan ( angka satu bulan ).

Kata yg berarti Bulan hanya disebut 12 kali menunjukkan jumlah setahun. Dll ...


*Apakah semua ini kebetulan ?*


Mudah mudahan dgn keterangan sedehana ini bisa *meningkatkan kualitas iman kita dari Haqqul yakin menjadi Ainul yaqin : keyakinan yg sdh terbukti dan tdk bisa dibantah.*


Dan dengan anda membagikan ilmu yg sangat penting ini utk diketahui banyak orang, anda pun terhitung telah melakukan amal jariah yg sgt penting dlm urusan Syiar Islam.


Barakallah li wa lakum..,

Tuesday, August 24, 2021

HARTA ITU DIBAWA MATI

Hajjah Shofiyah, pemilik salah satu usaha Rumah Makan Adidarma terkemuka di Surabaya (Soto Gubeng Pojok) memang dikenal masyarakat atas kedermawanannya, seakan harta telah begitu tak berharga baginya.

Seakan dunia telah begitu hina di matanya.

Inilah mungkin sosok nyata orang yg dunia di tangannya dan akhirat di hatinya.

Maka beberapa orang pengusaha muda yg bersemangat mendatangi beliau.

"Ajarkan pada kami Ji, bagaimana caranya agar kami seperti Hajjah Shofiyah."

"Bisa bisnis maju & sukses, tidak cinta pada harta dan tidak sayang pada kekayaan.. hingga seperti Hajjah Shofiyah bersadaqah terasa ringan"

"Wah", sahut Hajjah Shofiyah tertawa, 

"Antum salah alamat!"

"Lho?"

"Lha iya... kalian datang pada orang yg salah. Lha saya ini SANGAT SAYANG JG MENCINTAI HARTA SAYA."

"Saya ini sangat mencintai Aset yg saya miliki "!!!

"Lho?"

"Kok lho?? Lha sebab saking cinta dan sayangnya saya pada harta, SAMPAI-SAMPAI SAYA TIDAK RELA MENINGGALKAN HARTA SAYA DI DUNIA INI."

"AKAN SAYA BAWA MATI DIKUBUR DENGAN HARTA BISNIS SAYA.."

"Saya TIDAK MAU BERPISAH dengan kekayaan saya."

Makanya sementara ini saya titip-titipkan dulu :

"TITIP pada Masjid."

"TITIP pada anak Yatim."

"TITIP pada Fakir miskin."

"TITIP pada Madrasah."

"TITIP pada Pesantren."

'TITIP pada pejuang fii sabilillah."

"TITIP pada Guru2 Agama."

"TITIP pada Karyawan yg rajin Ibadah."

"TITIP pada sodara dan karyawan yg dirawat sakit."

"Alhamdulillah ada yg berkenan mau dititipi, saya senang sekali."

"Alhamdulillah ada yg sudi diamanati, saya bahagia sekali."

"In syaa Allah DI AKHIRAT NANTI SAYA BISA AMBIL LAGI TITIPAN SAYA."

"Saya ingin kekayaan saya itu DAPAT SAYA NIKMATI BERLIPAT-LIPAT di ALAM KUBUR dan di AKHIRAT"

Jadi..! Siapa bilang harta tdk dibawa mati?

HARTA ITU DIBAWA MATI!!

Caranya?

"JANGAN BAWA SENDIRI... 

Minta tolong dibawakan oleh anak Yatim, Fakir miskin, orang-orang yg berjuang di jalanNYA dll.

Karena anak dan keluarga sy cuma kasih kain kafan putih saja ketika sy sdh meninggal nanti."

Semoga menjadi renungan kita para sahabat yg sholeh dan sholehah.

Share jika memang bermanfa'at ..

Boleh dishare biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit disimpen sendiri juga gak apa-apa.

Rasulullah S.A.W bersabda:

"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ayat saja dan ada orang yang mengamalkannya, maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." 

(HR. Al-Bukhari)

Sunday, November 29, 2020

RACUN YANG BISA MEMBUNUH PARA LELAKI

بسم الله الرحمن الرحيم

Suatu ketika seorang wanita muda yang cantik telah lelah menjalani kehidupan rumah tangganya, ia ingin membunuh suaminya dan lepas darinya.

Pada pagi hari ia menemui Ibunya dan berkata:
"Wahai Ibu, aku sudah lelah menghadapi suamiku dan sudah tidak sanggup lagi hidup bersamanya, aku ingin membunuhnya, tetapi aku takut nantinya pengadilan akan menuntut pertanggung jawabanku, apakah ibu bisa menolongku?"

Ibunya menjawab:
"Aku bisa membantumu wahai putriku, tetapi ada hal kecil yang perlu kamu lakukan".

Putrinya bertanya:
"Hal apa itu, Aku siap dan selalu siap melakukannya agar aku bisa lepas darinya".

Ibunya berkata:

" Kalau begitu, kamu harus berlaku baik padanya agar tidak ada seorangpun yang curiga kepadamu ketika dia meninggal nanti".

"Kamu harus mempercantik diri sehingga kamu tampak lebih muda dan menarik baginya dan dia pun tidak akan curiga sama sekali".

"Kamu harus benar-benar memperhatikannya, harus lembut, menghargai dirinya dan keluarganya agar dia tidak merasakan keanehan sama sekali".

"Kamu harus menjadi lebih penyabar, penyayang dan sedikit cemburu, memiliki telinga yang lebih banyak mendengar dan lebih banyak menghormati sehingga dia akan mengatakan:

*"Istriku yang terbaik".*

Dan orang tidak akan mencurigaimu.

Belanjalah tanpa boros,seperlunya saja dan jangan merasa sebal sehingga ketika ia memberikan kepadamu harta ia akan berkata:

 "Istriku bukan wanita serakah yang hanya menginginkan harta saja".

"Jangan meninggikan suaramu di depannya, tetapi dukung dia dengan kedamaian dan cinta, sehingga ia tidak akan menaruh curiga kepadamu ketika ia meninggal".

 "Sanggupkah kamu melakukan itu semua?" tanya Sang Ibu.

"Iya, saya sanggup". Jawabnya.

Ibunya berkata:
Baiklah...ambil serbuk ini, lalu taburkan sedikit pada makannya, ia akan mati secara perlahan.

Setelah 30 hari putrinya kembali menemui ibunya dan berkata:
"Sekarang aku tidak memiliki niatan membunuh suamiku atau lepas darinya lagi, mulai sekarang aku mencintainya karena dia sekarang berubah menjadi suami yang sangat lembut".

"Apa yang bisa aku lakukan untuk menghentikan kerja racunnya? Aku mohon bantuanmu Ibu? "

Dengan nada yang sedih, Ibunya menjawab:
"Jangan risau putriku, dari awal aku tidak memberikan kepadamu racun, ia hanyalah serbuk biasa yang tidak akan pernah bisa membunuhnya".

"Pada kenyataannya kamulah sebenarnya racunnya yang membunuhnya secara perlahan dengan tegangnya suasana, perselisihan, dan banyaknya permasalahan Maka ketika kamu mulai mencintainya, memuliakannya dan memperhatikannya kamu dapati dia berubah menjadi suami yang sangat  penyayang.

Sebenarnya para lelaki bukanlah sosok yang jahat, akan tetapi cara kita dalam berinteraksi dengan mereka yang mempengaruhi respon dan pandangan mereka terhadap kita para wanita jika kalian mampu menampakan penghormatan, pengorbanan, cinta dan perhatian.

Resep  paling bagus dan indah untuk para wanita yg sdg bermasalah dgn suaminya....

Monday, February 11, 2019

PISANG HIJAU DAN PISANG KUNING

From : Arafat Channel

Sebuah poster di sudut supermarket menarik perhatian saya ketika itu. Mungkin saudara juga pernah melihat yang semacam ini pada rak bagian sayur dan buah-buahan.

Poster itu menggambarkan tentang perkembangan kematangan buah pisang, sejak datang dari kebun dan masih berwarna hijau, hingga masuk supermarket dan berwarna kuning matang.

Jika diperhatikan seksama, buah pisang yang hijau akan berjalan menuju fase yang semakin naik, semakin bertumbuh, dan semakin kuning. Puncaknya adalah ketika pisang itu matang.

Setelah pisang itu matang, maka ia akan berjalan menuju fase yang semakin turun, semakin berkurang nilainya, dan berakhir dengan membusuk. Jadi periode pertumbuhan ke arah yang lebih baik hanya terjadi selama pisang itu masih hijau.

Mungkin proses pada pisang inilah yang menginspirasi wejangan dari negeri barat yang cukup terkenal,

When you're green you grow, when you're ripe you rot.

"Selama merasa dirimu masih hijau, maka engkau akan terus tumbuh. Selama merasa dirimu matang, maka engkau akan mulai membusuk."

Orang-orang yang senantiasa rendah hati, merasa masih perlu belajar, haus akan ilmu, mereka akan terus tumbuh dan sukses. Karena dirinya terbuka akan hal-hal baru. Mereka ini selalu menganggap diri sendiri masih hijau meski kita lihat sebenarnya mereka adalah jajaran orang-orang yang sudah berhasil.

Sebaliknya orang-orang yang senantiasa tinggi hati, merasa sudah pintar, tidak butuh lagi ilmu, saat itulah sebenarnya mereka akan mulai menurun. Karena dirinya tertutup akan hal-hal baru. Mereka ini selalu menganggap diri sendiri sudah matang meski kita lihat sebenarnya mereka belum pula berhasil di bidangnya.

Al-Imam Syafi'i mengibaratkan orang-orang yang rendah hati laksana bintang di langit. Tetapi mereka tidak merasa tinggi, karena mereka hanya melihat dirinya di permukaan air. Tentu saja semakin tinggi bintang akan semakin rendah pula yang tampak di permukaan air. Luar biasa!

Oleh karena itu, mari kita jaga sifat ini dalam hati kita. Senantiasalah merasa masih hijau, agar kita menghormati ilmu dan terbuka untuk berbagai masukan. Anggap saja pikirin kita bagai gelas kosong selalu, sehingga siap menampung hal-hal baru.

Salam Hijrah.
⏰ Waktunya bangun dan berubah dari tidur panjang kita!

Thursday, June 21, 2018

AGAR ANAK HAFAL AL QURAN SEBELUM USIA 7 TAHUN

Saudaraku, inilah kiat-kiat praktis mendidik putra-putri kita hafal Al Quran sebelum usia 7 tahun. .

Kiat-kiat ini disampaikan oleh Syekh Dr. Kamil Al Labudi, 29 Ramadhan 1437 H. .

Kiat-kiat ini disampaikan beliau berdasarkan pengalaman beliau dalam mendidik ketiga putra/putri beliau hafal Al Quran 30 juz dalam usia 4,5 tahun. Semua putra/putri beliau hafal Al Quran 30 juz sebelum usia mereka 5 tahun. .

1. Tabarok hafal 30 juz ketika usianya 4,5 tahun,

2. Yazid hafal 30 juz ketika usianya 4,5 tahun,

3. Zainah hafal 30 juz ketika usianya 5 tahun. .
Inilah kiat-kiatnya:

1. Ketika anak kita lahir, dari usia 1 hari perdengarkan Al Quran setiap harinya 1 juz dan ulangi sebanyak 5 kali.
Ulangi terus selama satu bulan. Jadi dalam waktu 1 bulan 1 juz di ulang sebanyak 150 kali.

Maka waktu yang diperlukan untuk menamatkan memperdengarkan Al Quran sebanyak 30 juz hanya 30 bulan, yaitu 2,5 tahun. Ketika anak kita usianya 2,5 tahun dia sudah mendengarkan Al Quran 30 juz sebanyak 150 kali. .

2. Pilihlah bacaan dari para Masyayikh, para Qori yang terkenal bacaannya fasih, seperti Qori Syekh Mahmud Kholil Al Hushori, Syekh Shiddiq Al Minsyawi, dll. Atau para Qori dari Saudi Arabia, seperti Syekh Ali Al Hudzaifi, Syekh Muhammad Ayyub, dll. .

3. Ketika anak kita sudah tamat mendengarkan bacaan Al Quran 30 juz, maka ajarkan hafalan kepadanya. Sehari setengah halaman atau satu halaman, ulangi setiap harinya sampai 5 kali. .

4. Buat cara yang menarik untuk anak kita agar mau menghafal, berikan hadiah ketika bisa mencapai target. .

5. Doa kepada Allah ta'ala agar dimudahkan dalam membimbing anak kita dalam proses menghafal Al Quran 30 juz. .

Dengan metode seperti ini, hanya perlu waktu 1,5 tahun anak kita hafal Al Quran 30 juz. .

Mudahan-mudahan Allah ta'ala berikan karuniaNya kepada kita semua agar keluarga kita menjadi Ahlul Quran dan semoga putra-putri kita hafal Al Quran 30 juz

Copas

800.000 TITIK CAHAYA

Tulisan bagus dari Rendy Saputra

Ummat saat ini memiliki 800.000 gedung yang hanya dipakai 5 jam per hari. Gedung itu bernama : MASJID.

Disinilah awal mula ide pemberdayaan Masjid sebagai asset ummat. Dari pondasi pemikiran ini, kita harus kembali memaknai... sudah sejauh mana kita MEMANFAATKAN 800.000 asset ini.

***

Narasi tentang pemberdayaan masjid ini akan Saya sampaikan secara runut.

Pertama, optimalisasi masjid sebagai sarana ibadah.
Kedua, optimalisasi masjid sebagai titik manajemen ummat.
Ketiga, optimalisasi masjid sebagai asset fisik.

***

Kita masuk pada pemikiran pertama, masjid sebagai sarana ibadah.

Sahabat, masjid biasanya dibangun secara bersama-sama oleh warga, walaupun ada masjid yang memang dibangun oleh pribadi. Perbedaan yang nampak nyata adalah... masjid yang dibangun oleh kekuatan publik biasanya lemah pada pengelolaan, dan masjid yang dibangun personal biasanya terkelola baik. Sederhananya, karena ada sponsor personal yang terus menyuplai kebutuhan perawatan masjid.

Pada ruang pemikiran pertama ini, Saya lebih memodelkan masjid yang memang dibangun bersama.

Masjid yang dibangun bersama berarti dimiliki bersama, dimiliki oleh warga. Artinya ia adalah milik ummat. Didalam bisnis, ummat menjadi "owner" dari masjid.

Tapi disisi lain, masjid juga dituntut melayani ibadah jamaah, maka ummat juga berada pada posisi "market" dalam waktu yang bersamaan.

Yang biasanya belum ada adalah "Dewan Eksekutif" yang memang menjalankan masjid secara profesional. Dewan direksi beserta jajarannya.

Sebagian masjid membentuk Dewan Kepengurusan Masjid (DKM), dan DKM secara sukarela menyisihkan waktu untuk mengurus masjid. Pada pengurus DKM usia produktif, mengurus masjid tidak bisa menjadi aktivitas utama, karena harus bekerja dan berbisnis mencari nafkah. Akhirnya mengurus masjid menggunakan waktu sisa.

Jika para pensiunan mewarnai DKM, aura eksekusinya juga tidak bisa diharapkan cepat, kurang kreatif ...karena natural nya organisasi itu dijalankan oleh usia produktif. (Dengan tetap menghargai para pensiunan yang menjadi DKM)

Maka, perlu digagas dewan eksekutif yang profesional dalam kepengurusan masjid. Muda, berkapasitas dan memang full dedikasinya untuk mengurusi masjid.

Artinya..., ada Owner beserta jajaran komisaris dan ada CEO beserta jajaran eksekutornya.

Ide gila nya disini : 1 masjid, harus dikelola oleh 1 CEO profesional dengan kepuasan jamaah sebagai Key Perfirmance Indicator nya.

1 CEO
1 direktur operasional-ibadah
1 direktur keuangan
1 direktur komunikasi-media
1 direktur ziswaf
1 direktur pembinaan jamaah
1 direkrur General Affair

1 CEO... 6 Direktur ... 7 BOD.

1 direktorat bisa merekrut lagi 5 staff. Akhirnya 1 masjid bisa menyerap 37 tenaga kerja.

Bayangkan angka 800.000 masjid x 37 tenaga pengelola. Anggaplah dengan masjid kecil, menjadi 20 pengelola per masjid, berarti untuk ranah pelayanan masjid saja, terbuka 16 juta lebih lapangan kerja baru.

Turunan dari cara kerja seperti ini akan sehat. Bapak-bapak DKM tetap elegan menjadi pengurus DKM. Bapak-bapak akan menjadi owner dan mengawasj kerja jajaran eksekutif. Ini mirip owner bisnis ngontrol pekerja.

Kan memang iya, uang ummat menggaji CEO+team dan mereka kembali melayani ummat, diawasi oleh perwakilan ummat... share holders..., namanya DKM.

Selanjutnya, SDM timur tengah yang sudah belajar diinul Islam, Quran, Hadist, akan terberdayakan dengan baik. Jika 1 masjid butuh 1 imam hafidz dan terdidik, maka kita bisa menyerap 800.000 hafidz. 800rb imam, 800rb muadzin.

Selanjutnya, SDM yang sekolah zakat, sekolah ekonomi, bisa duduk di direktorat keuangan dan zakat. Semua terberdayakan. Belum lagi kita bicara direktorat pembinaan jamaah yang akan saya sampaikan detail di poin ketiga.

**

Poin kedua adalah masjid sebagai titik menajemen ummat.

Jika kita bicara manajemen, kita bicara tentang SIAPA yang kita kelola dan BAGAIMANA, mau diapakan.

Jika kita hadir ke sebuah masjid, dan hadir ke jajaran DKM, mari tanyakan hal ini :

1. Berapa KK yang dilayani oleh masjid ini.
2. Ada berapa laki-laki dewasa yang telah sadar menjadi jamaah ini, nama, usia, profesi, keahlian, dan rumahnya dimana.
3. Berapa anak-anak muslim yang harus menjadi perhatian masjid ini.
4. Berapa muslimah...

Terus.. terus dan terus.. data.. data.. dan data.. dan saya yakin.. datanya tidak ada.

Kecuali memang masjidnya profesional.

Saya ingin membuka mata anak bangsa : Jumlah kelurahan dan desa di Negeri ini, menurut data BPS 2016, itu ada 82,030. Ada selisih dengan data lain, tapi bisa dibilang 80.000an

Jika jumlah masjid ada 800.000 dan jumlah desa kelurahan ada 80rb, berarti 1 desa/kelurahan terdapat 10 masjid. Sebuah proporsi yang pas untuk manajemen ummat.

Sahabat, bayangkan,....

Islam menuntun shalat berjamaah 5 waktu di masjid. Berarti ada sekumpulan laki-laki baligh dewasa yang "meet up" 5x sehari. Anehnya, meet up 5x sehari... tetapi hampir tidak ada sinergi yang terjadi. Yang nganggur tetap nganggur, yang sulit kuliah tetap sulit kuliah. Aneh bukan?

Konsep masjid sebagai wahana manajemen ummat, dalam benak Saya adalah benar-benar mengurus dan mensinergikan seluruh kekuatan yang ada dalam tubuh ummat.

Masjid memutuskan sejauh mana rentang wilayah layanannya. Petakan. Tarik area pake spidol. Arsir. Ini wilayah layanan masjid A. Clear.

Lalu masjid mendata seluruh kaum muslimin pada area tersebut, pokoknya yang muslim didata. Mau ke mesjid atau tidak,  harus menjadi target layanan masjid. Kan dimandikan dan disholatkannya disitu toh?

Dari data ini akan terbaca, tingkat pendidikan, keahlian, engagement dengan masjid, bahkan sampai kebutuhan dan masalah yang sedang dihadapi.

Lucu donk, ada anak muda bolak balik 5 waktu ke masjid, 5 bulan nganggur, sementara di mesjidnya ada pengusaha yang punya bisnis 100 outlet. Ini gak lucu blasss.

Lucu donk, ada jamaah yang bingung nyari guru private kalkulus anaknya, sementara sarjana matematika bolak balik berjamaah disebelah si bapak.

Pendataan ini adalah fungsi manajamen dan dengan begini... CEO masjid tidak hanya berfikir proses ibadah berjalan baik, tetapi juga beliau memiliki LIST UMMAT yang harus dilayani. Makanya wajar SDM dedicated, karena kerjanya full time.

- bapak itu sudah dapat kerjaan belum?
- ibu itu single parent butuh dicarikan suami nggak?
- anak keluarga itu pinter tapi kok gak kuliah kenapa?
- adek itu kok masih nganggur aja.
- mas itu bisnis kayaknya kurang modal.
Hayuk.. masjid bantu.. kira-kira jamaah kita ada yang punya solusi gak ya?

Bahasan-bahasan seperti ini harusnya menjadi wahana kerja setiap BOD masjid di 800.000 masjid yang ada. Bayangkan... saya membayangkan saja merinding.

Konsep pelayanan seperti ini akan menarik kekuatan donasi ummat lebih besar. Karena ada programnya be-RESONANSI. Ummat Islam Indonesia ini mudah, selama ada program, urunan jalan. Gampang. Asal konkret, komunikasi baik. Semua akan mengalir.

Dengan begini, potensi kekuatan ummat akan hadir. Setiap warga muslim yang terdaftar di masjid tertentu akan terperhatikan. Ikatan-ikatan sosial kita sebagai ummat akan kokoh. Karena masjid hadir bukan hanya sebagai fungsi fisiknya, tetapi fungsi intrinsiknya : melayani kebutuhan ummat

***

Poin ketiga, masjid sebagai asset fisik ummat.

Sahabat, jika Anda berbisnis, Anda pasti memahami usability. Tingkat kegunaan asset yang Anda punya.

Masjid yang dibangun oleh sebagian besar ummat ini, relatif HANYA digunakan 5 waktu dalam sehari. Itu saja. Jika dari adzan hingga selesai dzikir dan doa itu anggaplah 1 jam, maka masjid hanya digunakan 5 jam dari 24 jam yang ada.

Anda punya pabrik, dipakai 5 jam saja.
Anda punya warung, buka 5 jam saja.
Anda punya mesin fotokopi, bekerja 5 jama saja.
Bagaimana perasaan Anda?

Ratusan bahkan miliaran rupiah UANG UMMAT sudah di investasikan untuk bangun masjid, tetapi dipakai hanya 5 jam bahkan kurang per hari. Bagaimana perasaan Anda? Bagaimana guncangan fikiran Anda saat ini?

Dari pemikiran ini, sahabat muslim dengan fikiran pemberdaya, tidak boleh mengijinkan hal ini terjadi. Mubazir.

Mari tantang fikiran kita.

Setelah subuh, masjid lengang mulai pukul 7.00. Coba kita bikin program :

7.00 sd 9.00 : ruang utama masjid jadi wahana kelas hafalan quran untuk remaja yang belum kerja, masih nunggu kuliah, atau memang bisnis, entrepreneur waktunya bebas.

09.00 sd 11.30 : masjid menjadi kampus. Buka kelas non formal. Bikin silabus. Pengajar cari relawan. Masjid dipakai gratis. Berarti mahasiwanya bisa gratis. Ini solusi pendidikan.

Pada jam ini, ibu-ibu relatif sudah antar anak ke sekolah. Bisa dilakukan taklim ibu-ibu. Jika tidak, selasar masjid menjadi wahana pengajaran bikin roti, menyulam, kerajinan, bahkan kejar paket A, B, C. Apa aja... yang penting manfaat untuk ummat.

13.00 sd 15.00 : mata kuliah kedua. Untuk masjid kampus. Selasar bisa adakan kegiatan lain.

16.00 sd 17.00 : TQA dihidupkan, jika sudah banyak anak-anak yang sekolah si SDIT, bisa jadi sekolah Quran untuk jamaah dewasa.

20.00 keatas : dirosah islami, ajarkan ummat shiroh, hadist, fiqh, selesai jam 21.00. Majelis cair terbuka setiap malam.

Pertanyaannya, yang ngajar siapa, SDM nya mana...

kan ada nomor 2 diatas. Masjid banyak uang. Manajemen kokoh. Ada SDM dedicated. SDM pengajar bisa dibayar secara profesional. Dan akan sangat layak.

Intinya mari kita maksimalkan. Bahkan lebih dahsyat lagi, malam harinya bisa gunakan area tertentu untuk tempat inap musafir atau sahabat tunawisma. Kenapa nggak? Semacam shelter inap semalam.

Ambil satu space, lapisi karpet khusus, beri hijab pembatas, jadikan masjid ramah musafir, ramah orang lemah. Disitulah da'wah akan terasa sangat mendalam dihati ummat.

Anak-anak muda bisa wifi-an di masjid. Block aja konten yang negatif.

Beri space berkumpul dan bercengkarama di masjid. Masjid ramah pertemuan.

Ada area masjid untuk playground anak-anak balita. Biar akrab sama masjid, dan saat shalat fardhu dijaga baby sitter khusus. Digaji oleh masjid.

Masjid menjadi tempat bimbel, pelatihan bisnis, diskusi, meet up, yang gak boleh kan jualan di dalam masjid. Pekarangan boleh kayaknya. Banyak koperasi di komplek mesjid kok.

Intinya gunakan. Jangan begitu mau digunakan, ada info : "adik-adik remaja masjid pake acaranya di selasar ya, soalnya karpet masjidnya baru beli"

Ya Salaammm... ini terjadi... aseli... karpet dibelain.. generasi muda Islam gak dikasih tempat... YA Rabb...

**

Tulisan Saya apa adanya. Saya sudah memaksimalkan diri sesopan dan sesantun mungkin. Ini sebabnya, dalam setiap roadshow, Saya selalu minta sesi kuliah subuh ke masjid-masjid.

Alasan pertama biar ada yang jemput paksa shalat subuh. Hehehehe..

Alasan kedua, karena di masjidlah kekuatan utama ummat ini. Itupun kalo dimaksimalkan.

Karakteristik ummat Islam Indonesia ini "wait and see". Mereka tidak begitu cepat dan inisiatif membangun sesuatu. Pemalu, gak enakan, takut konflik, malas ngasih saran. Keranan masjid bocor aja gak ada yang berani ngasih masukan.

Tetapi ketika ruang-ruang kolaborasi dan sinergi dibuka, maka kekuatan akan datang. Ketika pelayanan jelas terasa, donasi akan hadir berlimpah.

Sama seperti bisnis. Maaf banget. Logika ini harus saya sampaikan.

Jika perusahaan Anda jasa layanannya baik, maka market akan berulang beli layanan Anda. Jika tidak. Market tidak repeat.

Saya merasakan sendiri, jika sebuah masjid progressnya baik, terawat, ekosistem pengelolaannya terasa, maka kita pasti mau dukung maksimal.

Saya secara pribadi berharap, tulisan ini bisa mendorong banyak DKM untuk berbenah diri. Kemudian melangkah berani membangun sistem layanan profesional pada masjid. Dan kemudian menyadarkan ummat Islam, untuk kemudian MENGINDUK ke masjid-masjid terdekat. Shalatlah fardhu di masjid, dan bangunlah ikatan sosial sesam ummat Islam.

Perlu ada keberanian membayar 1 CEO masjid senilai 15 juta rupiah per bulan, ketika memang beliau mampu membangun layanan untuk 1.000 KK muslim, dengan raihan donasi 1M per bulan, baik dari jamaah, donatur corporate ataupun amal usaha masjid. Kenapa tidak?

Jika masjid melakukan 3 fungsi diatas, maka secara cepat kita akan meningkatkan kualitas pendidikan ummat, kualitas ekonomi ummat dan kualitas sosial ummat.

Ummat Islam yang 225 juta ini akan ter urus baik melalui kehadiran masjid-masjidnya yang menjadi simpul layanan sosial.

Pada keadaan yang cukup gelap, maka Saya menyebut masjid sebagai 800.000 titik cahaya.

Teranglah wahai bangsa ku.... nyalakan cahayamu...

**

Thursday, April 05, 2018

Indahnya Wakaf...

KISAH INSPIRATIF DARI HJ. ISMAIL
Saya perjalanan dari Gontor ke Batang, mampir Solo untuk makan siang bersama KH. Ahmad Jameel, Pimpinan PPPA Darul Quran dan Kiai Bisri, Pimpinan Tazakka Batang, Ustadz Faiz dan Ustadz Affandi. Kiai Jameel mengajak makan di rumah makan "ibunya", saya kaget karena setahu saya beliau dari Banten.
Ternyata, rumah makan yang dimaksud Kiai Jameel adalah RM. Taman Sari, Jln. Adisucipto, Colomadu, Solo, milik Hj. Ismail (73 tahun), ibu yang dimaksud oleh Kiai Jameel.
Sembari makan, kami ditemani Pak Didin, salah seorang pembina di PP Darul Quran, Solo. Pak Didin bercerita ttg bagaimana kisah wakafnya Hj. Ismail. Kami semua menyimaknya, dan saya juga merinding mendengarnya. Benar-benar inspiratif dan amazing.
Singkat cerita, Daqu Solo dulu kecil, dan ingin mengontrak sebuah bangunan lagi karena sdh tidak bisa menampung santri, sembari berpikir bagaimana membebaskan tanah lagi utk perluasan dan membangun gedung di atasnya.
Singkat cerita, Hj. Ismail datang memberi cheque 100 juta, persis senilai untuk mengontrak sebuah bangunan yang akan dijadikan asrama. Tiga hari kemudian, beliau kembali lagi ke pondok, karena katanya hatinya tdk tenang memikirkan rencana pondok.
Akhirnya ia datang lagi, meminta kembali cheque yang 100 juta, dan menggantinya dengan 500 juta. Sampai di situ? Tidak. Sejak itu, tiga kali berturut-turut beliau mimpi didatangi suaminya yang telah wafat, dalam mimpinya itu suami berkata: "Bu, mbok aku dipikirkan di sini, anak-anak dibangunkan rumah, saya juga mbok ya dibangunkan rumah juga". Mimpi itu berulang kali, akhirnya minta nasehat ke Ustadz Yusuf Mansur dan dikatakan bahwa itu bisa jadi isyarat untuk membangunkan rumah di surga bagi suaminya. Artinya apa? Wakaf!
Maka, datanglah lagi ke pondok dan minta proposal gedung yang akan dibangun utk asrama santri itu. Ternyata nilainya miliaran rupiah. Dan sang ibu menyanggupinya. Allahu Akbar!
Di sisi lain, ada orang yang akan mewakafkan tanahnya di Jkt tapi lama belum laku-laku, padahal uang hasil jual tanah itu akan diwakafkan utk membebaskan tanah yang di Solo. Suatu ketika, sang wakif akan umrah, sebelumnya telpon ke Pak Didin, mau minta didoakan apa? Pak Didin menjawab: Mohon didoakan agar tanah Bapak segera laku supaya segera dapat membebaskan tanah yang di sini karena sang ibu sudah siap akan membangunkan gedungnya.
Apa yang terjadi? Sepulang umrah, dalam pesawat dari Jakarta ke Solo, bapak yang wakaf tadi duduk berdampingan dengan seorang pengusaha kaya, dan entah kenapa, berceritalah tentang 'kegalauan' mengenai tanahnya yang belum laku.
"Mau dijual berapa?" tanya bapak pengusaha yang duduk disampingnya.
"2 miliar saja" jawabnya singkat. Subhanallah, tanpa menawar, dan tidak kenal sebelumnya, tiba-tiba deal begitu saja.
Karena niat awalnya adalah akan dibagi ke beberapa lembaga, maka uang 2 miliar itu: 1 miliar diserahkan kepada Daqu Solo dan yang 1 miliar lagi dibagi habis ke beberapa masjid di jakarta.
Singkat cerita, uang untuk tanah sudah ada 1 miliar. Padahal, harga tanahnya 1,6 miliar. Berarti kurang 600 juta lagi. Kembali Allah kirim pertolongan-Nya, sang ibu menelpon salah satu putranya dan memerintahkannya untuk menutup semua kekurangan pembebasan tanah senilai 600 juta itu. Maka, hari itu juga, persoalan tanah selesai! Segeralah dibangun gedung 5 lantai wakaf dari ibu.
Ada kisah menarik lain lagi. Perlu saya ceritakan di sini. Suatu ketika, di rumah makan ada 3 bus rombongan pariwisata mampir makan di situ. Tiba-tiba satu bus rusak dan harus turun mesin, sehingga supir, kenek dan beberapa orang mekanik harus menginap di situ beberapa hari untuk betulkan mesinnya.
Sang ibu bilang pada supir, "Coba telponkan bosmu saya mau bicara". Maka, disambungkanlah pada bos mereka melalui saluran telepon. Kira-kira begini yang dikatakan ibu kepada bos pemilik bus itu.
"Ini supir, kenek dan karyawanmu beberapa hari di sini tidak usah dipikirkan, dan jangan dimarahi, biar saya yang nanggung semuanya makan, minum, nginap dan uang hariannya, dan kalau pun ada kerugian jangan dibebankan ke mereka, saya yang nanggung."
Mendengar hal itu, sang supir menangis karena haru atas kebaikan sang ibu. Bos pemilik bus pun kebingungan, kok ada ya orang sebaik ini, padahal tidak kenal.
Sejak saat itu, berita segera menyebar di kalangan supir-supir bus pariwisata, rupanya supir tadi mengisahkannya kepada kawan-kawan sejawatnya. Maka, hingga hari ini rumah makan Taman Sari ramai dikunjungi bus-bus pariwisata.
Bukan cuma itu, ibu juga menanggung biaya makan para santri yang sedang belajar di pondok solo tadi.
Saat ini di belakang rumah makan, selain parkiran yang luas layaknya terminal bus, ibu juga sedang membangun masjid dan gedung pertemuan. SubhanalLaah, masjidnya keren banget, besar mirip masjid raya dan ada liftnya. InsyaAllah sebelum Ramadhan ini katanya akan jadi. Amiiin ya Rabb.
Kami diajak Kiai Jameel dan Pak Didin silaturahim di ruangannya di samping dapur rumah makan tersebut. Subhanallah, sederhana sekali, ruangan hanya berukuran sekitar 5 x 7, ada dipan buat istirahat, kursi buat nerima tamu, dan sebidang tempat untuk shalat.
Ibu menerima kami dengan wajah bersinar dan teduh, lembut dan penyayang. Kami, dibawakan makanan untuk makan malam di jalan.
Saya sampaikan kepada beliau: "Ibu, berbahagialah karena apa yang ibu lakukan sudah benar, jadi untuk ibu ini tidak lagi berlaku pepatah hemat pangkal kaya, tetapi ibu sudah mempraktekkan pepatah: bloboh pangkal kaya.  (bloboh dalam bahasa jawa artinya gemar memberi, dermawan)."
Kepada Pak Didin saya sampaikan:
"Inilah potret muslim yang benar, wakaf menjadi gaya hidup, life style. Setiap orang berusaha menjadi kaya, tetapi endingnya adalah untuk bisa berwakaf. Saya mau jadi orang kaya supaya bisa banyak wakaf, bukan saya mau jadi orang kaya supaya bisa beli ini itu, atau supaya bisa pergi ke sana sini, dsb."
"Kalau saya punya uang 1000 lalu saya wakafkan 200, maka logika umum akan mengatakan bahwa saya mencintai yang 800 karena yang 800 tetap saya genggam. Menurut saya itu keliru, hakekatnya yang saya cintai adalah yang 200 yang sudah saya wakafkan, karena yang 200 itulah yang abadi dan benar-benar milik saya, karena yang 200 itulah yang akan menemani saya di alam kubur, di hari perhitungan, dan yang dapat mengantarkan saya ke surga bahkan dengan 200 itulah saya telah membeli rumah masa depan di surga".
Wakaf memang amazing! Menakjubkan! Semoga wakaf benar-benar bisa menjadi gaya hidup masyarakat muslim. Ushiikum wa iyyaya (aku nasehatkan pada kalian semua dan juga pada diri saya sendiri).


@anang-rikza-masyhadi
Solo, 16 Rajab 1439
2 April 2018

Wednesday, April 04, 2018

10 Alasan Menghafal Tak Hafal-Hafal Tetap Menyenangkan

1. Satu huruf Al-Qur'an satu kebaikan, dan satu kebaikan 10 pahala. Bagi yang kesulitan melafalkan, satu hurufnya dua kebaikan. Berarti setiap hurufnya 20 pahala. Semakin sulit semakin banyak. Kalikan dengan jumlah pengulangan Anda.
2. Al-Qur'an, seluruhnya, adalah kebaikan. Menghafal tak hafal-hafal berarti Anda berlama-lama dalam kebaikan. Semakin lama semakin baik. Bukankah Anda menghafal untuk mencari kebaikan.
3. Ketika Anda menghafal Al-Qur'an, berarti Anda sudah punya niat yang kuat. Rasulullah saw menyebut 70 syuhada dalam tragedi sumur Ma'unah sebagai qari (hafizh), padahal hafalan mereka belum semua. Ini karena seandainya mereka masih hidup, mereka akan terus menghafal. Jadi, meski Anda menghafal tak hafal-hafal, Anda adalah hafizh selama tak berhenti menghafal. Bukankah hafizh yang sebenarnya di akhirat?
4. Menghafal Al-Qur'an ibarat masuk ke sebuah taman yang indah. Mestinya Anda betah, bukan ingin buru-buru keluar. Menghafal tak hafal-hafal adalah cara Allah memuaskan Anda menikmati taman itu. Tersenyumlah.
5. Ketika Anda menghafal Al-Quran, meski tak hafal-hafal, maka dapat dipastikan, paling tidak, selama menghafal, mata Anda, telinga Anda, dan lisan Anda tidak sedang melakukan maksiat. Semakin lama durasinya, semakin bersih.
6. Memegang mushaf adalah kemuliaan, dan melihatnya adalah kesejukan. Anda sudah mendapatkan hal itu saat menghafal kendati tak hafal-hafal.
7. Adakalanya kita banyak dosa. Baik yang terasa maupun tak terasa. Dan menghafal tak hafal-hafal adalah kifaratnya, di mana, barangkali, tidak ada kifarat lain kecuali itu.
8. Tak hafal-hafal adakalanya karena Allah sangat cinta kepada kita. Allah tak memberikan ayat-ayat-Nya sampai kita benar-benar layak dicintai-Nya. Jika kita tidak senang dengan keadaan seperti ini, maka kepada siapa sebenarnya selama ini kita mencintai. Ini yang disebut: Dikengenin ayat.
9. Menghafal tak hafal-hafal tentu melelahkan. Inilah lelah yang memuaskan, karena setiap lelahnya dicatat sebagai amal sholeh. Semakin lelah semakin sholeh.
10. Menghafal tak hafal-hafal, tandanya Anda di pintu hidayah. Berat tandanya jauh dari nafsu. Jauh dari nafsu tandanya dekat dengan ikhlas. Dan ikhlas lahirkan mujahadah yang hebat.
Tulisan ini dari K.H. Deden M. Makhyaruddin, M.A. (Dewan Penasihat Indonesia Quran Foundation).